"MBA VIOOOOOO" Teriak Fara ketika memasuki ruangan Vio.
"Fara! Bisa nggak sih tuh suara kecilin dikit!" Bentak Vio sebal, sedangkan yang dibentak malah cengengesan.
"Hehe...maaf deh mba"
"Ngapain kamu kesini?"
"Eh iya, mba Vio minggu depan ke pesta sama siapa?" Tanya Fara sambil menjatuhkan tubuhnya di kursi depan meja Vio.
"Pesta apaan?" Vio balik bertanya tanpa mengindahkan pandangan dari notebooknya.
Fara memutar bola matanya jengah dengan atasannya yang akhir-akhir ini memang agak pelupa. "Ya apalagi kalau bukan pesta hut perusahaan kita tercintah" ucap Fara dengan gaya lebay.
"Oh itu, paling sama Ifan, kamu?" Jawab Vio santai.
"Loh, mba Vio masih sama mas Ifan?" Fara begitu terkejut mendengar jawaban dari Vio tadi yang membuat perhatian Vio teralih padanya.
"Ya masihlah, kamu tuh kenapa sih pake acara kaget kaya gitu?"
"Em...ehm...nggak...nggak papa kok mba" jawab Fara tergagap.
"Udah ngomong aja kenapa?" Selidik Vio.
"Hmm...tapi mba Vio jangan marah ya?" Tanya Fara hati-hati. Vio hanya bergumam dan mengangguk.
"Sebenarnya kemarin waktu aku sama Zizi ke mall, kita melihat mas Ifan jalan sama mba Melanie mba" Fara menjelaskan dengan ragu-ragu.
"Oh mungkin Melanie nyuruh Ifan buat nemenin beli sesuatu, karena aku kan lagi sibuk" Tapi itu hal yang hampir tidak mungkin apalagi tanpa sepengetahuanku. Lanjut Vio dalam hati.
"Duh gimana ya" Fara menggaruk keapalanya yang tidak gatal "gini loh mba, masalahnya mba Melanie tuh gelayutan mesra gitu dilengannya mas Ifan, sambil bercanda gitu senyum-senyum" cerocos Fara tanpa memperhatikan air muka Vio yang kini berubah.
Hati Vio mencelos mendengar setiap kata yang diucapkan Fara tadi, dia berusaha mengelak dan berpikir positif tentang kekasih dan sahabatnya itu. Namun perasaan tidak mungkin bisa dibohongi, Vio merasakan nyeri di ulu hatinya, terasa menyesakkan didada tetapi Vio tetap membuang jauh-jauh segala prasangka buruk tentang mereka.
"Mba, mba Vio" Fara mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Vio yang terlihat melamun.
"Eh...emh...kamu salah lihat kali Far"
"Ih mba Vio mah nggak percayaan, orang aku lihat dengan mata kepala ku sendiri mba, Zizi juga lihat kok. Sebenarnya mau aku tegur tuh mereka tapi dicegah sama Zizi. Katanya 'siapa tahu mba Vio sama mas Ifan udah putus nanti kamu malah malu loh' gitu kata Zizi, ya udah nggak jadi deh" cerocos Fara lagi tanpa jeda.
Apa benar? Jika benar apakah parfum dipakaian Ifan waktu lalu adalah parfum Melanie? Tapi memang aku tidak asing dengan baunya. Lalu apakah yang diucapkan pak Nino ada hubungannya dengan ini semua? Semoga saja tidak. Ifan dan Melanie tidak mungkin bermain dibelakangku. Batin Vio.
***
Vio melirik jam dipergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Vio pun bergegas ingin segera ke kantin kantornya untuk segera mengisi perutnya. Tadi pagi dia tidak sempat sarapan karena terburu-buru Ifan sudah menjemputnya. Ah mengingat nama kekasihnya Vio jadi teringat apa yang tadi diucapkan Fara, membuat dadanya sesak.
Nasi goreng dan ice coffe lattenya telah diantarkan kemejanya. Dia sengaja turun sendiri tanpa mengajak Melanie seperti biasa. Bagaimanapun perasaannya kini masih campur aduk, antara percaya dan tidak percaya. Baru saja satu suap nasi goreng masuk ke mulut Vio tiba-tiba ponselnya berbunyi.
![](https://img.wattpad.com/cover/25646258-288-k248152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt to Love
Roman d'amourCinta dan persahabatan, semua hanya omong kosong. Mereka bisa mengkhianati mu kapan saja! Jangan pernah kalian percaya sepenuhnya pada orang-orang di sekeliling kalian, bisa saja orang terdekat kalian menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan untuk ka...