Warning! Drama bertaburan :))
Vio menatap kedua orang dihadapannya dengan nanar dan kemarahan yang menyulut tergambar jelas dikedua matanya. Air mata terus mendesak keluar. Dadanya sesak, nyeri, hatinya hancur menjadi serpihan-serpihan kecil. Dia berharap semua ini hanya mimpi, ya mimpi paling pait yang pernah dialaminya. Tapi Tuhan berkata lain, ini nyata, sangat nyata. Dia sudah mendengar dengan telinganya sendiri pembicaraan mereka berdua dan melihat sendiri mereka berciuman dan berpelukan. Ifan kekasih yang diharapkan akan menjadi pria masa depannya telah mengkhianatinya bahkan pengkhianat masih terlalu sopan untuknya. Dia telah berselingkuh, menghamili dan menyuruh simpanannya aborsi, kata apa yang pantas untuknya saat ini? Melanie, sahabat karibnya yang sudah dianggap seperti saudara, sahabat paling dekat dengannya telah menusuknya dari belakang. Bukankah dia juga mempunyai kekasih, oh ya Tuhan permainan kotor apa yang mereka lakukan. Hancur. Ya dalam sekejap mereka berdua berhasil menghancurkan hati dan impian Vio selama ini. Vio mengusap air matanya kasar, dia benar-benar tidak sudi menangisi mantan kekasih dan mantan sahabatnya ini. Detik itu juga Vio tidak sudi mengenal mereka lagi, apapun alasan yang akan mereka berikan nanti, ya nanti ketika Vio siap mendengarkan alasan mereka berdua melakuan ini Vio pasti akan bertanya pada mereka. Tidak untuk saat ini, disini, saat dimana dia begitu hancur dan rapuh.
"Sayang ak-"
"Aku bukan sayang mu lagi!" Desis Vio menatap penuh kebencian tepat dikedua mata hitam milik Ifan. "Hubungan kita sudah berakhir!" Lanjutnya tegas.
Ifan menggeleng kuat "nggak, nggak Vi kamu nggak boleh mutusin aku secara sepihak kaya gini"
PLAKK
"Setelah apa yang kamu lakukan dibelakangku, kamu nggak terima aku putusin secara sepihak? Lalu aku harus apa? Hah?" Air mata Vio kembali keluar, bahunya bergetar karena isakan-isakannya.
Diam. Ifan hanya diam mematung. Ingin sekali dia merengkuh tubuh mungil yang terlihat sangat rapuh didepannya ini. Hatinya begitu sakit melihat wanitanya menangis pilu dan menatapnya penuh kebencian. Brengsek. Dia memang laki-laki brengsek dan serakah, yang mencintai dua wanita sekaligus.
"Vi...ma...maafin...a..ak...uu" Ucap Melanie bergetar. Melanie kembali terisak, sungguh dia tidak menyangka semuanya akan terbongkar lebih cepat dan dengan cara yang begitu menyakitkan.
"Maaf?" Ucap Vio lirih. Melanie semakin terisak dan mengangguk. Kini dia suduh berlutut memeluk kedua kaki Vio.
"Maafin aku Vi..."
Vio mengrengkuh bahu Melanie menyuruhnya berdiri. Dia menatap kedua mata Melanie dengan nanar.
Vio tersenyum miris dan berkata dengan lirih "Mulai sekarang, lupakan persahabatan kita. Lupakan hubungan yang pernah terjalin diantara kita. Lupakan kalau kamu pernah punya sahabat bernama Vio. Karena aku juga sudah melupakan sahabatku yang bernama Melanie, sahabat terbaik dan juga terjahat yang pernah aku punya"
Vio menatap Ifan dan Melanie bergantian kemudian Vio berbalik, berjalan secepat mungkin sambil menghapus air mata yang terus mendesak keluar. Vio mengambil tas tangan miliknya yang masih berada di meja tempat dia duduk tadi. Vio berjalan meninggalkan Fara yang terus memanggilnya dan berusaha mengejarnya. Vio berjalan gontai menuju loby, tujuannya sekarang hanya ingin segera tiba di apartemennya. Dia tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.
BRUUKK
Vio jatuh tersungkur dia semakin menangis terisak. Tangisan yang terdengar begitu pilu dan menyayat hati. Bukan karena sakit karena terjatuh tetapi karena rasa sakit dihatinya yang semakin menjadi. Vio berusaha bangkit dan melanjutkan langkahnya. Namun baru selangkah tangan kekar menarik lengannya hingga ia terjatuh kedalam pelukan seseorang,

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt to Love
RomanceCinta dan persahabatan, semua hanya omong kosong. Mereka bisa mengkhianati mu kapan saja! Jangan pernah kalian percaya sepenuhnya pada orang-orang di sekeliling kalian, bisa saja orang terdekat kalian menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan untuk ka...