Bab 3 Alpukat

41 2 0
                                    

Assalamualaikum readers, apa kabar nih? Udah nungguin lama ya…sambil nunggu signal internet kembali stabil kali ini bakalan aku publish bab baru. Kali ini siapkan cemilan juga kopi untuk siap-siap begadang malam ini. Udah tidak sabar nih, bentar ya….

Bumi memang tampak kebiruan. Karena memang planet ini mempunyai satelit bulan yang selalu mengitari. Tahun di mana tumbuhan mulai menipis, banyak pohon-pohon mulai tumbang karena proyek manusia yang tiada henti-hentinya. Seolah Bumi merasa gatal dan ingin sekali menggaruk-garuk dan sesekali memuntahkan larva, dan banjir mulai meluber kemana-mana. Tepat di tahun itu, manusia masih berdampingan dengan bunga-bunga yang cantik.

Axel memandang layar monitor leptopnya….

01010101010000011001010110101010101010101010101010011111111000010101010101010101001
0111010101010101011111100000001111101011111110101111111111101011010101010101010101

Axel sedang mencari informasi tentang apa yang sedang terjadi belakangan ini.

Dirinya menghela nafas lega. “Ayolah, jangan buat aku bingung dengan kode rumit seperti ini” keluh Axel.

“Kemarin masih bingung dengan peri, sekarang harus begadang mencari informasi” gumamnya dalam hati.

“Mana ada di Planet Mars sosok peri bunga” bantahnya pelan. Axel masih penasaran, dan mencoba mengotak-atik leptopnya.

Mungkin, ini semua hanya kata iseng. Bukankah peri hanya hidup di dunia fantasi saja. Peri yang selalu menolong pangeran. Axel yakin ini semua hanya sebatas mimpi, keberadaan peri itu hanya mitologi yang berkembang untuk menyenangkan hati anak-anak kecil, bukan? Ah, entahlah. Sejauh ini peri hanya bualan belaka. Di era yang serba cyber sekalipun mencari keberadaan peri saja sampai sekarang belum ketemu.

"Pak mau beli nasi pecel pakai sambal vigna mungo, ya!!" Kata Axel

Axel tahu kalau dirinya butuh sarapan pagi sebagai amunisi, perutnya senantiasa keroncongan kalau belum terisi sesuap nasi. Sebuah nasi pecel, kerupuk peyek, ada lalapan, sebagai sarapan.

Di lain tempat, sebuah pohon alpukat sudah tampak berbuah, ada pohon sawo. Tapi, yang menjadi daya tarik kali ini musim alpukat mentega. Banyak orang yang sengaja memposting sebuah foto alpukat yang masih terpajang rapi di toko buah.

Penjual buah alpukat yang ramah. Kali ini, memang lagi musim panen durian, tapi banyak tak suka makan karena aromanya. Hingga akhirnya banyak yang berganti memilih buah alpukat meskipun hanya untuk dijadikan jus buah.

Alpukat memang tumbuhan yang masih banyak dijumpai dimana Axel tinggal dan berjalan di jalan atau penjual buah, benda hijau yang tampak segar yang terpampang yang buah alpukat mentega.

"Vigna radiata banyakin ya, bu!" Kata Axel

Axel senang hari ini, bisa sarapan pagi. Nanti siang, dirinya harus berangkat kuliah. Dirinya memang sudah mahir bermain musik.

"Tambah lauk lagi?"

"Capsicum frutescens juga tambahin, Bu!" Kata Axel

"Apa ndak sakit perut?"

"Iya, deh. Sedikit saja"

"Kalau yang karet hijau dua itu yang pedas, kalau yang karet merah satu itu yang lavel biasa" kata penjual nasi pecel.

🎵🎵🎵

Kali ini makan malam, Axel pergi mencari makan. Nasi padang. Iya, makan nasi padang. Kebiasaan Fikri minta belikan nasi padang lauk pindang.

"Tolong belikan nasi padang, di dekat alon-alon stasiun Jombang ya!" Kata Fikri

"Pakai uangnya siapa?" Tanya Axel

"Pakai uang kamu dulu!" Pinta Fikri

"Nasi padang, nasi padang, nasi padaang aaang aaang.. nasi padang" Axel menyanyikan lirik lagu nasi padang.

"Buruan!!" Gertak Fikri

"Iya, bentar!!" Ucap Axel

"Pakai capsicum frutescens juga ndak?"

"Ndak usah!!" Kata Fikri

Di dekat stasiun, Mak ngantuk mulai menjajakan nasi.
"Mak, beli nasi padang, bungkus dua buat Fikri" kata Axel

"Sayur carica papayanya banyakin ya!" Kata Axel

🎵🎵🎵

Axel selalu berangkat kuliah tepat waktu. Kali ini ada mata kuliah Filsafat yang diajar pak Firman.

"Datang boleh terlambat, pulang tepat waktu!" Kata Pak Firman

"Kita mulai kuliah hari ini, nanti akan kita akhiri kalau sudah bel berbunyi" kata Pak Firman memulai kuliah Filsafat.

Axel hanya ingin minta maaf saja. Sebuah pengakuan dosa dari Axel, kepada dosen, juga peri yang mungkin ada. Peri. Bukan perih, karena itu rasa. Peri itu sosok. Sosok yang pernah ada.

🎵🎵🎵


TBC

salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3

Maaf, kalian kalau tidak paham dengan bahasa ilmiah. Aku harap readers semua paham dengan bahasa ilmiah.

Assalamualaikum, mau tanya nih kak. Aku mau bikin novel nih, tentang nama-nama tumbuhan yang paling kalian sukai dan kalian tanam di rumah kalian.

Berikut nama latin tumbuhannya.

1. Akasia (Cassia sp)
2. Alang-alang (Imperata cylindrica)
3. Alpukat (Persea americana)
4. Anggrek(Orcidaceae)
5. Anggur (Vitis vinifera)
6. Apel (Malus silveltris)
7. Aren (Arenga pinnata)
8. Bakau (Bruguiera conyugata)
9. Bambu Batu (Dendrocalamus strictus)
10. Bandotan (Ageratum conyzoides)
11. Bawang Bombay (Allium cepa)
12. Bawang Merah (Allium ascalonicum)
13. Bawang Putih (Allium sativum)
14. Bayam (Amaranthus sp)
15. Bayam Cabut (Amaranthus tricolor)
16.Bengkuang (Pachyrrhizus erosus)
17. Cabai (Capsicum annum)
18. Cabai Besar (Capsicum annuum var Grossum)
19. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
20. Dadap (Erythrina)
21. Gandum (Triticum aestivum)
22. Jagung (Zea mays)
23. Jahe (Croton argyratus)
24. Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
25. Jati (Tectona grandis)
26. Jeruk (Citrus sp)
27. Jeruk Bali (Citrus x paradisi)
28. Jeruk Keprok (Citrus)
29. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
30. Jeruk Purut (Citrus hystrix)
31. Kacang (Vigna mungo)
32. Kacang Kedelai (Glycine max)
33.Kacang Panjang(Vigna sinensis)

Nah, Misal:
"Pak mau beli nasi pecel pakai sambal vigna mungo, ya!!"

"Bu mau beli Capsicum frutescens sama Allium sativum ada ndak?"

Menurut kalian enak ndak sih kalau pakai bahasa ilmiah kek begitu? Atau malah bikin bingung pembaca ya..

Mohon bantu jawab..

MENALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang