Bab 11 Knight Of Flower

26 1 0
                                    

Axel tergesa-gesa masuk kelas. Dirinya sadar kalau hampir terlambat untuk masuk kelas. Alhasil, dirinya diperkenankan dengan senang hati untuk mengikuti mata kuliah. Dengan menenteng tas kecil dan dompet di dalamnya Axel membuka perlahan isi dalam tas itu kemudian mencatat materi kuliah pagi ini. Cuaca pagi ini sangat indah.

"Kali ini aku harus segera memotong kuku, sudah panjang rupanya" Axel mempunyai keunikan untuk bertemu dengan Queensay.

Queensay akan datang membantu Axel ketika kuku tangan itu bersih dan berhasil dipotong. Dirinya mengeluarkan pemotong kuku. "Aku mau ketemu dengan Queensay" ucapnya lirih sambil memotong kuku jari Axel.

Mata kuliah pagi ini berlangsung begitu cepat. Tanpa terasa Axel sudah menghabiskan waktu 45 menit di dalam kelas. Dirinya menuju kantin untuk memesan es, dan kuku yang tadi dipotong Axel berubah menjadi tumbuhan seperti akar kemudian menjulang tinggi ke angkasa. Konon, tumbuhan itu menghubungkan antara dunia nyata dan dunia negeri awan, dimana banyak para kurcaci dan peri yang terbang bebas di sana.

Kuku itu berubah menjadi tumbuhan sirih gading raksasa, Axel mencoba memanjat tumbuhan sirih gading itu dengan pelan.

Deg!

Tumbuhan itu semakin menjulang tinggi ke angkasa yang menghubungkan antara dunia nyata dengan negeri awan para kurcaci berkumpul. Axel mendongakkan kepala. Hujan jatuh, beberapa tetesan air hujan menjatuhi pipinya, kemudian Axel mengusap pelan dan bertanya-tanya ada apakah gerangan sebenarnya di atas sana? Negeri awan para peri berkumpul. Axel memanjat pelan, karena takut jatuh dia pun melepas alas kaki miliknya. Dingin. Tumbuhan sirih gading raksasa itu terus tumbuh ke atas.

"Besar sekali tumbuhan sirih gading ini" gumam Axel dalam hati.

Seperti ada sihir milik Queensay yang berhasil mengubah tumbuhan sirih gading ini menjadi raksasa. Sampai di tengah, tumbuhan sirih gading itu bergoyang-goyang diterpa angin. Axel ketakutan. Berhasil memanjat daun sirih gading itu, Axel menemukan sebuah negeri awan milik Queensay. Astaga!

Seperti menemukan sebuah kastil di atas awan. Axel berhasil memanjat tumbuhan sirih gading raksasa itu.

Deg!

Axel berharap dirinya tidak jatuh di atas ketinggian yang bisa di bilang ada di atas awan. Phobia akan ketinggian itu kemudian hilang sekejab setelah melihat kastil milik Queensay. Axel menengok ke arah kiri dan kanan memastikan.

🎵🎵🎵

Queensay ada dalam sebuah kastil. Ada semacam lebah kecil menghampirinya dan mendekat ke arah Axel. Tak lain itu seekor lebah bunga yang bekerja mencari madu hutan. Kemudian mengumpulkannya dalam sebuah kotak berbentuk segi enam beraturan yang sangat besar. Lebah itu mengumpulkan sari bunga dan menjadikan madu yang banyak disukai manusia.

Madu itu sangat dijaga oleh Queensay. Queensay akan memberikan obat ramuan kepada para kurcaci ketika sakit. Axel tercengang melihat madu raksasa itu. Sedangkan tumbuhan sirih gading itu masih berada di bumi dan menghubungkan antara dunia nyata dengan dunia awan.

"Queensay, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Axel heran

"Kemarilah, kamu membutuhkan madu ini bukan?" Queensay menyuruh Axel mendekat.

Deg!

Jatung Axel berdetak kencang. Axel takut jatuh.

"Tidak apa-apa. Kemarilah. Kamu akan baik-baik saja. Sihirku akan membuatmu bisa berjalan di atas awan" Queensay meniupkan sebuah kepulan asap dan kaki Axel perlahan mulai mendekat.

Axel mempunyai firasat baik kali ini. Queensay akan menolong dan memberi madu itu kepadanya. Mendekat perlahan. Beberapa lebah pekerja juga berkumpul dan menata serbuk bunga di sana.

"Baiklah" Axel mendekat

Queensay menunjukkan madu yang raksasa itu. Madu itu terasa manis. Seperti ada sungai yang mengalir dan begitu kental. Queensay memang peri yang baik. Dirinya mau berbagi kebaikan dengan Axel.

"Kemarilah, bukankah kamu membutuhkan madu ini" Queensay bangkit dari singgasana itu kemudian menunjukkan madu miliknya.

Tentang angsa yang bertelur emas. Madu yang bisa mengobati manusia. Juga keajaiban milik tumbuhan sirih gading yang tumbuh menjadi raksasa.

Oh, Neptunus. Sihir apa ini?

Deg!

"Apa ini? Sebuah cairan kental dalam sebuah botol" Axel tercengang.

"Ambillah. Untuk kamu!" Queensay memberikam madu itu dalam botol

Axel mengusap kuku miliknya. Merogoh saku bajunya. Dirinya sadar ada dalam kantin. Axel kembali ke dunia nyata. Tentang tumbuhan sirih gading yang berubah raksasa itu Axel masih menyembunyikannya.

"Axel, kamu jadi pesan minum apa?" Tanya Koko yang ada dalam kantin.

Teman kuliah Axel ini memang sedang memesankan Axel minum sembari menyulut rokok dengan korek api. "Kamu tidak merokok?" Imbuh Koko sembari menyodorkan kretek tembakau.

Cuaca ekstrim membuat orang ingin merokok.

Shhhh...

Kepulan asap itu dihembuskan ke wajah Axel.

🎵🎵🎵


Axel mengusap kuku itu, dan memotong perlahan dengan pemotong kuku. Tumbuhan sirih gading itu berubah menjadi raksasa.

"Siapa yang berani memotong daun sirih gading raksasa ini" King Erick bertanta-tanya.

Erick merupakan penjaga daun sirih gading raksasa ini. Dirinya sangat besar. Tubuhnya jangkung.

Axel berniat menanam tumbuhan sirih gading itu di pekarangan rumah miliknya.

Deg!

Axel bertemu king Erick dan meminta benih sirih gading raksasa itu dan berniat menanamnya di pekarangan miliknya. Lalu, King Erick memberikan benih itu.

King Erick pun kembali setelah memberikan benih sirih gading itu kepada Axel.

Daun sirih gading itu tumbuh besar. King Erick berpesan agar tumbuhan itu juga selalu disirami hingga tumbuh dewasa.

"Jangan lupa! Kamu harus menyirami tumbuhan sirih gading ini sampai besar" King Erick pun memberikan tumbuhan sakti itu.

Brugghh...

Axel jatuh. Kecapekan setelah selesai kuliah. Pagi ini Kuliah selesai. Queensay dan peri lainnya hidup bahagia. Axel tersenyum melihat tumbuhan sirih gading itu tumbuh. Axel merawat tumbuhan sirih gading. Oh, Neptunus!  Axel kembali tidur pulas.

🎵🎵🎵


TBC
salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3

MENALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang