Bab 10 Morin

21 1 0
                                    


Hutan yang sangat lebat, ada pohon yang sangat besar, rindang, dan ketika sang bayu itu tiba para kurcaci berhamburan bersama daun-daun yang beterbangan diterpa angin. Sihir dengan sapu lidi yang mampu membereskan dedaunan yang jatuh.

Hutan itu kalau malam sangat indah, seperti ada kunang-kunang, tak lain ratu Queensay lah sang penguasa hutan tersebut. Para kurcaci sibuk mencari kayu bakar, sambil memungut jamur yang tumbuh di sekitar hutan. Jamur itu bisa dimakan, konon bisa dijadikan obat meskipun rasanya sangat pahit.

Queensay juga mempunyai sihir, bahkan ada salah satu kurcaci yang sakit perut karena belum makan, sang ratu kemudian memberinya daun itu dan ditempelkannya diperut dan alhasil bisa sembuh.

"Ambillah ini, lalu taruhlah di perutmu. Maka, sakit itu akan hilang" kata Queensay kepada kurcaci yang sedang mencari jamur untuk di makan.

Hutan ini penuh ditumbuhi jamur, dan tidak semua jamur bisa di makan. Ada yang bisa buat obat ada juga yang mempunyai racun. Jamur itu tumbuh subuh di sekitar hutan. Daun-daun tampak hijau, seperti berada di dalam hutan Mangrove. Hutan ini sangat banyak tumbuhan yang bisa dijadikan obat. Para kurcaci bisa mengambil sendiri atau bahkan minta bantuan Queensay untuk memetiknya.

Queensay mengambilkan satu lembar daun, dengan sihirnya mengubah daun itu menjadi sebuah obat untuk kurcaci. Tidak perlu komat-kamit disulapnya daun itu dan kurcaci pun kembali bisa sembuh.

"Terimakasih, atas bantuan kamu. Aku sekarang sudah tidak sakit perut" kata Kurcaci.

🎵🎵🎵


Hutan yang banyak memberikan manfaat. Peri Queensay menjaga keberadaan hutan ini. Banyak kurcaci dan peri tinggal di sini. Kalau malam peri-peri itu terbang untuk mencari genangan air, dengan sihirnya kemudian mandi di sana. Ada kolam teratai yang indah.

"Ambillah ini, sembuhkan luka itu!" Queensay kembali menggunakan sihirnya.

Axel terbangun dan masih di depan layar monitor. Ratu Queensay? Sihir apa ini? "Aku masih di warnet. Rupanya aku sedang ketiduran" ucap Axel

Axel kembali ke kampus. Dirinya masih menyembunyikan siapa Queensay itu. Tentang mantan kekasih nya, dirinya tak perlu merisaukannya. Mungkin itu sebuah option yang memang perlu ditempuh oleh Axel. Harusnya dirinya berpikir bagaimana caranya agar secepatnya bisa lulus kuliah tepat waktu.

🎵🎵🎵


Hutan itu kembali tenang. Para kurcaci kembali hidup bahagia. Axel yang semula sering pergi ke warung untuk beli nasi padang, kini sudah jarang sakit perut lagi. Tentang data yang dibuka Axel kini tersimpan rapi. Mantan yang selalu indah untuk dikenang. Hutan yang  rindang, dan peri Queensay yang baik.

Axel pun kembali pulang. Ratu Queensay tersenyum bahagia. Juga para kurcaci.

"Aku bahagia, melihatmu bahagia" peri Queensay memberikan sebuah apel.

Sihir itu menghentikan rasa lapar para kurcaci. Juga Axel yang tengah kelaparan. "Terimakasih, apel ini terasa segar" ucap Axel

Tentang rasa lapar yang melanda. Kurcaci itu kembali ke hutan. Siapa sangka bakal kelaparan seperti ini. Queensay tersebut kemudian terbang dan tersenyum.

"Bukankah, sangat indah kalau bisa saling berbagi" Queensay pun terbang

"Terimakasih ibu peri" kata para kurcaci.

🎵🎵🎵


TBC
#salamwritingmarathon
#challengemenulisbersama_tim3
redaksisalam_ped

MENALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang