7 | Second tears

906 133 41
                                    


" You make me confused "


- TUNNEL -

Lima hari berlalu. Semua sudah kembali seperti semula. Ayah jungkook juga sudah menyerahkan dirinya dalam penjagaan dan perawatan ketat dirumah sakit miliknya sendiri. Terkulai lemah diatas tempat tidur, dengan banyak macam alat medis yang terhubung di bagian tubuhnya.

Heejin yang baru saja pulang dari kuliahnya di London, kini hanya duduk diam sembari sekali-kali mengangkat tangannya menghapus jejak air mata yang terus jatuh tak terhitung kalinya. Heejin adalah orang terakhir yang sungjin kabari tentang penyakitnya. Tidak heran kenapa ia menjadi sangat emosional. Jungkook sangat tahu perasaan adiknya itu saat ini. Dia memang gadis yang cerewet. Namun ketika ia sedih, dia bisa berubah menjadi gadis yang sangat pendiam. Seperti yang dilakukannya saat ini.

"Heejin-ie, maafkan appa.." lirih sungjin

Heejin masih terdiam. Ia hanya terus menangis dan menahan suaranya. Sinb yang melihat heejin berusaha kuat menahan isakan tangisnya kini menarik heejin kedalam pelukannya.

"Tidak apa-apa, jika heejin ingin menangis, menangislah.. " ucap sinb mengusap puncak kepala heejin.

Dengan suara serak heejin menangis sekencang-kencangnya dibahu sinb, "E..eonnie.. aku mohon... selamatkan appa. Aku mohon eonnie.. " isaknya.

Isakan heejin kembali membuat hana dan jongshan yang duduk di sisi lain disebelah sungjin, ikut menangis. Kini terhitung waktu 2 jam sebelum sungjin memasuki ruangan operasi. Jungkook menghembuskan napasnya kasar. Entah kenapa dia tidak suka melihat orang-orang menangis saat ini. Mereka membuat seolah ini adalah perpisahan terakhir, seolah tidak ada harapan lagi untuk ayahnya bertahan. Jungkook enggan melihat adegan itu untuk waktu yang lebih lama. Jadi ia memilih untuk keluar dari ruangan. Setelah berpamitan. Jungkook langsung pergi dengan mobilnya.

Kini, sudah saatnya untuk sungjin masuk keruang operasi. Tak lupa dokter yang bertanggung jawab untuk operasi kali ini bukanlah dokter sembarangan. Beliau adalah dokter spesialis dari Jepang yang diundang langsung ke Korea. Atas permintaannya sinb pun ikut bergabung dalam tim operasi kali ini. Namun sebelum mereka benar-benar masuk, sungjin menggenggam lengan sinb. memanggil sinb untuk mendekat. Sinb kemudian menuruti, dan menundukkan sedikit tubuhnya untuk mendengar apa yang ingin sungjin katakan selanjutnya,"Iya abeonim?" Tanya sinb.

"Sinb-ya.. pergilah, temui jungkook" ujar sungjin dengan suara yang sangat pelan.

"Ne?"

"Temuilah jungkook, katakan padanya bahwa ayah akan kembali" Setelah mengatakan itu sungjin kemudian mengangguk untuk meyakinkan sinb.Sinb kemudian mengangguk, lalu memundurkan langkahnya untuk keluar dari ruang operasi.

Setelah itu sinb terus berusaha menghubungi jungkook namun tidak satupun panggilan sinb yang jungkook jawab. Oleh karena itu sinb meminta bantuan jinhyuk untuk mencari jungkook yang entah pergi kemana.

Lagi. Jungkook membuat sinb khawatir dengan sikapnya.







Disisi lain, jungkook yang berada di puncak tertinggi di gedung Endels, kini tengah berdiri menatap jalanan yang tampak kecil dari atas. Seperti seorang pengecut yang sedang bersembunyi. Seperti itulah yang dilakukan jungkook saat ini. Merutuki dirinya sendiri yang tidak percaya diri dengan operasi ayahnya. Bahkan untuk menginjakkan kakinya kembali ke rumah sakit itu rasanya ia tidak mampu. Tidak untuk yang kedua kalinya. Dimana dia harus menyaksikan orang yang sangat ia sayangi pergi selama-lamanya.

Tunnel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang