6 | Through it together

1.2K 175 33
                                    


- TUNNEL -

Setelah pertengkarannya dengan sinb, jungkook kini pergi entah kemana. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli lagi bagaimana ramainya jalan malam kota seoul saat ini. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah ucapan sinb yang terus terputar seperti kaset. Semakin jungkook mengingatnya, semakin erat pula genggamannya di setir kemudi— sampai sebuah mobil lain menembakkan lampu jauh dan mengklakson jungkook sangat kencang hingga membuat ia sadar dan langsung mengelak lalu menurunkan kecepatannya mobilnya. Sial. Pukul jungkook pada setir mobil cukup keras. Dia hampir saja ditabrak mobil didepannya. Ya, bisa kalian bayangkan betapa kalutnya jungkook saat ini.

Bahkan setelah sampai di apartemennya pun jungkook tidak bisa mengendalikan diri. Ia meluapkan emosinya dengan menendang meja hingga membuat semua pernak-pernik diatasnya berjatuhan dan pecah begitu saja.

"Aishh!!" Jungkook mengusap rambutnya kebelakang frustasi melihat kekacauan yang dibuatnya sendiri. Napas jungkook naik turun tak beraturan. Emosinya sudah sampai dipangkal kepala, segala bentuk makian dan perkataan kasar kini sudah diujung lidahnya. Beruntung jungkook masih bisa menahan ucapannya sampai detik ini.

Sinb benar-benar menguji kesabarannya.

Tidak lama setelah itu ponselnya kemudian berbunyi. Sebuah pesan dari jinhyuk.


Hyung, samchon akan pulang bersamaku besok pagi. Soal masalah operasi transplantasi hati, samchon ingin melakukannya dikorea, itu permintaan langsung dari samchon, hyung.

Setelah membaca pesan itu jungkook lalu merebahkan dirinya di atas sofa. Segala macam pikiran dan perasaan kini menyelimutinya.

Ayolah.. semua yang terjadi saat ini. Bukanlah hal yang mudah untuk jungkook lewati. Dia bahkan lebih lemah dari yang orang lain bayangkan saat ini. Menghadapi semua kekacauan yang terjadi diperusahaan disaat dirinya yang baru saja kehilangan seorang yang paling ia tunggu kehadirannya didunia ini, ditambah memikirkan kondisi ayahnya yang entah sampai kapan bisa bertahan.

Apakah Tuhan sedang menghukumnya saat ini?. Seberapa besar dosa yang telah ia lakukan sampai semua ini terjadi dalam kehidupannya di waktu yang bersamaan.

Kesedihan itu, ia mohon sampai disini saja. Cukup satu diantara mereka, jangan keduanya. Karena mungkin ia tidak akan sanggup menahannya lebih lama lagi.

Perlahan cairan mata jungkook jatuh dari pelupuk matanya dan saat itulah jungkook langsung menunduk dan menutup wajahnya yang memerah. Kata siapa dia tidak sedih? Kata siapa dia tidak menangis dan merasa kehilangan? Sejak hari itu, sejak pemakaman bayinya hingga detik ini, yang jungkook lakukan hanya menahan diri. Baik didepan semua orang  bahkan didepan sinb sekalipun.

▪️▪️▪️

Pagi ini jungkook sudah berada dikantor dan seperti biasanya, ia langsung berkutat dengan beberapa dokumen dan macbook untuk membaca email terbaru yang masuk. Sebenarnya masih ada beberapa masalah kontrak dengan agensi yang ingin bekerjasama dengan Endels, oleh karena itu jungkook harus mengurusnya. Terlebih lagi masalah itu sampai membuat harga sahamnya turun 5% dari sebelumnya. Ya walaupun bukan angka yang besar, namun itu cukup mengkhawatirkan para investor.

Pagi ini.. Tanpa sarapan, tanpa pakaian dan dasi yang sinb rapikan membuat penampilan jungkook sedikit berbeda. Namun itu bukan masalah besar yang dapat merubah ketampanan dan pesona jungkook saat bekerja dikantor.

Suara ketukan pintu kini menarik perhatian jungkook yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya, "masuk" katanya meletakan lembaran kertas itu kembali keatas meja.

Tunnel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang