" Just say it.. then I'll understand "
- TUNNEL -
Sinb menatap perutnya yang beberapa bulan terakhir ini mulai membuncit dan tepat bulan ini, kandungan sinb genap menginjak umur 4 bulan. Berat badan sinb juga mulai bertambah.
Melihat perutnya sendiri kini menjadi kebiasaan baru bagi sinb di setiap pagi. Sinb juga dapat merasakan bayinya yang peralahan mulai aktif bergerak di dalam, meskipun hanya pergerakan kecil tapi sinb sering merasakannya.
Sinb kemudian menatap pantulan dirinya didepan kaca, sambil menerawang membawa kembali kenangannya beberapa bulan lalu. Dimana ada begitu banyak anugrah yang Tuhan berikan kepada sinb di bulan kelahirannya. Hingga sinb merasa menjadi wanita yang sangat bahagia di dunia ini. Di bulan kelahirannya, sinb diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi seorang calon ibu. Di hari ulang tahunnya juga jungkook memberikan sinb banyak hadiah yang tidak dapat diukur nilainya. Hanya ada satu yang jungkook berikan dalam bentuk barang, yaitu sebuah kalung berbentuk berlian briolette dengan warna coral pink yang menawan. Tanpa bertanya, sinb pun sudah tahu pasti bahwa kalung itu bukan kalung yang biasa, harganya mungkin setara dengan setengah saham perusahaan jungkook saat ini.
Tidak lupa, setelah melakukan check up minggu lalu, baik jungkook maupun sinb merasa sangat bahagia ketika mengetahui jenis kelamin anak mereka adalah seorang perempuan. Beberapa bulan kedepan, akan ada suara putri kecil yang menangis memanggilnya. Membayangkannya saja membuat sinb senang bukan main. Saat itu tiba, dia tidak akan merasa kesepian lagi jika jungkook harus pulang malam atau kerja di luar.
Senyum sinb turut mengembang saat melihat jungkook yang baru saja bangun dari tempat tidur dengan wajah bantalnya. Setiap pagi biasanya jungkook selalu memberikan sinb pelukan hangat. Namun kali ini sepertinya tidak, karena jungkook ternyata langsung masuk ke kamar mandi.
Sinb hanya terdiam melihat jungkook yang melewatinya. Tidak biasanya jungkook seperti itu. Mungkin biasa, namun sedikit aneh bagi sinb karena jungkook selalu bersikap manis padanya selama ini, apalagi semenjak kehamilannya. Mungkin saja jungkook benar-benar kelelahan?
Entahlah.
Dengan cepat sinb mengalihkan pikirannya. Sinb tidak ingin beranggapan yang aneh-aneh. Daripada harus memikirkan itu, sinb lebih memilih untuk menyiapkan baju dan sarapan untuk jungkook.
.
.
Namun, Memang dasarnya sinb adalah wanita yang pemikir.
Walaupun sudah menyibukkan dirinya didapur, ia tetap tidak bisa menyangkal bahwa dirinya merasa aneh dengan perubahan jungkook pagi ini. Entah, sinb hanya merasa ada hal yang jungkook sembunyikan darinya.
Jungkook keluar dari kamar dengan stelan suit berwarna dark blue pas yang bertengger ditubuhnya. Ia menatap sinb yang kini sibuk menata makanan diatas meja makan. Sungguh, jungkook sebenarnya tidak enak bila harus pergi tanpa menghabiskan makanan yang sudah sinb masak susah payah untuknya. Namun kali ini ia benar-benar harus pergi lebih awal, karena ada hal yang lebih penting untuk saat ini.
"Sinb.." panggil jungkook yang berjalan mendekati sinb dimeja makan.
Sinb mendongak saat jungkook sudah berada tepat di depannya. Tidak banyak bicara. Mereka hanya diam untuk beberapa detik sambil menatap satu sama lain.
"Maaf aku tidak bisa sarapan dirumah pagi ini" kata jungkook saat ini menatap istrinya yang masih terdiam.
"Kenapa?" Tanya sinb agak canggung karena tatapan jungkook padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunnel
Romance(Completed)|bourne Sequel| Cahaya bulan yang hangat. Akan lebih terang di malam yang gelap. Setelah fajar akan ada pagi yang cerah. Aku akan memelukmu kapan saja. Hingga ke ujung terowongan. ... "Aku tidak akan melepaskan tanganmu." - Jeon Jungkook...