- Tunnel -
"Kini aku baru menyadari jika dunia ini ternyata begitu sempit.." ujarnya seraya membersihkan sisa darah bekas jahitan luka hena yang sudah tertutup.
Sinb lanjut berujar, "kau dan aku dipertemukan kembali, namun dengan kenyataan yang tidak pernah terlintas dipikiranku"
"Setelah apa yang kau katakan saat itu, aku sungguh tidak ingin bertemu lagi dengan orang sepertimu. Tapi siapa sangka jika pertemuan kita bahkan terikat hubungan keluarga yang dekat" Suara helaan napas sinb membuat hena bungkam, ia meneliti wajah sinb yang tampak lebih menakutkan. Pembawaan sinb yang dingin itu membuat hana menunduk.
Sungguh. Sebenarnya hena tahu dengan jelas sosok sinb yang namanya paling di besarkan sebagai putri dari keluarga hwang. Memang benar sinb mungkin tidak tahu dengan sosok hena karena jarak mereka terpaut cukup jauh dan juga jarak antarnegara yang memisahkan mereka. Ditambah sejak dulu wanita itu selalu menutup dirinya dan tidak begitu peduli dengan orang-orang disekitarnya. Sesekali sinb datang ke london hanya untuk menghadiri acara penting keluarga. Sama seperti kakaknya, hwang minhyun. Berbeda dengan hena yang tidak pernah di libatkan dalam hal seperti itu. Apa mungkin karena umurnya yang masih sangat kecil atau mungkin memang eksistensinya yang tidak begitu penting untuk ditunjukkan.
Tanpa mengetahui hidup seperti apa yang sinb rasakan dulu, bagi hena hwang sinb tetaplah gadis yang paling beruntung. Dan tidak dipungkiri, hena merasa iri dengan jalan hidup sinb yang terlihat amat mulus dan lurus. Beda dengan dirinya yang sudah sepenuhnya hancur karena perbuatan cerobohnya sendiri. Depresi yang melandanya membuat gadis itu mencari kebahagian yang singkat di bawah kekuhan club malam dan melangkah terlalu jauh kedalamnya. Akibatnya ia harus merenggut nyawa lain tak bersalah yang ada dalam rahimnya.
Takut, marah, kecewa dan putus asa. Hal-hal itu membuat hana berulang kali mencoba mengakhiri hidupnya.
Hena menjelaskan apa yang menjadi alasan dari perbuatannya saat itu pada sinb.
"Aku mengatakan itu hanya untuk mengujimu, aku hanya ingin mengetahui bagaimana reaksimu. Tapi sepertinya kau tidak seperti dirimu yang dulu yang tampak angkuh dan tidak peduli.."
"berbeda dengan hwang sinb yang kini terlihat sangat peduli dan terbuka dengan pasiennya" tambah gadis itu.
"Apa yang membuatmu bisa berubah?" Pertanyaan gamblang dari gadis itu. Tanpa embel-embel kesopanan dalam bahasanya.
"Perbaiki cara bicaramu, baru aku akan menjawab pertanyaanmu" ringkas sinb tanpa basa basi. Ia lalu berdiri dari duduknya tanpa melihat hena yang kini menatapnya jengkel.
"Sepertinya kau sangat membenciku karena ucapanku waktu itu.. Tenang saja aku bukan gadis seperti itu" ujar hena melihat sinb merapikan beberapa barang masuk kedalam tasnya.
Hena lanjut berujar, "Dia memang tampan, tapi dia bukan tipeku"
"Eum.. sejujurnya dia terlihat cocok denganmu, dan ka-"
"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Potong sinb menatap hena.
Gadis itu diam sejenak lalu berkata dengan pelan, "bawa aku ke korea bersamamu"
"Kau akan pulang malam ini bukan? Aku mohon bawa aku bersamamu"
Hena kemudian melangkah mendekati sinb dengan semangat, "ayolah! Aku ingin menjauh dari kedua orang tuaku"
"Seoul adalah rumah kedua orang tuamu, tidak ada yang bisa menjamin kau akan bertahan disana selama 3 hari. Aku yakin kedua orang tuamu akan menjemputmu dengan paksa dihari berikutnya" jelas sinb tanpa melihat kearah hena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunnel
Romance(Completed)|bourne Sequel| Cahaya bulan yang hangat. Akan lebih terang di malam yang gelap. Setelah fajar akan ada pagi yang cerah. Aku akan memelukmu kapan saja. Hingga ke ujung terowongan. ... "Aku tidak akan melepaskan tanganmu." - Jeon Jungkook...