05.Diamnya Fea

2.4K 167 3
                                    

Happy Reading

Semoga kalian suka sama part ini

o0o

Setelah kejadian itu, Fea menjadi lebih pendiam, dan itu membuat Safira penasaran. Pasalnya Fea sangat aktif saat dikelas.

"Fea, kok diem aja? kenapa gak main sama temen temen yang lain?"tanya Safira sembari jongkok menyamakan tingginya dengan Fea yang sedang duduk.

"Fea gak papa bu guru,"jawabnya lirih.

"Fea mau ikut bu guru? kita keruangan bu guru sebentar aja,"

Safira membujuk Fea agar ikut dengannya. Ia sangat menyadari bahwa ada hal yang tidak beres dengan anak diddiknya yang satu ini.

"Fea mau ya?"tanyanya lagi dan dibalas anggukan oleh Fea.

"Anak anak, bu guru ajak Fea ambil obat dulu ya. Kasihankan kalau teman kalian ada yang sakit,"pamit Fea pada anak anak didiknya.

"Iya bu guru,"

Setelah itu Safira membawa Fea ke ruangannya. Ia sangat khawatir dengan Fea.

Padahal kemarin ia sangat aktif sekali bermain dengan teman temanya, tapi hari ini dia hanya duduk dibangkunya saja sembari menelungkupkan kepalanya.

Setelah mereka sampai di ruangan Safira, ia mendudukan Fea dikursi khusus tamu.

"Fea kenapa kok diem terus? Fea dijahilin sama temenya? Apa sakit?"tanya Safira pelan pelan.

"Fea takut mama hisk, kemarin Fea dicubit sama tante Lena hisk,"ucap Fea sembari sesunggukan.

"Mana yang dicubit, boleh mama lihat?" Fea mengganggukkan kepalanya dan mengangkat sedikit roknya.

Safira terkejut, pasalnya luka itu sudah menjadi biru, bahkan bukan hanya satu luka tapi dua. Ia tau bahwa kejadian itu sangat membuat Fea tertekan.

"Sakit ya sayang, mama kasih obat dulu ya,"

"Fea gak ngomong sama papa kalo paha fea sakit?"

"Fea gak berani mama, nanti kalo Fea ke kantor papa lagi tante Lena marah sama Fea,"lirih Fea.

"Kalau gitu biar mama yang bilang ya?"

"Tapi kalo nanti papa marah sama tante Lena gimana ma?"

"Kalo gitu, nanti biar mama bilang biar tante Lena ditegur aja jangan dimarahin,"

"Gimana, Fea setuju enggak?"

"Iya gak papa,"

Setelah itu Shafira menghubungi Zack untuk datang ke sekolah.

🐇

"Pak saya mau tanya, ruangannya bu Safira dimana ya?"tanya Zack pada satpam.

"Mari saya tunjukan ruangannya,"ucap pak satpam sembari berjalan.

Setelah sampai, Zack langsung mengetuk pintu ruangan Safira.

"Iyaa, masuk,"jawab Safira karena ia sedang duduk sembari memangku Fea.

Saat masuk, Zack disambut dengan tatapan dingin oleh Safira. Bukan apa apa, hanya saja ia tak rela jika anak didiknya yang sudah ia anggap anak disakiti.

"Bisa kita bicara pak?"tanya Safira.

"Oh bisa bu, apa ini mengenai Fea?"

"Tentu,"jawab Safira dingin.

"Apa anda tau anak ada terluka?"tanya Safira sembari mengusap punggung Fea yang sudah terlelap dalam pelukannya.

"Eh? memangnya Fea kenapa? berantem dengan teman kelasnya?"ujar Zack yang membalas Safira dengan pertanyaan juga.

Safira sedikit mengangkat rok yang dipakai Fea untuk memperlihatkan luka lebam dipaha Fea.

"Ini, Fea tadi bilang pada saya kalau lebam ini karena dicubit oleh tante Lena,"

Setelah melihat luka Fea dan mendengar penjelasan Safira, Zack sangat terkejut. Ia tak menyangka jika sekretarisnya itu melukai anaknya.

"Saya tidak tau, benar benar tidak tau,"sahut Zack cepat.

"Kemarin memang saya sempat titipkan pada sekretaris saya karena saya ada meeting dengan beberapa clien saya. Dan dirumahpun Fea sama sekali gak cerita apa apa dengan saya,"terang Zack pada Safira.

"Tapi sedari tadi dikelas Fea yang tadinya aktif dengan teman temanya, dia jadi pendiam. Apa setelah kejadian dia juga seperti itu?"tanya Safira

"Sejak pulang dari kantor memang ia jadi lebih pendiam,"

"Kejadian itu yang bikin Fea trauma, dia jadi pendiam karena memikirkan kemarahan sekretaris anda,"jelas Safira.

"Saya harap anda bisa bertindak tegas dengan sekretaris anda karena sudah melukai Fea dan itu sangat berpengaruh pada psikisnya,"

"Satu lagi, tadi Fea bilang anda cukup menegur saja jangan marah yang meledak ledak. Saya kira jika anda marah meledak ledak, sekretaris anda akan curiga jika Fea yang mengadu pada anda,"lanjutnya

"Baik ,terimakasih. Apa saya boleh bawa pulang Fea sekarang?"

"Boleh, sebentar saya ambilkan tasnya dikelas,"jawab Safira lalu pergi ke kelas tempat ia mengajar.

"Silahkan, ini tasnya. Oh iya disaku seragam ada obat oles untuk memarnya supaya cepat pudar,"

"Sekali lagi terimakasih,"

Setelah Zack berpamitan, ia segera kembali kemobil dengan menggenong Fea yang masih terlelap.

Ia sangat kesal dan marah dengan sekretarisnya yang berani mencubit putri kecilnya.Bahkan, ia yang papanya saja tidak pernah mencubit.

🐇

Saat akan kembali ke ruang kerjanya, Safira berpapasan dengan teman dekatnya ditempat mengajarnya ini.

"Waduh, bapaknya Fea hot juga ya ternyata,"goda Tisa saat berpapasan dengan Fea.

"Apaan sih, sono dah ngajar. Oh iya lupa, Deren dirumah nungguin istrinye, jangan sampe elu belok keduda ya,"balasnya

"Sembarangan banget kalo ngomong,"ucap Tisa sembari menabok mulut Safira.

"Udah gua mau ketemu murid murid tercinta,"lanjutnya.

"Dih jijik gua,"balas Safira.

Setelah perbincangan tidak bermutu itu, mereka berpencar sesuai dengan tujuan awal mereka.

🐇

Hai, apa kabar?

Maaf kalo update-nya lama, hp aku error di lcdnya jadi suka sakit mata kalo liat hp terus soalnya terang banget, nulis ini juga berhari hari biar mataku gak sakit, apa lagi masih liatin hp buat ngerjain tugas😣

Btw makasih buat yang udah baca cerita aku yang gak jelas ini dan suport aku.

Maaf kalau ada typo😩

Jangan lupa vote coment temen temen, jangan jadi silent readers.

HAVE A GREAT DAY

TMG-JATENG
🙇: Shofiee.ra

Shafea's PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang