04. Sekretaris Jahat Papa

2.1K 146 2
                                    

"Ih jahat, gak kaya mama Safira yang baik ih. Tante kayak mamanya Rapunzel yang rambutnya kriting itu loh, awas kalo jahat entar rambutnya kriting kaya mie instan," balas Fea.

"Dasar ya lu anak kecil gak tau sopan santun," bentak Lena sambik mencubit keras paha Fea.

"Aduh sakit tante, jangan dicubit paha aku," mohon Fea.

"Makanya kalo jadi anak kecil tu tau sopan santun, baru digituin aja udah mau nangis kan?" bentaknya lagi yang hanya dibalas isakan Fea.

Sebenarnya Lena menaruh hati pada Zack, hanya saja ia tidak mengikutsertakan Fea yang notabenya anak dari Zack.

Setelah itu, Lena keluar dari ruangan Zack. Ia hanya duduk duduk dan bermain ponsel. Ia hanya terliahat serius berkerja saat ada Zack saja.

Didalam raungan Fea hanya melihat bekas cubitan Lena sembari terisak.

"Yah merah hisk, sakit hisk,"

"Mama, paha Fea sakit hisk," rintihnya

Fea hanya duduk terisak menatap lukanya dan menahan lapar karena ia takut kena marah lagi oleh Lena.

🐇

"Aduh, Fea laper," gumam Fea sembari memegangi perutnya.

"Tapi kalo bilang tante jahat, entar dimarahin lagi,"

Setelah itu Fea memutuskan untuk keluar dari ruangan papanya dan pergi kekantin sendirian. Urusan bayar? tinggal bilang saja papanya yang bayar karena dia tidak memegang uang.

"Tante aku izin ke luar ya," izinnya pada Lena

"Yaudah sono pergi, kaga balik juga syukur gua," balasnya ketus sembari menscroll ponselnya, sedangkan Fea pergi meninggalkan Lena.

Sampai dilorong, Fea bertemu dengan office girl. Dia menanyakan Fea ingin pergi kemana, pasalnya ia jarang melihat Fea berkeliaran sendiri dikantor Zack.

"Non Fea mau kemana, kok sendirian?" tanyanya.

"Mau kekanti mbak. Fea laper, tapi takut bilang sama tante Lena yaudah aku pergi aja sendiri,"

"Yaudah, mbak anterin ya,"kata office girlnya yang dibalas anggukan oleh Fea.

Di kantin kantor, Fea hanya makan Bakso dan minum es teh manis, itupun dengan porsi kecil. Ditengah tengah kunyahannya Fea tanya dengan office girl yang menemaninya.

"Mbak namanya siapa?"

"Radita, panggil mbak Dita aja ya" jawab Dita yang sahuti denga anggukan.

"Nanti kalo ketemu sama tante Lena mbak bilang kalo aku dari kantin ya?"

"Loh emang kenapa non? Bu Lena memangnya enggak tau non keluar?" tanya Dita kebingungan.

"Tadi aku udah bilang kok tapi cuma bilang mau keluar, gitu,"balas Fea yang perhatiannya tak lepas dari bakso yang ada dihadapannya.

"Yaudah nanti kalo Bu Lena tanya mbak yang jawab,"balas Dita sembari senyum dan menatap Fea.

"Makasih mbak," jawab Fea sembari menatap balik Dita.

Setelah makanan Fea habis, mereka kembali keruangan Zack.

"Dari mana aja kamu? Keluyuran sendiri mana masih kecil lagi," sentak Lena  sembari menyilangkan tangan dan bersandar pada meja.

"Tadi aku sama mbak Dita kok tante,"jawab Fea.

"Iya bu tadi non Fea sama saya makan dikantin," kata Dita membenarkan ucapan Fea.

"Jadi anak bandel banget sih, emang siapa yang izinin kamu keluar dari ruangan haa!!"bentak Lena sembari menjewer telinga Fea.

"Awss, sakit tante hisk. Kan tadi tante udah kasih izin buat keluar hisk,"jawab Fea dengan lirih.

"Berani jawab kamu! Sana masuk," suruh Lena sambil mendorong tubuh kecil Fea kedalam ruangan Zack.

"Maaf bu, bukannya saya ikut campur, tapi tidak baik bersikap kasar dengan anak keci,l" tutur Dita.

"Tau apa kamu? Udah sana lanjut kerja aja,"balas Lena seperti menantang.

Dita pun berjalan kearah dapur kantor (gak ngerti namanya apaan, minta koreksinya temen temen) sembari menggerutu.

"Baru sekretaris aja sumbongnya selangit, mana kasar pula,"gerutu Dita lirih.

"Ngomong apa kamu?!" sentak Lena.

"eh itu bu, tiba tiba ada lalat terbang,"sahut Dita lalu lari meninggalkan Lena.

🐇

Setelah 2 jam, Zack kembali keruangannya dan mendapati Fea tengah tertidur disofa.

"Kok tidur disofa sih?"gumamnya.

Zack membenarkan posisi tidur Fea agar tidak sakit saat bangun.

Setelah beberapa lama tertidur, Fea terbangun.

"Pah,"lirihnya sembari ngucek matanya.

"Iya, kenapa sayang?"balas Zack lembut.

"Fea mau pulang aja,"jawabnya lirih sembari menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa

"Yaudah, yuk papa juga mau pulang, udah capek banget," jawab Zack sembari membereskan meja kerjanya, dan memilah berkas yang akan ia bawa pulang.

Setelah semua beres, Zack menghampiri Fea yang sedang melamun.

"Ayo kita pulang,"

Setelah sampai di rumah pun Fea tetap bungkam tentang apa yang Lena lakukan terhadap dia.

Bukan karena ia lupa dengan perlakuan Lena, hanya saja ia tidak mau merepotkan Zack.

Bahkan kejadian itu akan membekas dalam ingatan Fea dan mungkin itu akan mempengaruhi psikis Fea.

tbc....


🐇

Mood aku bener bener anjlok pas nulis part ini. Jadi maaf kalo part ini rada gak nyambung.

Oh iya aku bikin cerita bukan aku bakat atau gimana, tapi ini hasil dari kegabutanku

Jadi mohon maklum yaa kalo gak enak alurnya.

Stay save, Stay health temen temen.

TMG-JATENG
🙇:Shofiee.ra


Shafea's PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang