13. Lamaran Dadakan

1.1K 79 8
                                    

Sudah seminggu Ergo dirumah mamanya, rasanya ia lebih nyaman dirumah ini ketimbang dirumah ayahnya.

Semenjak ayahnya menikah kembali, ia merasa menjadi tamu bukan keluarga, apa lagi anak dan semenjak itu pula ia lebih memilih tinggal dikosan.

"Abang, adek pengen bikin usaha sendiri gitu. Pengen udahan aja ngajar anak anaknya" ucap Safira sambil bersandar dibahu Ergo.

"Adek mau bikin usaha apa emang? Resto abang juga udah berkembang semua, jadi sedikit sedikit abang bisa bantu kamu juga" terang Ergo sembari engusap kepala adeknya sayang.

"Kalo bikin caffe gitu gimana bang? Kan anak anak sekarang sering banget nongkrong cuman buat ngerjain tugas atau gak ngobrol ngobrol sama temennya" usul Safira

"Boleh, nanti abang bisa bantu cari orang dapur, tempat, sama menunya biar abang yang cari semisal mau dibikin caffe"

"Konsep caffe-nya mau dibikin gimana biar menunya juga mengikuti konsepnya"

"Bang ini baru rencana lho kok udah serus banget, adek juga mikir konsepnya pelan pelan" ujar Safira.

"Yaudah kita jalan jalan dulu aja, biar dapet ide mau dibikin gimana" usul Ergo yang diangguki Safira.

🐇

"Abang belum mau nikah? Kan abang udah cukup umur juga buat nikah" celetuk Safira tiba tiba saat dimobil.

"Bukannya abang belum mau nikah dek, calon aja belum ada dan lagi abang belum punya rumah" balas Ergo sembari mengemudikan mobil.

"Abang pengen anak istri abang tinggal dirumah yang abang beli pakai uang hasil abang kerja"

"Ooh gitu, pengen deh nanti suami adek kaya abang" jawab Safira.

"Cari yang lebih baik dari abang ya dek, biar adek abang ini diperlakuin kaya ratu"  ucap Ergo dengan senyum tulus.

"Iya, makasih abang. Abang baik banget semoga abang ketemu sama perempuan yang baik ya bang, adek sayang abang"

"Iya abang tau, sayang juga sama adek"

"Main ke mall yuk" ajak Safira dengan puppy eyes

"Adududuh yaudah ayuk"

Mereka pergi ke mall, ini adalah pertama kalinya mereka pergi ke mall bersama setelah 7 tahun masalah itu.

Saat perceraian itu memang mereka sudah dikatakan dewasa, tapi Ergo memilih untuk melihat keadaan mama dan adiknya dari jauh.

Bukan karena tak sayang, tapi saat itu keuangan mamanya sedang jatuh. Ia tak mau merepotkan mamanya dan memilih untuk sukses dulu sebelum menemui mama dan adiknya

🐇

Di lain tempat, Fea sedang merengek kepada Zack karena bosan di rumah terus.

"Papa!! Fea pengen main iih. Bosan di rumah terus" rengeknya manja sembari bergelayut dilengan Zack.

"Ke rumah eyang aja ya? Main sama tetangganya eyang"

"Mau ke mall, main capit boneka"

"Yaudah ganti baju kalo mau ke mall"

Mereka pergi ke tempat permainan untuk bermain game yang Fea mau.

Samai akhirny Zack melihat pemandangan yang pernah ia lihat sebelumnya tapi dengan orang yang berbeda.

"Kok beda lagi cowonya?" gumam Zack bertanya tanya.

"Gusti, gusti. Dalan-Mu kok ngene temen toh" lanjutnya sembari mengusap keningnya.

"Tuhan, tuhan. Jalan-Mu kok gini banget sih"

"Papa, ayo ambilin. Fea kan gak bisa ambilnya" suara Fea menyadarkan Zack dari lamunan.

"Iya sabar ya sayangnya papa" jawab Zack dengan gemas.

Mereka main dengan senang sampai lupa waktu. Mereka bahkan sudah 2 jam ditempat itu.

"Laper ih makan yuk? Fea mau makan apa?" tanya Zack.

"Udon sama tempura udang boleh?" tanya Fea.

"Apa sih yang enggak buat princess papa yang satu ini" sahut Zack mencium gemas wajah Fea.

"Papa itu mama sama siapa?" tanya Fea

"Ayo ke mama" Fea menarik Zack kearah meja Safira.

"Halo mama" sapa Fea dengan senyum tak berdosanya.

"Eh Fea? Sama siapa kesininya sayang?" tanya Safira

"Sama papa, itu papa" balas Fea duduk dipangkuan Safira sembari menunjuk  Zack yang berjalan kearah mereka.

"Ada yang mau dijelaskan Fira? Dan anda tuan?"

"Jadi ini anak didik aku, dan itu papanya. Pak Zack ini abang saya, Ergo" Jelas Safira.

"Untung abangnya bukan pacarnya lagi. Apa gua ngomong sekarang aja ya kalo mau jadiiin dia istri" batin Zack.

"Yah itu benar, saya orang tua salah satu anak didik bu Safira, dan ada yang mau saya bicarakan dengan anda Ergo" terang Zack

"Apa yang mau anda bicarakan" tanya Ergo dengan muka datar.

"Saya punya niat baik untuk memperistri adek anda, maaf kalau ini terlalu cepat dan anda mungkin menganggap ini candaan tapi saya serius" ucap Zack dengan tegas.

"Umur saya sudah bukan umur yang cocok untuk pacaran, saya juga sadar diri kalau saya sudah mempunyai satu anak. Untuk jawabannya saya serahkan semuanya dengan bu Safira" lanjutnya.

Ergo terkejut dengan pernyataan Zack, pasalnya yang ia tau Safira mempunyai pacar, Reno.

Ia tahu karena sering mengikuti adiknya diam diam saat ia senggang.

"Saya tidak masalah untuk itu, tapi karena yang mau menjalankan itu adik saya Safira jadi semua jawaban ada di Safira" jawab Ergo tegas.

"Aku butuh waktu untuk menjawab lamaran anda pak" balas Safira.

"Iya silahkan kalau mau berfikir dahulu"

"Yaudah yuk makan dulu dingin ini makanan lama lama" sahut Ergo tiba tiba.

Mereka makan dengan tenang kecuali Safira yang resah karena bingung memikirkan jawaban untuk pernyataan Zack.

Rasa rasanya tak pantas jika ia menjadikan Zack sebagai pelampiasan karena Reno.

Apakah ini yang dinamakan jodoh diwaktu yang tepat?

🐇

Halloo temen temen, akhirnya setelah sekian lama tidak update aku bisa update lagiii

Banyak yang lupa alurnya cerita aku ya
Yaudah gapapa okey, tapi karena aku juga banyak kesibukan mungkin aku bakal jarang update juga.

Maafinn ya buat menghilangnya aku dari cerita ini sekian lama🤣😜 dan makasih juga udah baca cerita aku..

VOTE & COMENT YAA TEMEN TEMEN

Shafea's PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang