12. Berubah Lebih Baik

1.4K 108 9
                                    

Gadis itu tengah berjalan keluar pintu mini market sembari menenteng beberapa belanjaannya. Gadis yang sering mengenakan celana bahan dipadu dengan kemeja saat berkerja, kini ia mengenakan gamis yang indah.

Kejadian beberapa bulan yang lalu membuatnya berubah jadi lebih baik, ia menganggap bahwa itu teguran dari Allah agar dia berubah menjadi lebih baik.

Perubahan Safira ini mengejutkan beberapa orang, bahkan Erina yang mamanya sendiri saja terkejut saat anaknya keluar dari kamar dengan gamis.

"Kayanya udah semua deh pesenan mama" gumamnya sembari mengecek barang yang baru saja ia beli.

"Assalamualaikum" salam seseorang yang tiba tiba mendatangi Safira.

"Waalaikumsalam" jawab Safira sembari membalikan badan.

"Eh ibu, apa kabar"tanya Safira setelah menyalami Dena-mamanya Zack.

"Baik sekali, kamu juga bagaimana kabarnya nak? Saya sempet ragu loh pas mau nyapa kamu tadi"

"Makin cantik pakai gamis seperti ini" terang Dena.

"Alhamdulillah baik bu, iya bu masih belajar mohon doanya"

"Iya semoga istiqomah nak, kalau begitu saya kedalam dulu, ada keperluan yang harus dibeli soalnya. Assalamualaikum"

Setelah perbincangan singkatnya itu ia bergegas pulang, karena ibunya juga sedang sakit.

Setelah permasalahannya dengan Reno, ia sudah menganggap itu selesai, meskipun Reno masih sering menghubunginya melalui sosial media.

"Assalamualaikum, Fira pulang" ucapnya memasuki rumah sembari menenteng belanjaannya dan terdengar suara lirih menjawab salamnya.

"Loh kok mama gak istirahat dikamar?" tanyanya saat melihat mamanya didapur.

"Mama mau ambil minum sama roti, gih ganti baju dulu sama bersih bersih" ucapan Erina yang diangguki Safira setelah menata barang belanjaannya.

Selesai bersih bersih, ia memasak cumi asam pedas dan bubur sayur untuk mamanya.

Semakin kesini ia sering mendengarkan ceramah ustadz ditelevisi atau diponselnya. Niat awal ingin memperbaiki cara berpakaiannya, sekarang ia malah kecanduan dengan hal hal yang berbau agama.

Dulu, ia hanya memakai hijab tapi belum memenuhi syariat, setelah membaca buku religi, mendengar ceramah dan juga mendapat cobaat beberapa bulan yang lalu, kini ia mantap berubah menjadi lebih baik.

🐇

Disepertiga malam terakhir, sosok wanita tengah menangis diatas sajadahnya. Melangitkan doa doa serta memohon petunjuk pada Allah.

Setelah melangitkan doa, ia membaca Al-Qur'an. Rasanya sudah lama ia tak membaca Al-Qur'an sampai sedalam ini memaknainya, sampai sampai sekarang setiap ia membaca kitab ini air matanya seakan tak mau berhenti menurunkan hujan.

Kini ia tak mau mengejar bahkan mempertahankan sesuatu yang bukan takdirnya, sakit yang kemarin telah sembuh dan ia tak mau membuka luka lama itu dan menambah luka baru.

Fajar menyingsing menyaksikan gadis bergamis tengah berperang didapur dengan bahan masakan.

Memang tak setiap hari ia didapur karena kesibukannya mengajar, tapi sekarang entah kenapa ia ingin berhenti dari perkerjaan yang dua tahun ini ia jalani.

Tok.. tok.. tok...

Bunyi pintu diketuk mengalihkan fokus Safira dari masakan yang tengah ia buat, mamanya tak mungkin membukakan pintu karena masih lemas walaupun panasnya sudah menurun sejak subuh tadi.

cklek....

Pria yang sangat Safira kenali tengah berdiri didepan pintu. Pria yang ia rindukan karena berpisah bertahun tahun karena pria itu ikut pergi bersama papanya.

"Abang"gumam Safira lirih setelah 7 tahun tidak bertemu.

"Assalamualaikum adek abang" salam pria itu dengan mata berkaca kaca dan bibir bergetar.

"Waalaikumsalam" jawabnya lirih.

Semua tampak sepi dan asing saat sang papa dan abangnya pergi meninggalkan Safira dan mamanya karena mereka bercerai.

"Kamu cantik banget dek pakai jilbab kaya gini" lirih Ergo - abangnya Safira, sembari mengusap wajah Safira.

"Abang? Aku gak mimpi kan?"tangis Safira mulai terdengar dan berakhir dipelukan abangnya.

"Abang, mama sakit sejak dua hari yang lalu, tapi sekarang sudah mendingan"lirih safira sembari memeluk sang abang.

"Abang mau lihat mama dek" ucap Ergo yang diangguki oleh Safira.

Mereka menuju kekamar tempat Erina, memang setelah sholat subuh tadi Erina tidur kembali karena masih lemas.

"Ma bangun, ada yang mau ketemu mama"

Erina mulai memngerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang ada. Siluet laki laki dan anak perempuanya sedikit demi sedikit tampak jelas.

"Assakamualaikum mah"lirih Ergo dengan berurai air mata.

"Waalaikumsalam, Ergo? "shock Erina melihat anaknya.

"Fira ini mama halusinasi atau mama sudah gimana nak, astaghfirullah ya Allah ini apa lagi" ucap Erina lalu menangis mengira ini semua hanya halusinasinya saja.

"Mama ini Ergo, abangnya Fira, anaknya mama, abang jenguk kita ma"ucap Safira sembari menangis.

Kamar itu penuh dengan tangisan bahagia karena seseorang yang mereka rindukan pulang kerumah.

🐇

Maaf banget temen temen, lama gak update karena masalah satu dan lain hal yang gak bisa aku ungkapin dan maaf ini partnya jelek banget.

Jangan lupa follow wp aku @fiiee_ra

Shafea's PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang