kim yoohyeon.
seorang gadis berambut panjang lurus dengan tubuh lumayan tinggi. ia gadis yang periang, menyukai sensasi rasa unik dari matcha dan suara guyuran hujan diakhir sore, juga menyukai sastra, salah satunya adalah puisi.
"seseorang yang menulis banyak puisi cenderung disebabkan karena ia tak bisa mengutarakannya secara langsung"
yoohyeon mengerti fakta itu, jelas. ia tersadar kalimat itu juga sekaligus menamparnya pada kenyataan bahwa semua puisinya tentang cinta, harapan bersama, dan mimpi bahagianya tak mampu ia utarakan langsung kepada sang pemilik baitnya, lee juyeon.
"woy!! ngelamun aja lu, kesambet setan lewat baru tau rasa!"
ucap temannya mengagetkan, lee siyeon.yoohyeon buru buru menutup buku diary tempat ia biasa menulis puisi, menyimpan segera di belakang tubuhnya, lalu tersenyum seperti biasa.
"dih panik amat kayak muka gua muka muka maling karya orang. emang ada apa sih? biasanya juga lu sans aja gua liat puisi picisan lu, gua bacain pakai toa mushola juga biasanya lu okey oley aja"
yoohyeon menggeleng.
"bukan apa apa, yang ini spesial pakai telor dua"
siyeon menggeleng gelengkan kepalanya. "emang kerasukan nih anak"
"ga mungkin kesambet setan lah nun, kan setan gabisa ngerasukin setan"
juyeon tiba tiba muncul diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
E N O U G H 🖇 › E N D ✓
Teen Fiction"ketika gua bilang semuanya udah cukup, berarti gua bener bener ga perlu apapun lagi. gua tau, manusia ga pernah mencapai kata puas, yang penting gua pernah ada dikata bahagia" - kim yoohyeon, oknum maling sendal juyeon waktu jum'atan. "jadi waktu i...