"mampir bentar ya?"
jiu yang mengemudi mengepinggirkan posisi mobilnya saat melewati toko bunga ."buat apa ?"
dami mencoba menahan ."mau ziarah"
"ah iya , sekalian aja . kita juga udah lama"
balas siyeon .mereka bertiga turun , dami segera masuk ke toko dan mencari pelayan toko tersebut .
"sedang mencari bunga apa?"
tanyanya ramah .jiu tersenyum ,
"daisy , tulip ungu , sama mawar pink"pelayan tersebut mengangguk , meminta mereka menunggu sebentar sementara ia menyiapkannya .
dami berjalan melihat lihat bunga , tatapannya terkunci pada anggrek bulan berwarna kuning .
"bu , ini sekalian"
ucap dami sambil tersenyum , menunjuk tiga tangkai bunga tersebut .tak lama pesanan mereka selesai , mereka lalu bergegas menuju pemakaman .
//***\\
suasana hening , mereka berdiri di depan tiga kuburan orang yang mereka kenali . memandang makam handong , sua , dan gahyeon bergantian , bahkan siyeon sudah menitikan air matanya .
jiu meletakan daisy putih tersebut didepan sebuah makam bertuliskan handong yang meninggal 4 bulan yang lalu . handong adalah sepupu jiu , mereka selalu pergi kesekolah bersama , terlebih saat handong ikut tinggal dirumah jiu karena orang tuanya bekerja di china .
jiu mengusap batu nisan tersebut lembut seakan akan ia mengusap rambut halus handong , ia kembali teringat saat handong ditemukan sudah tak bernyawa dikamar mandi .
saat itu tubuh handong sudah amat dingin , wajahnya juga sudah pucat pasi . jiu yang pertama kali menemukannya langsung syok , bahkan jiu mengalami trauma berat selama dua bulan meskipun sekarang keadaannya membaik .
jiu sendiri tak tau jelas alasan handong melakukan ini . ia hanya menemukan sepucuk surat di sebelah bak mandi yang berwarna merah karena tercampur darah dari sayatan yang handong buat dilengan kirinya sendiri .
"selalu bahagia , minji kim !"
tertanda : handong.
jiu menangis tertahan , sungguh rasanya berat sekali . ia anak semata wayang , kehadiran handong sudah seperti adiknya sendiri .
meletakan beberapa bunga daisy , karena itu adalah bunga kesukaan handong . lalu menghela nafas berat .
"lu ketemu sua sama gahyeon kan disana ? cukup kan bertiga dulu ? tolong , jangan yoohyeon . kita masih mau dia hidup"
ucapnya sesak .disisi lain siyeon meletakan bunga mawar pink di atas kuburan sua , menatap nisan bertuliskan "Kim Bora" tersebut dengan senyuman tulus seakan siyeon sudah sepenuhnya rela atas kepergian sua .
siyeon ingat ketika bunda sua menelpon sua dan mengatakan akan menjemputnya yang saat itu terjebak disekolah karena harus menyelesaikan tugas osis untuk acara tahunan sekolah mereka , mereka selesai jam lima sore , bunda sua sangat khawatir dengan sua lalu menjemputnya bersama dengan gahyeon, setelah itu menjemput yoohyeon dari tempat lesnya .
siyeon sudah menawarkan agar sua ikut bersama ia dan ayahnya , namun sua tetap menunggu jemputan bundanya .
siyeon tak menyangka , itu adalah obrolan terakhir ia bersama sua . ia juga menyesal tak menyadari sesuatu yang berarti .
KAMU SEDANG MEMBACA
E N O U G H 🖇 › E N D ✓
Teen Fiction"ketika gua bilang semuanya udah cukup, berarti gua bener bener ga perlu apapun lagi. gua tau, manusia ga pernah mencapai kata puas, yang penting gua pernah ada dikata bahagia" - kim yoohyeon, oknum maling sendal juyeon waktu jum'atan. "jadi waktu i...