Bab 19 - Sebuah Pertemuan

51 4 0
                                    

Aluna masih ingat dengan pesan dari mamanya tadi siang. "Aluna papa ngajakin kamu makan malam di restoran M kamu jangan sampai lupa datang ya."

Sebenarnya Aluna sedang malas untuk datang tapi bagaimana pun juga kedua orang tuanya yang memintanya ia harus menghormati permintaan dari kedua orang tuanya.

Belum sempat sampai di tempat tujuan mobilnya seketika berhenti entah apa yang sudah terjadi tapi berhasil membuat sang pemilik kesal.

"Ini mobil kenapa lagi sih?!" katanya seraya keluar dari dalam mobil.

Aluna tidak paham apa yang membuat mobilnya tiba-tiba mogok seketika dan dari arah kejauhan sebuah mobil hitam ferari menghampirinya ia kenal pemilik mobil tersebut.

"Aluna,"
"Pak Kenan,"
"Mobil kamu kenapa?" tanyanya seraya melihat-lihat mobil Aluna.
"Enggak tahu Pak tiba-tiba mogok gitu aja,"
"Kamu keliatan lagi buru-buru, mau pergi ke suatu tempat?" tanyanya yang di balas anggukan kepala.
"Mm.. gini aja mobil kamu disini aja dulu biar nanti saya telpon orang bengkel langganan saya untuk bawa mobil kamu ke bengkel dan saya anterin kamu ke tempat tujuan bagaimana?" ujarnya memberikan saran.
"Enggak usah deh Pak, saya enggak mau ngerepotin pak Kenan. Pak Kenan juga pasti lagi buru-buru sendiri," kata Aluna.
"Urusan saya gampang yang terpenting kamu sampai di tempat tujuan kamu, ayo biar saya antar."

Dan akhirnya Aluna mau menerima tawaran pertolongan dari Kenan. Bahagianya hati seorang Kenan dan seperti biasa di dalam mobil tidak ada obrolan di antara mereka kecuali Kenan menanyakan tempat tujuan Aluna.

***

Mobil ferrari hitam itu terparkir sempurna di tempat parkiran restoran M tempat tujuan Aluna.

"Makasih ya Pak,"
"Iya sama-sama,"
"Saya masuk duluan ya Pak,"
"Ya silahkan."

Aluna terburu-buru memasuki restoran tersebut sesampainya di dalam ia langsung menemui kedua orang tuanya yang sudah duduk manis di meja no. 22 seraya menunggunya.

"Maaf ya Ma, Pa aku telat," katanya seraya mengambil duduk berhadapan dengan mamanya.
"Udah santai aja," kata ayahnya.
"Kok belum ada yang pesan? Aku udah lapar nih," ucap Aluna.
"Sabar sayang tungguin temen papa kamu dulu," kata sang mama.
"Temen Papa?" kata Aluna.
"Nah itu dia," ucapnya seketika Aluna cukup terkejut saat melihat Arka menunjukkan seseorang yang tengah berjalan kearah meja yang sedang mereka duduki.

"Pak Kenan,"
"Aluna jadi kamu,"

Arka sang papa berdiri menyambut Kenan mempersilahkannya untuk duduk terlebih dahulu.

"Maaf Om saya telat tadi barusan habis dari toilet,"
"Ah iya tidak apa-apa,"

Aluna masih kebingungan, "Pa, Papa kenal sama Pak Kenan?" tanyanya penasaran.

"Iya Papa kenal sama Kenan, Papa kan selaku investor di perusahaan kalian bekerja jadi mana mungkin papa enggak kenal sama Kenan." jelasnya yang masih membuat Aluna tidak percaya.

"Saya juga cukup kaget ternyata putri semata wayang Om Arka yang sering di ceritakan pada saya ternyata Aluna partner kerja saya sendiri," tutur Kenan.

Arka tertawa, "Jadi kalian berdua sama-sama bingung. Ah ya sudahlah anggap saja kalian baru saling kenal malam ini,"

"Lebih baik kita pesan makanan terlebih dahulu pa," saran Alena sang mama.

Di sela-sela memesan menu makanan Kenan menceritakan mengenai kejadian barusan tentang mobil Aluna yang mogok di jalan.

"Wah kok bisa kebetulan begitu ya?" kata mamanya.
"Ya mungkin ini tandanya kalian berjodoh," celetuk sang papa.
"Om bisa aja," kata Kenan.

Mereka asyik dengan obrolan yang mereka bahas mulai dari pekerjaan, bisnis, dan segala hal sedangkan Aluna ia sibuk diam seraya menikmati makanannya.

Aluna tidak berminat sama sekali dengan obrolan yang di perbincangkan entah mengapa ia merasa tidak nyaman saat ini.

Selesai makan malam, Aluna pulang diantar Kenan dan seperti biasa Aluna lebih suka diam bahkan saat sudah sampai di apartemen ia hanya bersuara untuk mengucapkan tanda terimakasih pada Kenan.

"Oh iya mobil kamu masih di bengkel nanti kalau sudah selesai di perbaiki nanti saya suruh orang untuk antar ke sini,"
"Sekali lagi terimakasih Pak,"
"Iya sama-sama selamat malam Al." ucap Kenan yang di balas senyum ramah oleh sang lawan bicara.

Kenan tahu Aluna merasa tidak nyaman saat bersamanya. Tapi, tidak apa-apa Aluna pasti akan terbiasa nantinya.

***

Bantu Vote dan Komentar ya teman.

My Perfect Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang