Hari ini cuaca cukup baik tidak terlalu panas, tidak juga mendung seperti suasana hati Aluna sekarang entah mengapa beberapa hari tidak berkomunikasi dan tidak bertemu dengan Arsyad berhasil membuatnya merasakan kerinduan yang sangat mendalam dan hari ini rencananya ia akan menemui Arsyad di kontrakannya.
Namun saat ia telah sampai di kontrakan Arsyad, ia tidak menjumpai Arsyad bahkan pintu kontrakannya terkunci. Saat ia terus menerus memanggil nama Arsyad justru seorang ibu-ibu pemilik kontrakan menghampirinya.
"Cari Arsyad ya mba?"
"Iya bu, kok orangnya enggak ada ya di kontrakannya?"
"Orangnya udah enggak ngontrak lagi disini, udah saya usir!" jawabnya ketus.Aluna terkejut mendengar pengakuan sang pemilik kontrakan.
"Kenapa ibu usir?"
"Dia udah nunggak 3 bulan enggak bayar kontrakan jadi terpaksa saya usir,"
"Oh yaudah bu makasih informasinya."Aluna kesal mengapa Arsyad tidak menceritakan tentang hal ini kepadanya, biasanya Arsyad akan bercerita padanya akan semua hal dan sudah menjadi hal biasa jika Aluna harus membayari uang sewa kontrakan Arsyad.
Aluna mencoba menghubungi Arsyad namun tidak ada jawaban nomornya tidak aktif.
"Bimo ya Bimo pasti tahu dimana Arsyad," ucapnya buru-buru pergi dari kontrakan.
Saat menghubungi Bimo dan benar saja Arsyad bersama Bimo, secepatnya Aluna menuju tempat kontrakan Bimo teman dekat Arsyad.
***
Arsyad masih tak enakan jika harus menumpang hidup di kontrakan Bimo bagaimana pun juga ia masih mempunyai rasa malu apalagi sudah 2 hari ia menginap.
"Udahlah Syad jangan merasa enggak enakan sama gue," kata Bimo.
"Ya tetap ajalah gue enggak enakan sama lo, "
"Udah santai aja, oh iya Btw Aluna mau kesini lho," kata Bimo berhasil membuat Arsyad terkejut.
"Dan lo kasih tau gue disini?"
"Iya," katanya.
"Kenapa lo kasih tau sih Bimo, gue enggak mau terus-terusan nyusahin Aluna." ujar Arsyad.
"Sorry gue enggak tau," jawab Bimo dengan bingung.Dan benar saja beberapa menit kemudian sebuah Mobil Avanza berwarna hitam terparkir di halaman kontrakan Bimo.
"Itu pasti Aluna," kata Bimo.
Arsyad masih enggan untuk berdiri ia masih duduk terdiam di kursi.
"Bimo," panggil seseorang dari luar pintu kontrakannya.
"Biar gue deh yang buka pintunya," kata Bimo seraya membuka pintu depannya.
"Cari Arsyad kan?" kata Bimo dan Aluna mengangguk.
"Di dalam, temui aja tuh." jawabnya.Bimo memberi waktu untuk keduanya mengobrol sedangkan ia memilih keluar mampir sebentar di warung dekat kontrakannya.
"Aluna,"
"Arsyad, kamu-- ya ampun kamu tahu enggak aku nyariin kamu tau," ujarnya dengan kesal.Aluna duduk di samping Arsyad, "Aku coba telpon kamu kenapa susah di hubungi," tanyanya.
"HP aku jual," jawab Arsyad."Kenapa kamu enggak cerita sama aku? Biasanya kamu cerita dan juga kenapa kamu beberapa hari ini enggak berangkat ke kantor?" tanyanya kembali.
"Maaf Al aku cuman enggak mau ngerepotin kamu lagi. Aku juga, udah ada niatan untuk berhenti magang disitu," tutur Arsyad.
"Kenapa berhenti?" Bukannya menjawab Arsyad memilih diam.
"Kuliah kamu kan sebentar lagi selesai, apa enggak sayang kalau kamu berhenti magang gitu aja," lagi-lagi Arsyad memilih untuk tetap diam.
"Kamu jangan terlalu ambil pusing sama semua ini, aku bisa tangani kok," jawabnya.
"Enggak aku enggak bisa! Biasanya juga kamu selalu berbagi cerita masalah sama aku. Masa sekarang nyuruh aku santai aja gitu," ujar Aluna yang keras kepala.
Aluna menggenggam kedua telapak tangan Arsyad, "Kamu tenang aja. Jangan pernah merasa sendiri. Ada aku yang selalu ada buat kamu." ujarnya menyakinkan sang kekasih hatinya.
Aluna itu bukan hanya sebagai kekasihnya, Aluna bisa menjadi seseorang yang paling berarti dalam hidupnya. Arsyad merasakan setiap ketulusan yang Aluna berikan untuknya ketika ia merasa sendiri, tak ada yang perduli atau bahkan ia merasa tidak mempunyai siapapun di dunia ini.
Aluna hanya wanita itu yang mau mengulurkan tangan untuknya, hanya Aluna yang memberikan pelukan kehangatan untuknya dan karena Aluna hidupnya terasa berwarna kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Girlfriend (END)
RomanceKehidupan Aluna dengan kekasihnya berbanding balik semuanya bisa ia miliki mulai dari karir, cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Berbeda dengan kekasihnya Arsyad pria itu harus menerima kenyataan mengenai dirinya yang sekarang menjadi s...