Aluna baru saja kelar makan siang bersama Rini teman dekat di kantornya. Mumpung, hari ini baru saja slip gajiannya baru saja sudah keluar, di tambah dengan bonus yang ia baru saja di dapatkan jadi hari ini ia berencana mentraktir kekasihnya Arsyad.
Mengingat Arsyad beberapa belakangan hari ini pria itu selalu menginap di apartemennya. Mau melarang karena tak enak hati dengan tetangga di apartemen lainnya tapi Aluna suka dengan keberadaan Arsyad di dekatnya.
"Aluna siang ini nge-mall yuk," ajak Rini.
"Em.. Gimana ya? Lain kali aja deh. Sorry ya soalnya gue udah punya acara lain," jawab Aluna.
"Oh. Iya-iya gue paham, Acara sama My Baby Honey," ucap Rini dengan gaya alaynya.
"You know lah."Rini tahu mengenai tentang Aluna yang sudah memiliki kekasih dan hanya Rini yang tahu. Hubungan keduanya masih di rahasiakan di karenakan ayah Aluna mempunyai koneksi kerja sama dengan V Group terpaksa Rini mau ikut menyembunyikan tentang hubungan temannya itu.
Arsyad sendiri sedang berada di kampusnya beberapa bulan lagi ia akan menyandang status sarjana dan akhir-akhir ini ia harus belajar ekstra keras di tambah harus mencari pekerjaan tambahan, hidupnya tidak seberuntung manusia lain.
"Arsyad tuh lihat siapa yang datang," kata Bimo.
Arsyad melihat siapa yang menghampirinya. Dela mahasiswi baru yang satu fakultas dengan Arsyad.
"Kak Arsyad,"
"Iya kenapa?"
"Hari ini kakak ada acara enggak?"
"Enggak ada sih, kenapa emangnya?"
"Uhuy! Abang mau diajak kemana nih de?" celetuk Bimo seraya menghembuskan asap rokoknya.Dela tersipu malu mendengar kalimat Bimo kakak senior tingkat akhir paling absurd itu.
"Enggak usah di dengerin, anggap aja kentut lewat," kata Arsyad.
"Duh.. duh... Dunia terasa milik berdua," sambung Bimo.
"Berisik lo!" umpat Arsyad."Emang mau kemana?" tanyanya kembali.
"Emm.. ini kak," ujarnya dengan wajah tertunduk seraya memberikan satu tiket nonton di bioskop untuk Arsyad."Kalau kakak enggak ada waktu,"
"Ok, nanti siang tungguin gue aja di gerbang selatan ya,"
"Iya kak, aku ke--ke kelas duluan ya kak." ucapnya dengan gugup.Bimo terbahak melihat ekspresi Dela yang malu-malu kepada Arsyad barusan. Bimo bisa melihat dengan jelas bahwa Dela suka atau bahkan jatuh cinta kepada karib sohibnya itu.
"Ingat lo bro jangan mainin perasaan anak orang," kata Bimo.
"Santai aja kali, gue cuman mau menghargai perasaan dia aja, lagian selama ini tuh anak selalu ngebantuin gue buat ngerjain tugas-tugas gue," ujar Arsyad.
"Pantesan! Awas lo hati-hati nanti main hati lagi," cibirnya seraya mencomot gorengan di hadapannya."Hati gue udah kebal, lagian lo tahu sendiri gue cintanya sama siapa," ucap Arsyad seraya menyalakan rokoknya.
"Yaelah syad, perasaan itu terkadang bisa berubah." celetuk Bimo
Berubah. Perasaan Arsyad tidak akan pernah berubah ia akan selalu menjaga perasaannya hanya untuk Aluna.
***
Dela sudah menunggu Arsyad di gerbang selatan yaitu gerbang pintu khusus keluar untuk para mahasiswa. Dua puluh menit kemudian Pria yang di tunggunya datang menghampirinya.
"Sorry, lama ya?"
Entah mengapa jantung Dela berdegup tidak karuan, apalagi melihat rambut Arsyad yang basah mungkin pria itu baru saja membasahi rambutnya karena memang cuaca siang ini sangatlah panas. Meskipun penampilan Arsyad sederhana hanya mengenakan celana jeans dan kaos hitam supreme yang melekat di badan atletisnya benar-benar terlihat cool.
"Dela!"
"Eh iya kak?"
"Lo kenapa? Malah ngelamun jadi pergi enggak nih?"
"Jadi kak,"
"Gue ambil motor bentar,"Jalanan cukup macet, macetnya jalanan menambah kesenangan di dalam lubuk hati Dela karena dengan begitu ia bisa berlama-lamaan berboncengan dengan Arsyad. Bahkan panasnya matahari mengalahkan segalanya.
Sampai di Mall Ambasador sambil menunggu filmnya di mulai Dela memesan cemilan sebentar bukannya Arsyad pelit tidak mau membelikan minuman ataupun cemilan, jujur saja Arsyad memang sedang tidak ada uang.
Arsyad mengeluarkan benda pipih dari saku celananya, "Lowbat lagi," gerutunya di karenakan ponselnya mati padahal ia baru saja hendak akan menghubungi Allluna.
"Ayo kak,"
Mereka memasuki ruang bioskop gemerlap layar pantulan dari layar besar menampilkan film beradegan romantis berhasil membius para penonton berbeda dengan Arsyad yang nampak tidak terlalu menikmatinya.
Di tempat lain, seseorang tengah mendumel tidak jelas di depan layar ponselnya siapa lagi kalau bukan Aluna.
"Dia ini! Masih molor apa gimana sih? Dari tadi hpnya enggak aktif-aktif tapi bukannya hari ini dia nggak ada jadwal kampus," ujarnya.
Rini menyeringai mencoba menggoda Aluna, "Biasanya sih ya, kalau cowok susah di hubungi biasanya dia la--,"
"Ck! Arsyad buka tipe cowok kayak gitu Rin!"
"Duh.. Belum aja selesai ngomong udah langsung di belain," ucap Rini.Aluna malas berfikiran yang tidak baik, Arsyad kan suka molor di jam-jam segini. Alangkah baiknya ia menunggu sebentar sebelum jam kantor habis.
Kenan yang baru saja keluar dari ruangannya mendapati partner kerjanya--Alluna tengah tertunduk lemas mengamati ponselnya yang tergelatak di meja kerjanya.
"Ehem,"
"Pak kenan?"Kenan tersenyum seraya menghampiri Aluna, "Kamu lagi ngapain?" tanyanya.
"Mandangin ponsel kamu, lagi ada yang di tunggu atau gimana?" sambungnya.
"Emm.. Enggak ada kok Pak,"
"Oh, sore ini kamu sibuk enggak?"
"Memangnya ada apa Pak? Meeting," dahi Aluna bergelombang.
"Bukan-bukan meeting saya cuman mau ngajak kamu makan, gimana mau enggak?"
"Berdua doang Pak?" tanyanya penasaran.
"Ah! Rini juga boleh ikut, gimana kamu bisa enggak?"Mata Rini berbinar lumayan dapat traktiran makan gratis, "Bisa Pak Kenan, bisa banget sore ini kita berdua enggak ada acara kok," ujarnya semangat 45 di sertakan senyuman kudanya.
"Ya udah kalau gitu setelah jam pulang tiba saya tunggu kalian di lobby,"
"Siap Pak! Sampa jumpa nanti pak Kenan," ujar Rini.Aluna terkejut bukan main baru saja ia ingin menolak tapi teman satunya ini mengiyakan ajakan dari atasannya.
"Ih! Lo kok main iyain aja sih tanpa minta persetujuan gue dulu,"
"CK! Aluna lagian juga kan pacar lo itu masih belum jelas di hubunginya udah kali ini di cancel dulu aja acara berdua lo itu. Mumpung Pak Kenan mau traktir kita makan, kan lumayan." ujarnya dengan santai seraya duduk kembali di kursinya.Lagian Rini bingung dengan Aluna yang mau saja menjalin hubungan dengan cowok yang setahu dirinya kehidupannya amburadul itu. Sebenarnya Rini sudah pernah bertemu dengan Arsyad saat itu Arsyad menjemput Aluna di kantor dengan motor beat maticnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Girlfriend (END)
RomansaKehidupan Aluna dengan kekasihnya berbanding balik semuanya bisa ia miliki mulai dari karir, cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Berbeda dengan kekasihnya Arsyad pria itu harus menerima kenyataan mengenai dirinya yang sekarang menjadi s...