Bab 17 - Truth

52 5 0
                                    

Sore itu Aluna dan Arsyad habiskan waktu mereka berdua berpacaran di taman Kota di daerah kawasan Jakarta. Beberapa hari yang lalu Arsyad tak menyangka ia berhasil menyelesaikan tugasnya ya walaupun itu juga berkat bantuan Kathrine dan ia merasa jadi lupa diri seharusnya ia berterimakasih pada teman barunya itu yang dengan baik hati membantunya.

Aluna yang merasa ocehannya tak di gubris oleh lawan bicaranya ia mulai kesal sendiri apalagi melihat sekarang kekasihnya tengah fokus mengetik sesuatu di ponselnya berhasil membuatnya penasaran apa yang sedang di fokuskan Arsyad.

Aluna langsung melihat nama Kathrine di kontak pesan Whatsapp Arsyad yang berhasil membuat dirinya semakin kesal bagaimana mungkin Arsyad mengabaikannya demi membalas Pesan dari Kathrine.

Sebal karena di abaikan Aluna lebih memilih untuk pergi dan Arsyad masih tak menyadari jika kekasihnya itu telah pergi begitu saja.

"Aluna kemana dia?" ujarnya seraya melihat kesamping nya sudah tidak ada kekasihnya.

Arsyad sadar pastilah Aluna mengetahui jika dirinya baru saja mengabaikannya demi membalas pesan dari Kathrine. Sekarang kemana perginya Aluna.

***

Aluna memilih untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya karena jika ia pulang ke Apartemen pasti Arsyad akan menemuinya dan entahlah hari ini ia merasa malas berhadapan langsung dengan Arsyad.

Alena Mamanya yang melihat kedatangan putrinya itu ia langsung menyambutnya dengan pelukan hangatnya.

"Tumben kamu pulang,"
"Kangen aja sama Mama,"
"Sama Papa enggak?" tanya Papanya seraya menuruni anak tangga.

Aluna tersenyum manis seraya berlari memeluk papanya, "Kangen juga kok sama papa," jawabnya.

"Kebetulan kamu pulang mama udah masak jadi mendingan kita makan dulu yuk," ujar mamanya.

Di meja makan hanya ada Aluna, Roy, Sela dan Kedua orang tuanya. Aluna mencari satu kakaknya yaitu Raka yang tak nampak di Meja makan.

"Ma, Kak Raka mana?"
"Biasa dia selalu pulang larut malam,"
"Oh,"

Di sela-sela makan bersama mereka Sela sempat menanyakan sesuatu yang berhasil membuat Aluna tersedak makanannya.

"Kamu udah punya pacar belum Al?"
"Mm--," Aluna kebingungan harus menjawab apa.
"Jangan bilang kamu masih jomblo," ujar Roy seraya tertawa.
"Masa sih kamu masih Jomblo aja bukannya papa udah kasih izin kamu buat cari pasangan yang kamu mau?" tanya Sela.

Mamanya yang mengetahui raut wajah kebingungan dari Aluna ia mencoba melerai obrolan di meja makan ini. 'Sudah-sudah habiskan makanan kalian, engga baik makan sambil ngobrol,'

Selesai makan saat ia sendirian di ruang keluarga sambil rebahan memainkan ponselnya puluhan pesan dari Arsyad terdapat di Whatsapp-nya.

Entah mengapa Aluna malas membalas pesan dari Arsyad ia lebih memilih membuka instagramnya seraya bolak-balik beranda tak karuan.

"Aluna kamu belum tidur sayang?" tanya mamanya yang berhasil membuat Aluna terkejut bangun dari aktivitas rebahannya.
"Belum ngantuk Ma," jawabnya

Mamanya mengambil space kosong duduk di samping putrinya berhasil membuat Aluna kebingungan, "Kenapa Ma?" tanyanya.

"Kamu yang kenapa, lagi berantem ya sama pacar kamu?"
"Pacar apaan sih ma, aku enggak punya pacar,"

"Bohong memangnya mama ini siapa kamu hah? Mama ini mama kamu yang melahirkan kamu jadi mama tau kamu menyembunyikan sesuatu selama ini dari papa sama mama," ujarnya berhasil membuat Aluna terdiam.

Aluna terdiam, "Mama tau semuanya?"
"Tau dong,"

Aluna menghela nafasnya sejenak ia baru sadar bahwa selama ini hubungannya dengan Arsyad telah di ketahui oleh mamanya sendiri.

"Papa tau enggak?"
"Kayaknya sih enggak tahu,"
"Ma jangan bilang-bilang sama Papa ya ma tentang apa yang Mama ketahui." pintanya seraya menggenggam kedua tangan mamanya.
"Kenapa Papa enggak boleh tau lagi pula kan kamu sudah di perbolehkan pacaran sama apa?" Aluna menggeleng.
"Ya pokoknya jangan kasih tahu Papa ya ma nanti Aluna sendiri yang ngasih tau papa tentang ini,"
"Iya-iya Mama enggak akan kasih tahu Papa tapi asalkan kamu kenalin Mama sama pacar kamu itu," Aluna mengangguk semangat 45 seraya memeluk mama tercintanya.

Syukurlah ia merasa lega ternyata mamanya mau menuruti keinginannya meskipun ia tahu cepat atau lambat semuanya akan mengetahui hubungannya dengan Arsyad dan pada akhirnya ia akan merasa khawatir jika papanya tahu kalau seseorang yang di bencinya adalah kekasih dari putrinya sendiri.

***

"Kamu kemana aja sih sayang dari semalam aku hubungi kamu tapi kamu enggak mau angkat telpon dan bahkan pesan aku aja enggak di balas sama sekali. Aku cari kamu ke apartemen tapi kamu enggak ada," ujar Arsyad khawatir.

"Kamu pergi kemana semalam?" tanya Arsyad kembali namun lawan bicaranya masih diam.
"Aluna,"
"Udah ngomongnya?" kata Aluna kesal.

Aluna memutar bola matanya ia mulai jengah, "Udah ya, jam istirahat kantor bentar lagi mau habis aku harus ke ruangan," tuturnya.

Baru saja Aluna hendak pergi namun pergerakannya terhenti karena pergelangan tangannya di genggam Arsyad.

"Al kamu kenapa sih?"
"Kamu masih nanya aku kenapa!" Aluna menatap Arsyad sebal.
"Iya aku tahu, aku salah udah buat kamu kesal karena udah mengabaikan kamu kemarin," ujarnya seraya memohon.
"Itu kamu tahu, terus masih nanya aja." katanya seraya melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman tangan Arsyad kemudian ia meninggalkan Arsyad sendirian di taman kantor.

Aluna kali ini benar-benar marah pada Arsyad sadar ia salah bahkan ia pun tahu Aluna paling tidak suka di abaikan apalagi karena sesuatu yang tidak di sukai Aluna.

Jika ia tidak mau mengalah dan meminta maaf atas semua hal yang ia lakukan bisa-bisa hubungannya selesai begitu saja.

Arsyad merasa takut jika sampai ia kehilangan Aluna karena hanya Aluna satu-satunya yang ia miliki di dunia ini dan sekarang miliknya sedang marah kepadanya.

My Perfect Girlfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang