Chapter 24 | Misunderstand

16 3 0
                                    

Jangan lupa kasih bintang dan penuhin tiap paragrafnya dengan komentar kalian😊

Happy Reading<3

···

Semua hal tentangmu membuatku tersipu, satu hal tentangku membuatmu malu

···

Ketika Andhra membuka mata, dia menemukan Zou tengah tertidur pulas di sofa panjang dekat brangkar. Sebenarnya ketika Zou berbicara panjang lebar terhadapnya, Andhra berpura-pura pingsan, sebab dia bingung harus melakukan apa.

Tapi, kali ini Andhra hanya menatap Zou. Entah kenapa pemandangan Zou tidur membuat dada Andhra menghangat. Terlihat begitu tenang, tanpa beban. Andhra tersenyum. Rasanya baru kemarin Zou bermain lego dengannya, tapi sekarang Zou kecilnya kini telah beranjak dewasa.

Semenjak kepergian Mama Zou dua belas tahun yang lalu, hubungan Andhra dan Zou tidak terjalin baik. Kepergian Mama Zou menghancurkan semuanya, padahal dulu keluarga mereka adalah keluarga yang bahagia.

Mengingat itu, perlahan-lahan luka yang dipendam Andhra selama bertahun-tahun kembali muncul kepermukaan dan terasa sakit. Luka yang disebabkan oleh Mama Zou, dan kini terbuka kembali oleh ingatannya.

Berulang kali Andhra meyakinkan dirinya, bahwa luka dihatinya itu akan hilang seiring berjalannya waktu oleh kesibukannya, nyatanya tidak bisa. Namun sepertinya, Andhra masih belum melepaskan Mama Zou sepenuhnya. Dia kalah, selama ini dia tidak baik-baik ditinggal Mama Zou dan masih berharap beliau kembali kepada mereka.

Nyatanya, tidak ada yang bisa menyembuhkan luka, kecuali kalau kita mau berdamai dengan luka itu sendiri.

Karena keegoisan Andhra dalam mengalihkan luka. Dia lupa kalau dia masih memiliki dunia dalam hidupnya. Dan Zou adalah korban karena keegoisannya. Anak semata wayangnya yang pasti menyimpan banyak beban di pundaknya.

Senyum Andra mendadak pudar. Dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki hubungannya dengan Zou yang telah lama ia rusak, karena rasanya terlihat percuma. Zou sudah jauh untuk ia gapai. Selama ini mereka hidup di atap yang sama, tetapi selalu menjalani kehidupan masing-masing. Terlebih lagi Zou jarang sekali pulang dan memilih menginap dirumah sahabatnya, Kiran.

Tapi Andra tidak mau melakukan kesalahan lagi atau dia harus menanggung resiko kehilangan Zou hanya karena keegoisannya.

Andhra masih mengamati Zou dengan tenang, menatap tiap lakukan wajah tampan anaknya itu. Tiba-tiba cowok itu membuka mata. Andhra tersenyum tulus melihatnya.

Cowok itu menoleh dan dia membolakan matanya ketika dia melihat Andhra menatap kearahnya.

"Makasih Zou, udah mau jenguk Papa," ujar Andhra dengan suara lirih.

"Papa gak perlu bilang makasih, udah kewajiban Zou kan?"

Senyum tipis tercetak di bibir Andhra dan menepuk kasur disebelahnya, "Sini Zou."

Zou yang masih mengumpulkan kesadarannya menghampirinya, "Kenapa Pa?"

"Kamu pasti kecewa banget ya sama Papa? Makanya kamu jarang pulang kerumah, selalu ngehindarin Papa juga"

Dengan Zou yang hanya memberikan senyuman, Andra pun tahu jawabannya. Mana mungkin Zou nggak kecewa jika perlakuan dirinya terhadap Zou begitu buruknya.

"Kamu nggak mau nanya kenapa Papa ngusir Mama kamu dua belas tahun lalu?"

Zou menghela napasnya perlahan, lalu dia menatap Andhra dengan tatapan lembut. "Gak perlu, dengan sikap Papa selama ini itu sudah lebih cukup menjawab semua pertanyaan aku."

DryenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang