Selamat membaca cerita Dryence:)
Jangan lupa tebarkan komentar dan pencet tombol bintang
🔹 🔹 🔹
Perihal hati adalah segala hal yang tak pernah kumengerti.
🔹 🔹 🔹
Zou menatap kedepan, bocah berumur tiga belas tahun itu terdiam dibangkunya. Bocah lelaki itu hanya diam sambil menatap kesekitarnya. Pribadinya memang sangat bertolak belakang dari bocah lelaki seumurnya yang sibuk berlari kesana kemari.
Suara teriakan menggema tak hanya dari bocah lelaki saja. Tetapi teriakan bocah perempuan yang juga main kejar-kejaran ikut serta memenuhi ruang kelas yang sepi. Sepi karena guru yang mengajar sedang ada acara rapat dadakan.
Bukan, bukannya Zou dikucilkan. Melainkan dirinya lah yang lebih memilih menjauhi keramaian. Zou tidak suka keramaian. Dia hanya suka menyendiri dan mengamati keadaan sekitar dari jauh. Bocah lelaki itu lebih suka mengamati sambil menerka-nerka apa yang akan terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh seseorang selanjutnya.
Tak jarang banyak orang sering menamainya lelakk aneh. Bocah-bocah sebaliknya lebih sering memanggilnya dengan sebutan cenayang. Karena memang semua yang dia tebak kebanyakan tepat sasaran. Bocah itu terkadang bisa membaca sekelebat kejadian yang akan terjadi di masa mendatang.
Memang lelaki itu tak peduli dengan keadaan sekitar. Jika Zou dihina maka ia lebih memilih untuk menulikan telinga daripada mendengarnya. Sebenarnya dilubuk hati terdalam Zou kecil juga merasa terluka. Bukannya membalas seluruh hinaannya, tetapi lelaki kecil itu memendam luka dalam diamnya.
"Dia aneh banget ya" ujar salah satu anak yang diikuti dengan anggukan persetujuan dari anak-anak lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dryence
Fiksi RemajaAku menemukannya saat langit tampak semakin pekat. Siluet tubuh kokoh tak menggambarkan dirinya yang kuat. Dari matanya aku bisa merasakan seberapa beban luka yang kini tengah ditanggungnya. Entah aku harus bagaimana. Tapi, dari dirinya. Semua ini b...