Jangan lupa vote and comment***
Seminggu berlalu. Sejak kejadian malam itu, Jisoo harus rela satu atap dengan istri kedua dari orang yang sangat dicintainya.
Ya, sudah seminggu Irene berada dirumah Jin ini. Walaupun bukan satu kamar dengan Jin dan Jisoo, tetap saja Jisoo merasa sedih dengan keadaan ini.
Jisoo lebih suka diam, tidak banyak bicara, dan selalu mengurung diri didalam kamar jika dia tidak ada urusan.
Seperti sore ini, Jisoo duduk disofa balkon kamarnya menatap langit sore yang masih cerah, tidak seperti hatinya.
Jisoo masih memikirkan bagaimana caranya, mereka mengetahui kejadian sebenarnya dari Irene dan Jin tempo hari.
Jisoo memijit dahinya yang sedikit pusing. Memikirkan hal itu sangat menguras tenaganya.
Jisoo melirik arloji yang melingkar manis dipergelangan tangannya.
17. 22Sebentar lagi Jin pulang, dan Jisoo harus membuat makanan untuk Jin. Seperti kebiasaannya selama ini.
Jisoo menuruni tangga dengan pelan. Jisoo dapat melihat Irene sedang berada disofa ruang tamu menonton tv sambil mengemil snack.
Jisoo menghembuskan nafas panjang, lalu berjalan menuju dapur untuk membuat makanan.
"Eh, Hai Jisoo" sapa Irene sambil tersenyum manis. Walaupun Jisoo tau itu adalah senyum paksa. Jisoo membalas dengan senyum tipisnya.
"Mau kemana?" Tanya Irene sambil berdiri.
"Kedapur" Jawab Jisoo seadanya.
Irene tampak berjalan menghampirinya."Mau bikinin makanan buat Jin, ya? Gua ikut bantu, ya?" Irene berjalan lebih dulu menuju dapur. Sementara Jisoo hanya menatap punggung Irene dengan tatapan yang sulit diartikan.
Selama Irene berada dirumah ini, memang kelakuannya sangat baik, lembut, dan ramah terhadap semuanya. Namun, Jisoo masih merasa tak enak dengan keadaan ini.
"SAYANG. AKU PULANG!!" Jisoo dan Irene kompak menoleh kebelakang. Dan juga kompak berjalan kearah pintu utama tempat Jin masuk. Ya, itu suara Jin.
Jin memang selalu berteriak seperti itu saat pulang kerumah. Dan kebiasaan itu tidak mudah untuk dihilangkan meski sudah ada orang baru di kehidupan mereka.
"Haii Jin!" Irene langsung berlari memeluk Jin erat.
Jisoo mematung. Berhenti berjalan, sambil menatap dua orang yang berpelukan itu membuat hatinya sangat sakit. Jisoo dengan sekuat tenaga menahan air mata yang akan turun dan menundukkan kepalanya tak ingin melihat pemandangan itu.
Walaupun Jin tak membalas pelukan itu, tetap saja Jisoo cemburu. Apalagi, hubungan mereka yang juga sudah sah sebagai suami istri. Jisoo merasa tercampakkan disini.
Jisoo mendongak saat sebuah tangan kekar mengangkat tubuhnya kedalam gendongannya. Jisoo mengembangkan senyumnya saat menyadari bahwa itu adalah Jin, suaminya.
"Nggak mau nyambut suaminya pulang?" Tanya Jin berbisik disela-sela gendongannya. Jisoo terkekeh pelan.
"Kangen" lirih Jisoo sambil mengeratkan pelukannya pada dada bidang Jin. Sungguh, Jisoo sangat bahagia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CrazyCalm [JinSoo]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! Jin terjebak dalam situasi yg tidak bisa dia tolak. Menikah dengan orang yg tidak dicintainya bukanlah keputusan yg tepat untuknya, walaupun hanya 3 bulan. Ya, jin dipaksa menikah dengan jisoo hanya selama 3 bulan karena saham...