" Jin, aku keruang keluarga ya" ucap jisoo pada jin saat sudah bosan berada didalam kamarnya. Jin mengangguk, lalu jisoo pun pergi keruang keluarga dan menghidupkan tv menonton acara favoritnya.
Cuaca malam ini cukup dingin, jadi jisoo memilih untuk mengambil teh hangat dan duduk bersila diatas sofa ruang keluarga itu.
21.37 malam.
Jin keluar kamar dan keruang keluarga memastikan jisoo masih ada disana. Jin tersenyum tipis saat melihat jisoo tertawa terbahak-bahak menonton acara lucu di TV. Padahal didalam kamar juga tersedia TV, entah mengapa jisoo lebih memilih berada diruang keluarga.
Jin kembali kekamar dan mengambil selimut kecil untuk jisoo, lalu mematikan AC diruang keluarga agar jisoo tidak kedinginan. Jisoo menerima selimut itu tanpa mengalihkan pandangannya dari TV itu.
Setelah memastikan jisoo aman disana, jin kembali kekamar untuk mengerjakan beberapa tugas dari kantornya. Selain kuliah, jin bekerja sebagai CEO diperusahaan milik namjoon dan membantu pengelolaan bisnis di perusahaan min yung. Tentu saja pekerjaannya banyak saat ini.
01. 39 malam
Jin terbangun dari tidurnya karena suara gemuruh petir yg mengganggu telinganya. Jin tertidur diatas meja kerjanya. Jin berlari keluar saat menyadari jisoo tidak ada diatas ranjang kamarnya.
Jin langsung memeluk jisoo saat melihat jisoo tengah meringkuk disofa ruang keluarga sambil menutup telinganya. Tubuh jisoo bergetar karena takut. Jisoo langsung memeluk jin erat dan membenamkan kepalanya didada jin saat jin memeluknya. Sungguh, saat ini jisoo benar benar takut. Masa lalunya kembali terngiang dikepalanya sekarang.
Hujan masih belum reda, petir pun tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Namun, jin dan jisoo sudah kembali larut dalam tidur nyenyak mereka masih dengan posisi duduk dan saling berpelukan.
Mata jisoo terbuka saat silaunya sinar matahari menembus pelupuk matanya. Jisoo masih merasakan pelukan tangan seseorang ditubuhnya. Jisoo mendongak, mata jin masih terpejam rapat dengan tubuhnya yg tersandar dipunggung sofa dan tangannya yg masih erat memeluk jisoo.
Jisoo memandangi wajah tampan itu dengan saksama. Menikmati hembusan nafas hangatnya yang seirama dengan gerak tubuhnya. Jisoo sadar, hanya dia yang mencintai pria itu, tidak dengannya.
Jisoo menarik badannya keluar dari pelukan jin pelan pelan agar tidak menggangu tidur jin. Namun suara bi ningsih membuat usaha jisoo sia sia.
" Nyonya, apa sarapannya mau dibuatkan? Karena nyonya kan lagi sakit" ucap bi ningsih lumayan kencang yg membuat jin terbangun dari tidurnya.
" Nggak usah bi" ucap jisoo sambil tersenyum tipis. Jisoo kembali memandang jin yg sedang mengernyapkan matanya beberapa kali.
"Jisoo..." Panggilnya pelan. Jisoo tersenyum, lalu berdiri dari duduknya dan melipat selimut yg dipakainya tadi malam.
"Sana mandi" ucap jisoo pada jin.
"Kamu duluan ah. Aku lagi malas nyentuh air"
" Ihh jorok banget sih. Kamu mandi sana, kan kita mau pergi beli bahan buat bikin kue" jin mengangguk dan memaksakan dirinya untuk mandi. Sementara jisoo mengikuti jin kekamar untuk menyiapkan baju yg akan jin pakai nantinya.
"Jisoo...shampoonya habis!!" Teriak jin dari dalam kamar mandi. Jisoo terkekeh pelan mendengarnya. Tak biasanya jin mau berteriak seperti itu padanya.
Jisoo bergegas mengambil sebotol shampoo dari dalam lemari kecil tempat persediaan alat mandi mereka.
Tok..tok..
KAMU SEDANG MEMBACA
CrazyCalm [JinSoo]
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM BACA!! Jin terjebak dalam situasi yg tidak bisa dia tolak. Menikah dengan orang yg tidak dicintainya bukanlah keputusan yg tepat untuknya, walaupun hanya 3 bulan. Ya, jin dipaksa menikah dengan jisoo hanya selama 3 bulan karena saham...