2.11 Darkness

54 6 0
                                    

Jaehyun semakin menguatkan cekikan itu pada leher Sungchan. Sepertinya Sungchan tidak tahu lagi harus bertahan karena ia merasa tubuhnya sudah begitu lemah dan darahnya seolah berhenti mengalir sekarang.

Air mata Sungchan jatuh begitu saja dari kelopak matanya. Ia tidak tahu lagi seberapa besar kesalahan yang sudah ia lakukan sehingga Jaehyun benar-benar membencinya dan tidak menginginkannya untuk hidup.

Sungchan sudah begitu pasrah. Jika malam ini memang adalah akhir hidupnya, semoga ayahnya ini tidak merasa terbebani lagi atas keberadaannya.

"Ayah"

Jaehyun melonggarkan cekikan kuatnya pada leher Sungchan setelah mendengar suara Dabin. Di tolehnya pintu kamar yang memang sejak tadi terbuka sedikit.

"Ayah.." panggil Dabin lagi sembari terus mencari-cari keberadaan ayahnya.

Jaehyun segera menjauhkan jaraknya dari Sungchan. Buru-buru ia menoleh ke arah pintu dan memastikan bahwa putrinya itu tidak melihat kejadian apa-apa.

"Uhuk, uhuk, uhuk.." batuk Sungchan yang langsung mengontrol nafasnya. Pandangannya bahkan mendadak terang-gelap akibat cekikan Jaehyun barusan.

Dabin menoleh ketika mendengar suara batuk dari arah kamar saudaranya. Buru-buru dirinya melangkah ke arah pintu dan melihat Jaehyun yang juga ada disana.

"Ayah, aku mencarimu kemana-mana. Ternyata ada di kamar kak Sungchan" ucap Dabin yang sekarang sudah berdiri di depan pintu kamar Sungchan.

Dabin mengalihkan pandangannya ke arah Sungchan yang sudah terbatuk-batuk. Ia mengernyit heran melihat saudara laki-lakinya tersebut.

"Apa kak Sungchan sakit?" tanya Dabin khawatir.

Jaehyun langsung berdiri mendekat ke arah Dabin. Di sentuhnya kedua pundak Dabin sambil mengusapnya pelan. "Tadi ayah sudah memeriksanya. Kakakmu hanya perlu istirahat. Jangan ganggu dia"

Dabin melirik ke arah Jaehyun yang sudah mengulas senyum ke arahnya. Ia merasa aneh saja melihat tingkah Jaehyun yang cepat mendorongnya pergi dari kamar Sungchan. Sebelum benar-benar pergi, Dabin sempat menatap mata Sungchan yang memerah dan wajah yang begitu pucat. Sebelum timbul banyak pertanyaan dari putrinya, buru-buru Jaehyun menutup pintu kamar Sungchan dan tidak membiarkan Dabin melihat saudaranya itu lagi.

"Ayo ini sudah malam. Kembalilah ke kamarmu dan tidur" suruh Jaehyun mengantar Dabin kembali menuju kamarnya.

*****

Sakura baru saja keluar dari dalam kelasnya. Ia terkejut melihat Sungchan yang berjalan seperti mayat hidup.

"Aish, kukira tadi zombie" gerutu Sakura sambil mengusap dadanya terkejut.

Sungchan melirik Sakura malas. Dengan mata yang sayu dan wajah pucatnya, Sungchan benar-benar terlihat tidak bersemangat hari ini.

Sungchan menarik kursinya sungkan. Kemudian ia merebahkan kepalanya di atas meja sambil memejamkan matanya.

Haechan yang baru saja datang memasuki ruang kelas melihat Sungchan sudah duduk di bangkunya. Dengan langkah ragu, ia berjalan menuju bangku Sungchan dan menyerahkan sekotak susu ke arah sahabatnya itu.

"Sungchan, aku mau minta maaf padamu atas kejadian beberapa hari lalu" ucap Haechan takut-takut.

Sungchan membuka matanya. Di pandangnya Haechan dengan tatapan yang benar-benar lesu.

"Ya aku memaafkanmu" jawab Sungchan dengan suara serak.

Haechan sedikit terkejut. Sungguh, ini sangat di luar ekspetasinya jika Sungchan bisa memaafkannya secepat itu.

Come, Stay, or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang