17. Semuanya sudah berlalu

119 25 2
                                    

Doyoung menggigit ujung jemarinya khawatir. Sudah tiga jam berlalu dari tersebarnya berita itu, tapi tetap saja dirinya tidak bisa tenang.

"Jaehyun bagaimana ini? Di kantor sudah banyak wartawan yang sedang memburumu" cemas Doyoung.

Jaehyun yang sejak tadi menundukkan kepalanya dalam tidak hentinya mengacak rambut frustasi.

"Tidak, tidak. Hari ini kau tidak boleh ke kantor!" tegas Doyoung.

"Lalu aku diam saja tanpa memberi klarifikasi?" tanya Jaehyun.

Doyoung menghembuskan nafasnya kasar. Ia terduduk di kursi sofa rumah Jaehyun dengan pundak yang turun.

"Apa kau akan mengakui kebenarannya? Lalu bagaimana dengan Ryujin?" tanya Doyoung.

Jaehyun beralih menatap Doyoung, lalu kemudian menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya.

"Aku.. juga tidak tahu" hela Jaehyun.

Doyoung kemudian menegakkan badannya lagi. Ia menatap Jaehyun dengan wajah yang begitu serius.

"Yang bisa kau lakukan sekarang mengulur waktu saja. Aku akan mengatur jadwal konferensi pers untukmu dan sampai hari itu, pastikan kau jaga Ryujin baik-baik" pesan Doyoung.

Doyoung menarik nafas begitu dalam. "aku akan mencari solusi terbaik untuk kalian berdua"

*****

Doyoung keluar dari pintu lift. Pikirannya sekarang merasa tercampur aduk rasanya. Selain ia memikirkan solusi untuk penyelesaian masalah Jaehyun dan Ryujin, ia juga memikirkan darimana sumber berita itu tersebar.

Sedangkan yang tahu perihal rahasia sejauh ini hanya dirinya, Jaehyun, dan...

Minhyun? Ia sama sekali tidak terpikirkan satu sahabatnya lagi.

Doyoung berlari menuju ruang kerja Minhyun. Ia membuka ruangan itu dan ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Minhyun.

"CHOI YOOJUNG!" teriak Doyoung.

Yoojung yang mendengar teriakan Doyoung buru-buru mendekat ke arah Doyoung.

"A-ada apa manajer Kim?"

"Dimana Hwang Minhyun?!"

"Itu.. tadi pagi saya mendapat kabar bahwa manajer Hwang izin ke luar kota mendadak. Katanya ada urusan keluarga di desa dan dia terburu-buru"

Doyoung meninju pintu ruangan itu kuat membuat Yoojung terlonjak. Doyoung benar-benar geram dengan tingkah pengecut Minhyun ini.

Doyoung berbalik badan menuju ke ruangannya. Somi yang baru saja ingin menemui Doyoung mendadak takut melihat atasannya itu tampak tidak seperti biasanya.

"Sepertinya karena masalah pagi ini" bisik Yoojung kepada Somi.

Somi mengulum bibirnya ragu. Lalu ia mengangguk pelan sambil menatap kertas yang ada di tangannya.

"Baiklah. Aku harus siap mental jika hari ini manajer Kim bahkan lebih sensitif dari biasanya" yakin Somi.

Yoojung menepuk pundak Somi dua kali. "semangat Somi, kau pasti bisa"

Somi mengetuk pintu ruangan Doyoung sebanyak dua kali. Lalu ia membukanya pelan dan melihat Doyoung yang menopang kepalanya dengan kedua tangan.

Come, Stay, or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang