9. yang paling tersakiti

162 30 34
                                    

Doyoung membesarkan matanya melihat oleh-oleh yang dibawa Ryujin. Tidak hanya Doyoung, disana juga ada Somi, Yoojung, dan juga Minhyun. Sekarang Ryujin berada di kantor Jaehyun.

"Pasti ini milikku" tunjuk Doyoung pada bungkusan paling besar. Ia hendak mengambilnya tapi Ryujin segera menyingkirkan tangan Doyoung menjauh.

"Ini bukan untukmu. Ini untuk Minhyun"

Doyoung begitu terkejut. "Kau begitu pilih kasih pada Minhyun. Padahal selama ini yang menemanimu kemana-mana selalu aku"

"Ini bukan kehendakku, ini kehendakku anakku"

Doyoung menaikkan alisnya. Tapi Ryujin hanya acuh saja. Ia mengambil bungkus paling besar itu dan memberikannya pada Minhyun.

"Ini untuk paman Minhyun" beri Ryujin sambil bertingkah manja.

Doyoung menggeleng. "Kau bahkan tidak adil dengan pamanmu satu ini. Kau curang" protes Doyoung sambil menunjuk perut Ryujin.

"Terima kasih anak manis" balas Minhyun lembut. Ia mengelus perut Ryujin gemas.

Jaehyun baru saja keluar dari ruangannya. Ia melihat keramaian di luar ruangan yang sedang berbagi oleh-oleh.

"Wahh terima kasih, ibu Shin. Saya tidak menyangka bahwa anda ingat untuk memberikan kami oleh-oleh" senang Somi.

"Iya, bu. Saya juga sangat senang. Ini semua benda mahal. Apakah uang anda tidak habis untuk memberikan kami barang-barang ini?" tanya Yoojung.

Ryujin menggeleng. "Ini juga bukan uangku. Tapi uang Jaehyun"

Yoojung tertawa datar menanggapinya. "Hahaha. benar juga ya"

Mereka terlalu sibuk sendiri. Bahkan kehadiran Jaehyun mereka tidak sadar.

"Ehm" deham Jaehyun keras. Serentak semuanya menoleh kearah Jaehyun.

"Presdir Jung" kaget Somi.

"Kalian sedang apa?" tanya Jaehyun berbasa-basi.

"Ohh ini, ibu Shin membagi-bagikan oleh-oleh pada kami" jawab Yoojung.

"Ohh" angguk Jaehyun. Ia melirik kearah Ryujin yang sama sekali tidak menatapnya.

"Sudah selesai 'kan? Pulang saja" ucap Jaehyun tertuju pada Ryujin.

Minhyun segera menatap Jaehyun tajam dari tempatnya. Jaehyun yang ditatap hanya melirik dengan angkuhnya.

"Nanti saja Ryujin pulang. Itu terlalu cepat. Aku sangat merindukannya" rengek Doyoung.

Jaehyun tidak mengindahkan kalimat Doyoung. Ia mendekat dan menarik tangan Ryujin.

"Aku akan mengantarmu pulang sekarang. Sebentar lagi aku akan pergi dinas" tarik Jaehyun. Namun Ryujin segera menarik lagi tangannya dari genggaman Jaehyun.

"Aku akan pulang sendiri saja" tolak Ryujin.

"Aku saja yang mengantarnya" tawar Minhyun cepat. Ryujin menoleh kearah Minhyun.

Jaehyun tertawa kecil menanggapinya. "Tidak perlu repot, manajer Hwang. Aku suaminya. Aku sebaiknya mengantarkan istriku pulang"

Minhyun mengepalkan tangannya. Ia melihat senyuman menyebalkan Jaehyun sekarang.

Jaehyun meraih tangan Ryujin lagi, ia menarik Ryujin turun dari lantai itu. Membawanya pulang kembali ke rumah.

Jaehyun terus menuntun Ryujin hingga ke parkiran. Ryujin menepis tangan Jaehyun setibanya mereka di samping mobil Jaehyun. Jaehyun menoleh dan menatap Ryujin dengan dingin.

Come, Stay, or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang