Naeun kehilangan kata-katanya setelah mendengar penuturan Doyoung baru saja. Jantungnya serasa dihujam begitu dalam dengan kalimat itu.
"Kau cantik, muda, berbakat, dan juga pintar. Peluangmu untuk mendapatkan laki-laki yang sempurna masih lebih besar daripada kau merebut suami orang" tegas Doyoung lagi.
"Saya--"
"Aku tidak ingin reputasi baikmu itu menjadi buruk karena kau melakukan ini. Sebelum semuanya terlanjur lebih jauh.." lanjut Doyoung.
Naeun masih bimbang pada perasaannya. Ia beralih menatap Doyoung dilema.
"Ku harap kau memutuskan keputusan yang tepat, sekretaris Lee" akhir Doyoung menepuk pundak Naeun kemudian berlalu.
Setelah pertemuannya bersama Doyoung kemarin, Naeun merasakan beberapa kejanggalan yang terjadi di kantornya. Bukan maksud Naeun menuduh Doyoung menyebarkan berita tidak bagus. Hanya saja mungkin ia baru menyadari jika tatapan itu yang selama ini mereka tunjukkan kepadanya.
Somi menyenggol lengan Yoojung kuat melihat Naeun yang baru saja melintas di hadapan mereka. Dengan tatapan tidak suka, mereka memperhatikan seluruh gerak-gerik Naeun dari tempat mereka.
"Mengapa semakin hari wanita itu terlihat menjijikkan ya?" bisik Somi pada Yoojung.
"Aku sependapat. Dia mungkin memang menjijikkan" balas Yoojung juga balik berbisik.
Disaat keduanya saling berbisik ria, Minhyun datang menghampiri Yoojung untuk memeriksa beberapa berkas. Melihat bawahannya itu yang tidak menyadari kehadirannya, Minhyun mengernyit heran.
"Kalian sedang menggosipkan apa? Bolehkah aku ikut?" tanya Minhyun dari arah belakang tubuh Yoojung dan Somi.
Yoojung terlonjak. Ia segera berbalik badan dan membungkuk ke arah Minhyun. Sedangkan Somi buru-buru kembali ke tempatnya.
"Maaf, manajer Hwang. Ada yang perlu saya kerjakan?" tanya Yoojung gugup.
"Ohh tidak ada" jawab Minhyun. "Aku hanya ingin meminta grafik penjualan untuk bulan ini. Tadi aku mengirimmu pesan sepertinya kau tidak membacanya" sindir Minhyun.
Yoojung semakin kelabakan. Ia memeriksa ponselnya yang memang benar ada pesan Minhyun disana.
"Maafkan saya manajer Hwang. Saya tidak akan mengulanginya lagi" tunduk Yoojung begitu menyesal.
Minhyun tersenyum tipis. Ia tidak terlalu mempermasalahkan hal kecil itu.
"Ya sudah. Lain kali kerja yang fokus" nasihat Minhyun.
"Baik, manajer Hwang. Kalau begitu saya akan mengirim file-nya ke email anda sekarang"
Minhyun mengangguk pelan. Sebelum benar-benar pergi, ia menolehkan kepalanya ke arah Naeun yang masih sibuk melakukan sesuatu di meja kerjanya.
*****
Ryujin melangkahkan kaki keluar dari dalam lift. Dengan senyum yang begitu merekah ia memperhatikan kotak bekal yang berada di tangannya. Hari ini Ryujin membekalkan Jaehyun dengan menu begitu spesial.
Ryujin melanjutkan perjalanannya menuju ruangan Jaehyun. Ryujin menebar senyumnya melihat Somi dan Yoojung dari meja kerjanya.
"Ibu Shin..." panggil mereka senang.
"Aku sangat merindukan anda" peluk Somi erat pada Ryujin.
"Huu sayang calon keponakanku. Apa kamu sehat?" tanya Yoojung sembari mengusap perut Ryujin.
"Aku sehat-sehat saja bibiku yang cantik.." jawab Ryujin mewakili jawaban anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come, Stay, or Leave
FanfictionPertunangan Jaehyun ternyata tidak berjalan sesuai rencananya. Hatinya sakit ketika mengetahui tunangannya (Shin Ryujin) ternyata mencintai sahabatnya (Hwang Minhyun) yang paling berharga. Jaehyun dilema, ia begitu kecewa ketika orang yang sangat di...