Sungchan dan Dabin baru saja masuk ke dalam rumah. Mereka melihat Jaehyun yang sudah tersenyum lebar menyambut kedatangan anaknya.
"Ayah" senang Dabin langsung menghambur ke pelukan Jaehyun. "Aku merindukanmu ayah. Apa dinas luar negerimu lancar?"
"Syukurlah semua masih aman. Ayah juga sangat merindukanmu, putriku" balas Jaehyun mencium puncak kepala Dabin.
Sungchan yang masih berdiri di depan pintu hanya memutar bola matanya jengah. Ia terlalu malas untuk menyaksikan drama ayah-anak di depan matanya ini. Sungchan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Jaehyun yang melihat itu sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun dan tampak tidak peduli.
"Kak Sungchan.." panggil Dabin melihat Sungchan pergi. Namun Sungchan yang dipanggil tetap acuh dan terus melanjutkan langkahnya.
"Oh ya, ayah punya oleh-oleh spesial untukmu Dabin" ucap Jaehyun kembali mengalihkan pandangan putirnya itu. Ia memberikan sebuah kotak ke arah Dabin. Dabin menerima kotak itu sambil menatapnya dengan senang hati. Dengan cepat Dabin membuka isi kotaknya. Dan ia semakin takjub melihat isi dari kotak tersebut.
"Wah, sepatunya cantik sekali ayah" bahagia Dabin.
"Apa kau suka?"
"Tentu" angguk Dabin. Lalu Dabin menoleh ke satu kotak lain yang tersisa di atas meja.
"Apa itu punya kak Sungchan? Aku bisa mengantarnya kepada kak Sungchan nanti" tawar Dabin.
"Bukan, itu untuk ibumu"
Dabin mengerutkan keningnya dalam. Ia mencari-cari kotak atau bungkus lain karena disana ia hanya melihat satu kotak saja.
"Lalu dimana untuk kak Sungchan?"
Sungchan menghentikan langkahnya. Ia menunggu jawaban dari ayahnya tersebut.
"Dia selalu tidak menyukai apa yang ayah berikan. Untuk apa memberinya" jawab Jaehyun enteng.
Sungchan mengepalkan tangannya begitu kuat. Membuat buku-buku jarinya memutih saking kuatnya.
Dabin menolehkan kepalanya ke arah Sungchan. Tiba-tiba ia merasa tidak enak hati mendengar jawaban ayahnya itu. Ia melihat saudaranya itu yang sudah melangkah cepat masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamar begitu kuat.
*****
Dabin tertawa kecil memandang ponselnya sambil memakan potongan buah yang baru saja diambilnya dari dalam kulkas. Sungchan yang baru saja tiba di dapur melihat Dabin yang begitu mencurigakan kali ini. Gadis itu bahkan tidak menyadari keberadaannya karena terlalu fokus pada ponsel.
Sungchan mengintip aktivitas Dabin dari balik tubuh adiknya itu. Dengan gerakan cepat ia merampas ponsel itu dari tangan Dabin dan menjunjung tinggi ponsel tersebut.
"Kak.."
Sungchan tertawa melihat ruang obrolan yang dibacanya sekarang. Lalu ia menoleh ke arah Dabin tidak percaya.
"Apa kau sekarang bergaul dengan laki-laki tak berguna itu?" tanya Sungchan.
"Bukankah kau juga berteman baik dengan Jungwoo?"
Sungchan mengangkat kedua alisnya mendengar pertanyaan itu. "Aku? Berteman baik dengannya? Haha itu sebuah kemustahilan"
Dabin diam sejenak sambil berpikir setelah mendengar jawaban Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come, Stay, or Leave
أدب الهواةPertunangan Jaehyun ternyata tidak berjalan sesuai rencananya. Hatinya sakit ketika mengetahui tunangannya (Shin Ryujin) ternyata mencintai sahabatnya (Hwang Minhyun) yang paling berharga. Jaehyun dilema, ia begitu kecewa ketika orang yang sangat di...