Dua bulan kemudian...
Minhyun mengakhiri presentasinya pada pagi hari ini. Ia membungkukkan badan dalam dengan diiringi tepuk tangan dari para investor. Ia menarik nafas lega ketika presentasinya berjalan lancar tanpa hambatan.
Doyoung merengkuh pundak Minhyun yang baru saja keluar dari ruang rapat. Senyumnya merekah begitu lebar melihat sahabatnya itu.
"Presentasimu sangat bagus, Minhyun. Wah aku sungguh bangga padamu" puji Doyoung sambil menepuk-nepuk pundak Minhyun.
Minhyun mengangguk pelan menanggapi Doyoung. Sebenarnya hari ini bukan dirinya yang presentasi, melainkan Jaehyun. Akan tetapi Jaehyun tidak bisa hadir karena ada urusan bersama keluarganya.
Ya, bersama keluarga kecilnya..
"Apa Jaehyun sudah kembali?" tanya Minhyun sambil menoleh ke arah Doyoung.
"Mungkin.." jawab Doyoung. "Coba kau periksa saja ke ruangannya"
Minhyun mengangguk paham. Lalu ia mempercepat langkahnya meninggalkan Doyoung.
"Hei, kau mau kemana?" tanya Doyoung melihat Minhyun yang berlari kecil.
"Aku ke ruangan Jaehyun sebentar"
"Tck, padahal aku ingin menraktirmu kopi"
Minhyun menoleh dan tersenyum tipis ke arah Doyoung. "Nanti saja. Aku hanya ingin menerima traktiran makan siang darimu"
Doyoung meringis mendengar celotehan Minhyun itu. "Wah, kau berusaha memerasku rupanya"
Minhyun tidak menyahut lagi. Ia hanya melambai sekilas dan terburu menuju ruangan Jaehyun.
Minhyun membuka pintu ruangan itu. Benar rupanya Jaehyun sudah kembali ke kantor. Mungkin juga baru tiba.
"Kau mengagetkanku, Minhyun" ujar Jaehyun menyadari kehadiran Minhyun.
Minhyun melirik jam tangannya. Menarik nafas dalam, lalu ia beralih menatap Jaehyun yang terlihat bingung.
"Aku sudah memenuhi permintaanmu untuk menggantikanmu presentasi. Aku kesini ingin menagih janjimu"
Jaehyun tertawa kecil mendengarnya. "Kau sangat terburu-buru, Minhyun. Memangnya kau ingin meminta apa dariku?" tanya Jaehyun yang sekarang sibuk melepas kaitan jam tangannya.
"Satu jam lagi aku akan berangkat ke Portugal"
Jaehyun terdiam beberapa saat. Hening sesaat setelah Minhyun menyampaikan maksudnya.
"Apa kau bercanda?" tanya Jaehyun.
"Aku serius, Jaehyun"
Jaehyun meletakkan jam tangannya yang baru saja ia buka di atas meja. Lalu ia mendekat ke arah Minhyun.
"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?"
"Karena aku hanya ingin kau yang tahu kepergianku"
Jaehyun mengerutkan keningnya dalam. Ia begitu penasaran dengan permintaan aneh Minhyun.
Minhyun menyerahkan surat pengunduran dirinya ke arah Jaehyun. Dengan sedikit berat, ia mencoba menerima keputusannya ini.
"Aku harap kau bisa hidup bahagia tanpaku setelah ini" ucapnya.
Minhyun melirik ke arah bingkai foto pernikahan Jaehyun dan Ryujin di ruangan itu. Tiba-tiba saja matanya terasa berair.
"Aku.. selalu mendoakan kalian bertiga. Kau, Ryujin, dan juga Sungchan" tambahnya dengan suara parau. Minhyun kembali menatap Jaehyun dengan mata yang begitu basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come, Stay, or Leave
Hayran KurguPertunangan Jaehyun ternyata tidak berjalan sesuai rencananya. Hatinya sakit ketika mengetahui tunangannya (Shin Ryujin) ternyata mencintai sahabatnya (Hwang Minhyun) yang paling berharga. Jaehyun dilema, ia begitu kecewa ketika orang yang sangat di...