"apa kau mau ikut bersamaku?" tanya Minhyun.
Sungchan bergeming. Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Minhyun tersebut.
"Bukankah kau bilang sudah lelah dengan kehidupan ini?" tanya pria itu lagi.
Sungchan bangun dari tidurannya. Ia melihat Minhyun dengan kernyitan kening heran.
"Kau ingin mengajakku kemana?" tanya Sungchan akhirnya.
"Ke tempat yang menenangkan. Disana kau tidak perlu mengingat apapun yang ada di kehidupanmu sekarang"
Sungchan terdiam. Ia masih menatap Minhyun tanpa lepas.
"Aku tidak ingin" jawabnya tegas.
Minhyun sedikit terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka jawaban itu yang ia dapatkan dari Sungchan.
"Mengapa?" tanyanya heran.
"Aku tidak akan pergi tanpa ibuku" tukasnya. "Aku tidak akan membiarkan ibu sendirian"
Minhyun menaikkan dua alisnya kemudian.
"Lagi pula aku tidak mengenalmu, kau ini siapa?" kesal Sungchan karena menurutnya, pria ini terlalu frontal.
Minhyun tersenyum misterius, "aku—"
"Ayah.." rintih Sungchan.
Ryujin langsung mengenggam erat tangan Sungchan yang sudah terhubung dengan infus. Sayup-sayup Sungchan mendengar suara isakan dari Ryujin yang entah sejak kapan menangisinya.
"Ibu, aku dimana?" tanya Sungchan.
"Kau di rumah sakit nak"
Sungchan tersenyum miris. Meskipun ia tidak begitu mengingat seseorang di dalam mimpinya, tapi ia begitu yakin sekarang.
"Apa dia malaikat maut?" gumam Sungchan.
Sungchan menoleh lagi ke arah lain. Di sofa ruangan itu, ia melihat Dabin yang juga sesenggukan disana.
"Mengapa dia tidak sekolah?" tanya Sungchan pada ibunya.
"Adikmu juga sedikit demam hari ini"
Sungchan tersenyum geli. "Aku bahkan tidak dekat dengannya. Mengapa kami harus sakit secara bersamaan seperti ini?"
Sungchan kembali menatap Dabin yang terisak. Ia lama-lama kesal juga melihat gadis cengeng itu.
"Berhentilah menangis. Jika sakitmu bertambah parah karena menangisiku ayah pasti marah lagi padaku!" omel Sungchan.
"Sungchan.." tegur ibunya.
"Katakan padanya aku baik-baik saja bu. Dia menangis seperti aku sudah mati saja"
"Sungchan!" tegur Ryujin lagi lebih keras.
"Iya aku diam" akhir Sungchan.
Setelah dokter memeriksa keadaan terkini Sungchan, dokter hanya mengangguk. Ryujin lega jika Sungchan ternyata baik-baik saja.
"Kondisinya sudah kembali normal. Dia hanya perlu istirahat sedikit" jelas dokter.
"Terima kasih dokter" ucap Ryujin.
Sang dokter pun berlalu. Bersamaan dengan itu, dari arah pintu menampakkan sosok Jaehyun disana. Melihat Jaehyun yang hadir membuat Sungchan spontan membuang wajahnya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Jaehyun.
"Dia baik-baik saja" jawab Ryujin.
Jaehyun mengangguk. Ia kemudian menoleh ke arah Sungchan penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come, Stay, or Leave
FanfictionPertunangan Jaehyun ternyata tidak berjalan sesuai rencananya. Hatinya sakit ketika mengetahui tunangannya (Shin Ryujin) ternyata mencintai sahabatnya (Hwang Minhyun) yang paling berharga. Jaehyun dilema, ia begitu kecewa ketika orang yang sangat di...