Saat ini Jennie tengah sarapan bersama keluarganya.
"Kamu jaga kesehatan ya, soalnya kamu akhir-akhir ini sering lembur". Ucap Hasnah
"Vano ga kasih cuti buat kamu? Kalau kamu udah capek di perusahaannya, mending kamu keluar aja. Ayah ga tega lihat kamu harus lembur dan selalu bermalam dikantor". Ucap Ayah khawatir
"Bunda sama Ayah jangan khawatir, Jennie pasti jaga kesehatan kok. Jennie ga bisa keluar begitu aja, lagian Jennie udah lama kerja disitu". Ucap Jennie
"Emang kamu ga capek lembur terus?". Tanya Hasnah sembari mengelus tangan putri semata wayangnya.
"Capek, tapi kalau ga kerja Jennie harus kerja dimana lagi? Jennie juga udah nyaman dipekerjaan ini". Bohong, Jennie berbohong besar atas ucapannya tersebut. Bahkan tanpa orang tuanya menyuruh untuk resign pun dia sudah siap sedia. Tapi apa boleh buat, dia tulang punggung keluarganya. Gibran sudah tidak kuat untuk mencari nafkah, alhasil, Jennie lah yang menggantikan posisinya. Sempat, Gibran menyuruh putrinya itu membuka toko makanan saja, daripada harus ikut orang lain.
Kedua orang tua Jennie saling bertatapan, mereka tersenyum samar. "Maafin kami ya ga bisa biayain kehidupan kamu selama ini. Kamu harus capek-capek kerja demi kami". Ucap Gibran dengan matanya sudah berkaca-kaca menatap putrinya, dia mengelus surai lembut itu.
Jennie menggenggam tangan kedua orang tuanya. "Kenapa kalian harus minta maaf? Ini udah jadi tanggung jawab Jennie, lagian Jennie juga udah dewasa dan bisa cari uang sendiri buat biayain kehidupan kita. Jennie malah berterimakasih ke Ayah sama Bunda karena udah didik Jennie selama ini".
Mereka bertiga pun saling berpelukan. Jennie mengusap air mata orang tuanya, dia tersenyum manis kearah mereka
Sesudahnya mereka berpelukan Jennie segera pamit untuk berangkat kerja seperti biasa. Jennie bersenandung sembari mengendarai cerry.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya Jennie pun sampai, seperti biasa dia memakirkan si cerry terlebih dahulu sebelum memasuki gedung bertingkat itu.
Jennie segera berjalan menuju kearah lift dan sialnya dia hanya berdua dengan boss dugong itu. Jujur, Jennie sedari tadi meratapi dirinya saat Vano mulai mendekat kearahnya dengan smrik yang menurut Jennie itu cukup menakutkan. Perlahan Jennie memundurkan dirinya sampai menubruk dinding lift. Tanpa ada angin dan badai, Vano memeluk tubuh mungil Jennie dan menyembunyikan wajah tampannya di ceruk leher Jennie. Jeennie mulai tersadar, mungkin sifat manja dari boss dugongnya ini mulai muncul. Tangan Jennie mulai terulur menuju rambut hitam legam itu.
Vano mengendus-endus leher itu, justru yang dia lakukan cukup bahaya untuk Jennie yang sudah menengang disana. "Wangi banget kamu hari ini". Ucapan Vano mampu menyadarkan Jennie kembali, dia memukul punggung bosnya. "Jadi selama ini saya bau, gitu?!". Vano menggeleng seperti anak kecil. Oh, tidak, Jennie sangat menyukai Vano dengan sifat seperti ini.
"Saya pengen bobo disini boleh ga?". Gila, ucapan Vano membuat Jennie ingin membanting Vano dilantai. Belum sempat Jennie menjawab pintu lift tersebut akhirnya terbuka. Menampilkan laki-laki dengan kacamata. Dia sempat terkejut dengan posisi Vano yang masih memeluk tubuh sekretarisnya itu.
Jennie yang sadar langsung menjauhkan tubuh besar itu dari dirinya. "Eh... Bentar ini salah paham, saya sama Pak Vano ga ada apa-apa. Pak Vano lagi ga enak badan aja hehehe". Bibir Vano mengerucut mendengarkan ucapan dari sekretarisnya. Sedangkan laki-laki itu tidak peduli akan ucapan Jennie, dia memasuki lift sedangkan Jennie dan Vano yang masih mengerucutkan bibir itu keluar dari lift.
Tetapi persekian detik berikutnya Vano mulai kembali di dirinya seperti biasa. Jennie sempat heran, apakah bossnya ini memiliki kepribadian ganda? Tapi nyatanya tidak. Vano sendiri bilang bahwa dirinya saja yang ingin bermanja dengan sekretarisnya sendiri. Aneh bukan? Padahal mereka tidak memiliki hubungan lebih tapi Jennie tetap merespon sifat manjanya itu karena Jennie sendiri pun gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boss
Mizah[LAGI DIREVISI YACH] Jennie Nazeef yang menjadi sekretaris Gevano Adrian sudah sangat hafal akan tingkah dari bossnya itu apalagi sifat manja yang dikeluarkan Vano sangat membuat Jennie nyaman untuk didekatnya. Setiap hari mereka tidak beradu mulut...