"BANG! BUKA". Vano yang tadinya tengah tertidur pulas berdecak kesal. Dengan posisinya yang tetap berbaring dia berteriak sekencang mungkin, supaya makhluk yang bernama David itu cepat-cepat pergi dari sana.
"BERISIK, LO KALAU GANGGU GUE LAGI. GUE PENGGAL PALA LO!". Sepertinya, David memang terlahir dengan sikap yang terlalu keras kepala. Dia bahkan dari arah luar menggedor-gedor pintu kamar itu. "GA PEDULI! CEPET BUKAIN. ADA YANG MAU GUE OMONGIN!". Vano menggaruk rambutnya frustasi. Kalau saja membunuh orang itu tidak dosa, dan tidak di penjara. Vano mau saja membunuh anak itu, dengan langkah yang malas Vano membuka pintu kamarnya dan menampilkan David serta Gheana memegang kue bertuliskan 'SEMOGA CEPAT BERTEMU TUHAN'.
"SELAMAT HABEDE A!".
"Gila kalian, masa kuenya tulisannya gini sih?". Gheana dan David tertawa geli melihat kekesalan dari wajah Vano. Bahkan David sudah mengoleskan krim di wajah bantal itu. "HBD Bang, semoga bisa dapet jodoh sebohai Mbak Kylie ya". Gheana pun juga ikut mengoleskan krim ke wajah Kakaknya. "Dengan bertambahnya umur Aa, semoga ngga tambah pikun ya". Gigi putih milik Gheana berjejer rapi, dia memeluk Kakaknya dengan erat.
"Nana kangen, tahu!. Maaf ya, Nana baru bisa balik pas Aa nambah umur, hehe". Vano membalas pelukan hangat dari Adik kesayangannya itu. "Hm, lagian gue juga ga peduli lu balik atau ngga". Tangan Gheana memukul punggung Kakaknya kesal. "Jahat banget sih, mending Nana jadi Adiknya Bang David. Udah baik, perhatian lagi ke Nana". Mata elang itu menatap tajam ke arah David, dengan tangan yang sudah terkepal kuat."Lo ngga usah aneh-aneh sama Adek gue. Kalau lo berani apa-apain Nana, lo mati di tangan gue". Sepertinya sifat posesif Vano mulai keluar, dia sangat tahu betul kalau David ini mantan playboy kelas kakap. Dia tidak mau kalau David berulah lagi.
David menghiasi wajah tampan itu dengan krim."Kagak aelah, lu kayak dulu aja Bang. Kalau ada yang macem-macem sama Nana lu maju paling depan". Vano mengusap krim yang menempel di wajahnya itu, bahkan tak segan-segan dia memberi wajah David dengan krim. "Diem lo, bacot lagi, gue gusur lo sekarang juga dari sini!". Saat mendengar ancaman itu, David langsung menjauh dari sana. Menyisahkan Gheana dan Vano yang tengah duduk di sofa, tak lupa mulut Gheana yang penuh dengan kue.
"Aa". Vano yang tadinya ingin menutup matanya dia urungkan, karena Adiknya itu memanggilnya. "Kenapa sih, cil? Lu ngga lihat apa, mata gue udah merah kayak gini?". Gheana mengerucutkan bibirnya, dia memain-mainkan jemari panjang milik Vano. "Kenalin ke Kak Jennie dong, soalnya Nana kan belum ketemu".
"Ngapain gue harus ngenalin lu? Dia juga bukan siapa-siapa". Tangan perempuan itu menjewer telinga Kakaknya dengan kuat. "Nana aduin loh...kalau Aa ngga nganggep Kak Jennie". Suara ringisan keluar dari mulut Vano, dia mengelus-elus telinganya. "Emang dia siapa gue? Pacar? Tunangan? Istri? Kan dia cuma sekretaris gue doang". Gheana menoyor kepala Kakaknya. "Halah, terus kalau bukan siapa-siapa. Ngapain Aa sampe peluk-peluk Kak Jennie?". Vano yang mendengarkan ucapan Adiknya langsung panik seketika, dari mana Adiknya ini tahu.
"Ngaco, mana ada?!".
Gheana mencolek pipi itu, gemas. "Ngaku aja apa susahnya sih? Aman kok, Nana ngga bakalan bilang ke Papa sama Mama. Apalagi ke temen-temen, Aa". Vano memutar bola matanya malas. "Lagian, dia juga bukan tipe gue". Adik dari Gevano Adrian itu tertawa geli, bahkan dia memukul tubuh Kakaknya sendiri. Sepertinya Vano ini termasuk orang yang sangat amat lemah untuk berbohong. Sudah sangat ketara, jika dirinya sekarang tengah panik setengah mati karena di interogasi Adiknya sendiri.
"Yakin?". Vano mengangguk dengan semangat 45. "Terus, kenapa Aa selalu curhat ke Bang David tentang sekretaris Aa itu?". Sial, dari mana Adiknya ini mendapatkan informasi yang bahkan sudah dia tutup rapat-rapat. Memang David sialan, lihat saja setelah Adiknya ini pergi. Dirinya akan mengusir David dari tempat tinggalnya itu secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boss
Humor[LAGI DIREVISI YACH] Jennie Nazeef yang menjadi sekretaris Gevano Adrian sudah sangat hafal akan tingkah dari bossnya itu apalagi sifat manja yang dikeluarkan Vano sangat membuat Jennie nyaman untuk didekatnya. Setiap hari mereka tidak beradu mulut...