Setelah sekian lama, akhirnya gue publish juga.
Selamat membaca cerita gaje gue><
Dinda masih belum membuka matanya, dan terlihat keringat terus mengalir membasahi dahinya. Badannya terasa hangat, tetapi tangannya terasa dingin. Sehingga membuat Lisa dan Sarah yang sedang menemani Dinda di UKS merasa cemas.
Sarah dan Lisa berusaha menenangkan dirinya, tetapi semua itu percuma. Mereka tidak akan tenang sebelum Dinda sadar dan merasa baikan. Mereka saling menatap dan mengisyaratkan seolah-olah mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja'.
"TIDAK!" suara teriakan Dinda memecah kecemasan di antara mereka. Matanya menatap segala arah seolah-olah kebingungan mencari sesuatu, bibirnya terlihat pucat, nafasnya pun tidak teratur.
Lisa dan Sarah segera bangkit dari tempatnya dan menghapiri Dinda.
"Dinda, Lo udah sadar? Gue ambilin minum dulu," Sarah langsung mencari gelas dan mengisinya dengan air hangat.
"Lis...Lisa, Gue kenapa?" tanya Dinda pelan.
Sarah menyodorkan minum ke arah Dinda, "Lo minum dulu."
Dinda mengambil gelas dengan perlahan, itu menggambarkan bahwa dia masih merada lemah. Dinda langsung meminumnya sedikit dan mengembalikannya kepada Sarah.
"Dinda, Lo nggak apa-apa kan? Kenapa Lo sembunyiin semuanya dari kita?" Lisa terus mengajukan pertanyaan kepada Dinda, karna jujur saja Lisa sangat penasaran dengan Dinda yang tiba-tiba saja pingsan dan dia terus saja menyebut nama Bayu.
Tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit, tangan Dinda dengan sigap memegang kepalanya.
"Sebaiknya Lo istirahat dulu," ujar Sarah.
"Ehm..." Dinda membaringkan tubuhnya kembali.
"Apa Lo suka sama Bayu?" tanya Lisa penuh dengan rasa penasaran.
Dinda dan Sarah yang mendengarkan pertanyaan dari Lisa langsung terkejut bukan main.
"Lo bisa diem gak sih? Dinda lagi sakit noh, Lo malah nanya-nanya nggak jelas gitu." ujar Sarah kepada Lisa.
Dinda tersenyum kecil, "Sebenarnya itu...."
***
Bayu, Rafi, Adit dan juga Nissa terus berlari menyusuri koridor sekolah untuk menuju UKS. Jujur saja perasaan Bayu kali ini tidak karuan, entah apa yang terjadi pada dirinya. Bayu merasa ini semua salahnya hingga Dinda bisa jatuh pingsan.
Nissa, Rafi dan Adit berjalan ke arah kantin untuk mencari makanan yang bisa Dinda makan, karna Nissa yakin Dinda belum makan dari pagi. Rafi hanya menemani Nissa dan Adit mencari makanan untuk dirinya sendiri.
Setibanya Bayu di UKS, dia tidak langsung masuk untuk menemui Dinda. Bayu masih menunggu teman-teman Dinda selesai untuk bergiliran.
"Apa Lo suka sama Bayu?" tanya Lisa penuh dengan rasa penasaran.
Bayu mendengar semua ucapan mereka dari balik tirai.
Dinda dan Sarah yang mendengarkan pertanyaan dari Lisa langsung terkejut bukan main.
"Lo bisa diem gak sih? Dinda lagi sakit noh, Lo malah nanya-nanya nggak jelas gitu." ujar Sarah kepada Lisa.
Dinda tersenyum kecil, "Sebenarnya bukan Bayu itu yang Gue maksud."
Di Tirai pintu, Bayu terlihat mematung mendengar ucapan Dinda. Sebenarnya apa yang terjadi kepada gadis itu, Bayu siapa yang dia maksud? Apakah itu pria yang di sukai Dinda sekarang? Mungkin saja pria itu spesial bagi Dinda, hingga Dinda terus memikirkannya. Kali ini Bayu benar-benar merasa kecewa.
Bayu melangkah menuju keluar, disana dia berpapasan dengan Rafi dan Nissa.
"Lo kenapa? Lemes gitu, belum makan?" tanya Rafi.
"Iyo, Aku tak ke kantin ndisek" ujar Bayu pelan.
Bayu berjalan menuju kantin dengan sangat pelan seperti tidak ada tenaga, alias kaya orang cacingan. Nissa dan Rafi bingung melihat tingkah Bayu yang aneh.
"Kenapa tuh bocah? Biasanya semangat, happy-happy kaya orang gila." Bingung Rafi. "Gue yakin pasti dia ke kantin mau makan pete," ucap Rafi.
Bayu terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Rafi. Jujur saja, kali ini perasaan Bayu campur aduk, Rasanya ingin sekali marah.
"Udah ah, kita masuk aja yuk." Ajak Nissa dan di balas anggukan oleh Rafi.
Sesampainya Nissa dan Rafi di dalam UKS, terlihat jelas Dinda, Lisa dan Sarah tengah asik mengobrol. Seolah-olah Dinda lupa bahwa dirinya habis tidak sadarkan diri.
"Din, Lo udah baikan?" tanya Sarah.
"Iya udah mendingan ini," ujar Dinda.
"Lo, tau gak kenapa Bayu lemes gitu? habis keluar dari sini." Tanya Rafi.
"Dari tadi cuma ada kita bertiga aja di sini, Gue gak liat Bayu sama sekali." jelas Lisa.
Dinda, Lisa dan Sarah saling tatap. Apa Bayu denger omongan kita?
***
Tak terasa bel sekolah berbunyi menandakan bahwa sekolah hari ini telah berakhir, dan akan dilanjutkan keesokan harinya. Lisa, Sarah dan Nissa segera menghampiri Dinda yang masih berada di UKS, tak ketinggalan Bayu, Rafi dan Adit juga ikut menuju UKS, entah sejak kapan mereka mulai akrab.
"Din, nih tas Lo." Lisa menyodorkan tas Dinda, "Gue duluan yaa... soalnya Abang Gue udah nunggu di depan gerbang. Sorry, Gue gak bisa nebengin, Abang gue bawa motor." Jelas Lisa.
"Iya gak pa-pa,"
"Ya udah, bye temen-temen, gue duluan." Lisa berjalan keluar UKS.
"Lo, bareng gue aja."
Semua orang yang mendengar perkataan Bayu kaget bulan main, pasalnya Bayu sering berbicara menggunakan bahasa jawa dan kali ini dia menggunakan bahasa anak jaman sekarang, wahhh gila sehhh ini... Makin keren jadinya><
"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya Bayu.
"Enggak bro, sumpah lo keren banget kalo ngomong kaya gini. Gue jadi makin suka deh sama lo," ucap Adit sambil merangkul Bayu.
Bayu segera menjauhkan tangan Adit darinya, "Dih, apaan sih lo. Dasar homo," Bayu menggidik ngeri.
"Iya, Din. Mending lo bareng Bayu." Sarah mendekatkan wajahnya ke telinga Dinda untuk membisikkan sesuatu, "sekalian jelasin yang tadi."
Jangan lupa vote⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Foolish
HumorKang Bayu panggilannya, memiliki badan yang ideal, rambut hitam pekat, kulit putih dan senyum yang manis semanis yang lagi baca. Dan ada satu ciri khas Kang Bayu yang bikin para kaum hawa terkesima yaitu, cara bicara yang super medok. Di dalam hati...