•Somplak

55 39 9
                                    

Terkadang Gue ikut tertawa ketika orang-orang tertawa, walau Gue nggak ngerti bahasa monyet.

***

Di kelas. Bayu dan Adit saling bertatapan. Bayu menatap tajam ke arah Adit, kalau saja tatapan mata Bayu bisa mengeluarkan api di jamin sekarang Adit pasti sudah hangus terbakar.

Kini keduanya mengangkat jari telunjuk kanannya masing-masing, bersiap untuk bertempur. Situasi saat ini terlihat sangat serius.

Satu...

Dua...

Tiga...

Jari mereka mulai masuk ke hidung untuk mencari harta terpendam, pandangan mereka tidak lepas satu sama lain. Dalam beberapa menit mereka mengeluarkannya dan mendapatkan hasil, dan menunjukkan hasil yang di temukan.

"Anjirrr... upil Lo gede' banget, basah lagi." ucap Adit.

"Upil mu cilik tenan," ledek Bayu. "Berarti Aku menang,"

"Bay-" ucapan Adit terpotong. Karna bersaamaan dari situ Bayu menyentil upilnya kesembarang arah dan berhasil masuk ke mulut Adit. Adit yang menyadari hal itu langsung berteriak histeris.

"BUSET JOROK BANGET LO," Adit segera mengeluarkan kotoran kecil itu dari mulutnya.

"MULUT GUE JADI TERNODAI."

"BAYU LO HARUS TANGGUNG JAWAB," Adit tidak terima dengan upil Bayu yang masuk ke dalam mulutnya.

Bayu yang melihat Adit yang merasa jijik dengan upilnya hanya tertawa terbahak-bahak.

"Kalian berdua ngapain sih?" tanya Rafi yang sedari tadi hanya melihat kebobrokan teman-temannya. "Gue pengen muntah liat kelakuan kalian," ucap Rafi.

Bayu dan Adit menatap tajam Rafi bersamaan. Tatapan mereka seakan mengisyaratkan ingin menghabisinya. Kini Rafi merasa dirinya tidak aman di dekat mereka. Rafi berusaha mencari sesuatu untuk menjauh dari mereka.

"Bener-bener kalian. Mending Gue ikut Sari main bekel aja dah," tanpa basa-basi Rafi langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghapiri seorang siswi bernama Sari.

Bayu dan Adit tertawa melihat tingkah Rafi yang ketakutan. Rafi adalah tipe orang yang tidak ikut bobrok seperti kedua temannya, dia termaksud orang waras dari mereka bertiga. Dan diantara mereka juga Rafi adalah murid terpintar.

BRAAKKK!!

Kedatangan Nissa yang begitu tiba-tiba membuat Bayu dan Adit terkejut, sampai hampir membuat Bayu jantungan. Untung saja masih hampir. Rafi yang sedang bermain bekel bersama Sari di ujung kelas langsung datang menghampiri mereka.

"Lo, ngapain sih dateng-dateng main gebrak meja segalak?" protes Adit.

Nissa terlihat ngos-ngosan seperti habis berlari mengelilingi sekolah ini, "Mbak'e eneng opo to?" tanya Bayu.

"Tarik nafas," ujar Adit menyuruh Nissa untuk mengambil nafas agar merasa rileks. "Keluarkan dari belakang."

"Lo, pikir Gue kaya Lo bertiga apa? Bobrok banget, Gue aja sampe jijik ngeliat kalian." ucap Nissa.

"Yaudah, Lo ada perlu apa kesini? Katanya Lo jijik, tapi Lo sendiri yang dateng untuk ngeliat kita." ujar Rafi sombong.

"Ini semua karna Bayu!" seru Nissa.

Mereka bertiga terkejut bukan main, apalagi Bayu yang tiba-tiba di tuduh begitu saja.

"Aku? Aku ndak tau apa-apa..." Bayu merasa bingung dengan apa yang telah dirinya perbuatan. Bayu merasa dirinya hanya mengupil tadi, dan sekarang tiba-tiba ia di tuduh.

"Eits... Tunggu dulu, Lo ada apa? Kita bisa jelasin baik-baik, nggak usah main pukul gitu dong." ujar Adit yang menahan Nissa yang hendak mengangkat tangannya untuk meninju pipi Bayu.

Air mata Nissa tiba-tiba saja mengalir cukup deras.

Mereka terkejut melihat Nissa yang bisanya tidak pernah menangis dan terlihat kuat di mata orang lain, kini Nissa meneteskan air mata di hadapannya.

Rafi merangkul Nissa dengan lebut untuk membuatnya lebih tenang. "Hey, Lo kenapa?"

"HUWAA..."

Tangisan Nissa semakin menjadi, hingga seisi kelas menatap mereka. Seolah-olah mereka melakukan perbuatan jahat kepada Nissa. Mereka mana berani membuat Nissa menangis seperti ini, jika ingin membuat Nissa menangis yang ada malah mereka yang babak-belur duluan.

"Ngapa Lo, liatin Gue?!" ucap Nissa yang merasa risih melihat Bayu yang menatap ke arah hidungnya terlalu serius.

Bayu langsung yang langsung menyadari ucapan Nissa langsung berkata, "Neng irung'e Mbak'e eneng upil." ujar Bayu agak berasa takut.Bayu takut jika Nissa merasa malu dan tiba-tiba Nissa menghadiahkan pukulan di pipinya.

Rafi langsung melihat ke arah hidung Nissa, "iya noh, Lo kebanyakan nangis sih, makanya ada upil nongol." gurau Rafi.

Nissa menghentikan tangisannya dan langsung memegang hidungnya.

Sedangkan Adit yang melihat ekspresi Nissa yang malu-malu ingin mengambil upil tersebut, tertawa terbahak bahak.

Tangisan Nissa lagi-lagi pecah dan kali ini tangisannya membuat mereka bingung harus memenangkan Nissa dengan cara apa.

"Dinda kenapa?" Rafi mulai penasaran.

Tak jauh beda dari ekspresi Rafi, kini Bayu dan juga Adit merasa penasaran ada apa dengan Dinda.

"Dinda? Dinda ngopo?" Terlihat jelas dari raut wajah Bayu terlihat sangat hawatir.

"Dinda pingsan, dan dia... Dia terus manggil nama Bayu. Hiks..." jelas Nissa.

Bayu semakin bingung dengan perkataan Nissa. Apa yang telah Aku lakukan? Hingga Dinda bisa pingsan. Apa ini semua karna upil Bayu, hingga membuat Dinda pingsan?

(◕ᴗ◕✿)

Selamat berhalu sayangku♡

Jangan lupa Vote yaa...( ˘ ³˘)♡

Love FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang