•Dinda

118 47 6
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca:)
Jangan lupa untuk follow akun Wattpad ku yaa, oke di tunggu.


***

Disini lah Bayu sekarang. Ruang BK dimana setiap murid nakal masuk, tapi bukan berarti Kang Bayu nakal yaa.

"Bu, Bayu tenanan rak sengojo." Ujar Bayu penuh keyakinan.

Bu Fatimah terus menatap Bayu untuk mencari kebohongan, tetapi hasilnya nihil. Sepertinya Bayu memang benar jujur. "Kalau begitu, jelaskan kejadian kenapa kepala Dinda bisa benjol begini?"

"Bayu bakal njelasne," ucap Bayu.

Flashback On.

"KON ATENE NENG NDI? RENE'O!" Teriak Bayu.

Adit terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan dari Bayu.

Bayu berusaha memanggil nya untuk kembali, tetapi Adit tidak menjawabnya. Tanpa basa basi Bayu langsung mencopot sepatunya dan melemparkannya ke arah Adit.

Bukannya mengenai Adit tetapi malah mengenai cewek yang berada di sebelah Adit.

"Siapa yang berani-beraninya ngelempar sepatu ke arah Dinda? Ayo ngaku? Bakalan Gue habisin tuh orang," ucap Nissa, dengan tangan mengepal pertanda siap untuk menghajar orang tersebut.

Semua orang yang berada di kantin langsung menatap Bayu seolah-olah Bayu yang melakukan semua ini, emang iya sih.

Nissa langsung berjalan menghampiri Bayu dengan penuh percaya diri, "jadi Lo yang ngelakuin semua ini?"

Bayu hanya terdiam menatap Nissa sambil menelan ludahnya dengan susah payah, untuk bernafas saja susahnya minta ampun.

'BUUNNGGG...'

Tinjuan pertama sukses mendarat tepat si pipi kiri Bayu.

Seisi kantin langsung histeris, secara idola mereka terjatuh tidak berdaya karena di tinju oleh seorang wanita. Dan saat itu juga Bu Fatimah datang, karena dia tidak sengaja lewat depan kantin.

Flashback Off.

"Begitu Bu, Cerita'ne." Kata Bayu.

"Bagaimana Dinda? Apa kamu ingin memaafkan Bayu?" Tanya Bu Fatimah.

"Hmm... Iya," ucap Dinda.

"Hehe, makasih Mbak'e udah di maafin. Bayu tenanan rak sengojo." Kata Bayu.

Bayu tersenyum menampakan gigi rapihnya. "Ngomong-ngomong Mbak'e cantik, boleh kenalan ndak?"

Bu Fatimah, langsung melotot mendengar apa yang di katakan oleh Bayu"Kelas sudah di mulai satu jam yang lalu, kalian segera masuk kelas sekarang juga!" pinta Bu Fatimah.

"Baik Ibu, Bayu tak permisi dulu yoo Buk. Assalamualaikum," pamit Bayu.

"Waalaikum Salam," jawab Bu Fatimah.

Bayu dan Dinda berjalan ke arah kelas masing-masing, Bayu berada tepat di belakang Dinda. Bayu sengaja berjalan di belakangnya karna untuk mengetahui dimana kelas Dinda, dan ternyata Dinda berada tepat di samping kelas Bayu. Tak di sangka ternyata selama ini kelas mereka bersebelahan, kalau begitu Bayu akan sering-sering mampir ke kelas itu.

Bayu langsung memasuki kelasnya dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

***

Jam pulang sekolah akhirnya tiba. Kini Bayu dan Rafi berada di dekat gerbang sekolah sedang menunggu Adit.

"Rafi, koe reti ora? Mbak'e seng mau kenengan sepatuku" Tanya Bayu.

"Tau, kenapa?"

"De'e ayu yo?" ucap Bayu sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Lo suka sama dia?" Tanya Rafi.

"Koyone iyo lah," Bayu merasa hatinya berbunga-bunga sekarang.

Dinda telah membuat Bayu jatuh cinta hingga lupa dengan segalanya. "Delok a'e, lek de'e gae rok sa'iki. Berarti awa'e dewe jodoh." Ujar Bayu penuh keyakinan.

"Apa sih? Gue nggak ngerti sama omongan Lo," ucap Rafi.

"Liat aja kalo dia pake rok sekarang, berarti kita berjodoh. Ngunu lho," Bayu berusaha menerjemahkan ucapannya.

"Napa gak pake bahasa Indonesia aja sih?"

"Aku rak seberapa lancar," jelas Bayu.

Tiba-tiba saja Dinda dan teman-temannya keluar gerbang sekolah, sepertinya mereka akan pulang karna ini sudah waktunya untuk pulang ke rumah. Disitu terlihat bahwa Dinda sedang mengenakan celana olahraga bukannya rok.

"Noh, Lo liat sekarang dia pake celana bukan rok." Rafi menertawakan tingkah sahabatnya.

Bayu terkejut bukan main melihat Dinda mengenakan celana.

Tiba-tiba Adit keluar dari sekolah untuk menemui Bayu dan Rafi, dia mengenakan jaket yang terikat ikat di pinggangnya.

Rafi tertawa semakin terbahak-bahak, "tuh, Lo liat Adit pake rok."

Bayu langsung menatap horor Adit.

***

Seorang gadis cantik, berparas khas indonesia. Kulitnya berwarna putih langsat, hidungnya begitu mancung dan rapih. Bibirnya yang tipis dan berwarna merah muda, rambutnya yang hitam dan panjang.

Ia terlihat sangat sibuk dengan ponselnya. Kakinya, ia biarkan terselonjor di atas ranjang. Matanya sibuk membaca pesan singkat dari sahabatnya. Sebut saja namanya, Dinda.

Grup: Empat Serangkai.


Nissa:
'Dinda, gimana kepala Lo? Masih sakit?'

Dinda:
'Udah mendingan kok.'

Nissa:
'Bener-bener tuh cowok, berani-beraninya Dia ngelempar sepatu gitu aja.'


Lisa:
'Terus tuh cowok di apain di ruang BK?'

Sarah:
'Iya Gue penasaran?'

Dinda:
'Udah Gue maafin.'

Nissa:
'Lo maafin gitu aja?'

Dinda:
'Iya.'

Nissa:
'Wah, Lo itu terlalu baik Din.'

Sarah:
'Tapi kayanya dia beneran gak sengaja deh.'

Lisa:
'Bener tuh kata sarah.'

Nissa:
'Kok kalian malah belain tuh cowok sih?!'

Sarah:
'Kalo di lihat-lihat cowok itu cakep juga, cuma cara bicaranya aja yang medok.'

Lisa:
'Iya, cakep kaya Oppa-oppa korea.'

Nissa:
'Idih, tampang letoy kaya gitu.'

Lisa:
'Yang penting cakep.'

Dinda:
'Dahlah Gue mau tidur.'


Lisa:
'Oke, selamat malam tuan putri.'

Dinda:
'Gak usah lebay.'


Lisa:
'Kan Lo jomblo, gak pernah ada yang ngucapin selamat malam. Jadi Gue ucapin deh. Tidur yang nyenyak yah, jangan lupa mimpiin Gue.'

Nissa:
'Lo itu yang kelamaan jomblo, makanya kebanyakan halu.'

Sarah:
'Eh, Gue merasa tersindir guys:('

Lisa:
'Bodok amat dah, yang penting happy. Gak kaya Lo yang sukanya main tinju-tinju orang aja.'

Sarah:
'Gue setuju ama Lisa.'

Nissa:
'Kalo gak ada Gue, siapa yang bakalan lindungin kalian?'

Sarah:
'Idih mulai sombong. Dahlah Gue mau tidur aja.'

(◕ᴗ◕✿)

Selamat Berhalu, sayangku♡

Love FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang