6

105K 615 2
                                    

Ana menghampiri mobil Abian di garasi bawah tanah. Dia celingukan mencari keberadaan om nya itu.
" Di mana om Ian? Om..."
Ana berteriak sambil menoleh kanan kiri. Tiba- tiba mata nya di tutup dari belakang. Ana berjenggit kaget.
" Kok mata ana di tutup om?"
" Hukuman buat kamu karena pakai baju begini keluar rumah."
Ana memakai gaun merah 10cm di atas lutut. Abian tak suka kalau ana memakai pakaian yang terbuka saat keluar rumah. Apa lagi gaun ini dengan tali spageti out shoulder dan berkerah v rendah.
Dulu waktu di pakai setahun yang lalu saat baru di beli, ana kelihatan sangat imut dengan gaun ini. Tapi saat di pakai sekarang, ana kelihatan sangat seksi. Apa lagi payudara ana sudah lebih besar, dan puting nya menjeplak di gaun sutra tipis ini. Abian langsung melotot begitu melihat ana tadi. Junior nya yang baru saja dia tenangkan sudah berontak lagi.
" Memang kenapa gaun ana om? Ana cuma punya gaun ini. Yang lain udah gak muat di bagian dada."
Abian menaikkan sebelah alis nya.
" Kenapa baru bilang kalau kamu udah gak punya baju?"
" Saya juga baru sadar om. Kan ana gak pernah pergi keluar juga. Jadi enggak pernah di pakai."
Abian menurunkan tangan nya ke arah payudara ana dan meremas kedua nya dengan lembut. Jantung ana segera berpacu liar.
" Kok di pijat sih om?"
" Biar tambah besar. Om mau bikin tetek kamu lebih besar. Boleh kan?"
" Jangan besar sekarang om, ana malu kalau kebesaran. Sekarang aja tetek ana udah paling besar di banding sama temen - temen sekelas ana. Temen cowok ana suka ngeliatin tetek ana. Ana risih om..."
" Itu tanda nya ana tambah seksi. Tapi ana enggak risih om pegang gini?"
Ana hanya menggeleng sambil memejamkan mata nya. Abian mulai menangkap puting ana dan menekan dengan lembut sambil menggiling nya. Nafas ana semakin cepat.
"Ommm.... Udddaaahhhhh....."
Abian tidak mau berhenti. Di putar nya tubuh ana menghadap diri nya. Di naikkan tubuh ana ke kap mobil di belakang nya. Abian merentangkan kaki ana sehingga dia bisa berdiri di depan selangkangan ana.

Bibir Abian menangkap bibir ana rakus. Dia gemas sekali dengan bibir merah montok itu. Ana yang belum siap dengan ciuman mendadak itu hanya bisa membuka mulut nya memudahkan Abian mengabsen setiap sudut mulut ana. Tangan Abian menelusup ke dalam rok ana dan meremas payudara ana kasar. Ana sampai menjerit dalam ciuman Abian. Dia mencubit puting ana dan memainkan nya di antara jari dan jempol nya.

Tangan kanan Abian menelusup ke celana dalam ana. Jari nya membuka vagina ana. Jari tengah nya membelai vagina ana ke atas dan ke bawah. Jari telunjuk Abian menusuk dan mengocok vagina ana pelan. Ibu jari nya menggiling klitoris ana dengan semangat.

Ana sangat bingung merasakan berbagai kenikmatan yang di rasakan nya sekaligus. Apa lagi bibir Abian sudah sampai di depan payudara ana dan menjilati puting ana yang masih tertutup gaun sutra nya sampai menjeplak. Di kenyot nya puting ana seperti bayi menyusu pada ibu nya. Ana memegang pinggir kap mobil kencang. Urat nadi di tangan nya sampai melotot karena menahan sesuatu yang akan keluar.
Abian melihat ana sudah menahan orgasme nya. Dia semakin gencar mengocok lubang ana sampai benar - benar becek. saat di rasa ana akan meledak, tiba - tiba Abian melepaskan tangan nya dari tubuh ana.
Ana masih memejamkan mata nya. Bingung dengan apa yang terjadi. Saat ana membuka mata nya, dia melihat Abian menatap nya sambil tersenyum jahil.
" Om???"
" Apa sayang?" Abian menjawab ana sambil mengelus pipi kanan nya.
" Kita lanjutkan nanti. kalau sekarang di teruskan, kita tidak jadi beli baju buat pesta malam ini. Kamu bakal kelelahan duluan sebelum belanja. Oke?"
Ana mengangguk saja. Padahal dia sangat kecewa karena dia sudah hampir meledak tadi.
Abian yang tau apa yang di pikirkan gadis itu hanya tersenyum kecil.
' tunggu nanti di mall sayang'
Abian membatin bahagia.

🌠🌠🌠
Abian membawa ana ke butik yang di rekomendasikan adinda pada nya tadi pagi. Ana seolah melupakan rasa kecewa nya setelah melihat deretan baju yang sangat cantik. Abian memilihkan gaun berwarna krem selutut dengan kerah v yang tak terlalu rendah. Sangat imut dan berkelas saat di pakai ana.

Setelah membeli beberapa baju lagi, Abian membawa ana ke bagian pakaian dalam.

Abian memilihkan pakaian dalam berwarna hitam transparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abian memilihkan pakaian dalam berwarna hitam transparan. Dia ingin melihat ana dalam pakaian itu.
"Coba ini dulu"
Kata Abian sambil menyodorkan pakaian pilihan nya.
" Ini om? Apa tak terlalu transparan?"
Ana melotot melihat pakaian yang di sodorkan om nya.
" Enggak, pasti pas di tubuh mu. Pakai buat kamu tidur."
Ana memikirkan nya sebentar. Pakaian yang di pilih Abian sangat lembut dan nyaman di pakai. Terasa dingin di kulit, jadi ana mengangguk dan memasuki bilik untuk mencoba nya. Cukup lama ana di dalam bilik, Abian merasa gelisah.
" Ana, sudah selesai belum?"
" Om, tolongin ana dong. Ini nyangkut di rambut ana"
Abian menoleh ke kanan kiri nya. Masih sangat sepi. Selain masih pagi, tempat yang di kunjungi Abian adalah butik yang menyajikan layanan ruang pribadi bagi pengunjung. Jadi Abian langsung membuka bilik yang di pakai ana.
Abian melotot sambil menahan nafas. Ana dan pakaian nya sekarang adalah masalah fatal untuk junior nya.             ' sialan, dia seksi sekali'
Abian mengumpat dalam hati sambil menarik nafas dalam - dalam untuk menenangkan diri nya.
" Apa nya yang nyangkut an?"
" Rambut aku nyangkut di tag baju ini om"
Ana menatap Abian dengan menyedihkan. Abian meraih tangan ana dan menguraikan rambut nya yang tadi di kuncir. Tag harga itu meluncur mulus di rambut halus ana. Tapi Abian gagal menghindari pemandangan mematikan di depan nya. Ana berdiri diam, wajah ayu nya polos tanpa make up dengan mata berkaca - kaca karena tadi rambut nya sakit. Tapi yang membuat Abian makin kencang adalah rambut panjang ana membingkai payudara ana yang sangat terlihat penuh karena di sangga baju dalam nya yang baru itu. Abian tak tahan lagi.
" Ana, om akan menuntaskan apa yang kamu rasakan di garasi tadi. Tapi jangan berteriak dan jangan mendesah. Oke?!"
Abian tidak menunggu jawaban ana untuk memulai aksi nya. Dia tidak menjamah payudara ana. Tapi langsung jongkok di depan ana dan memelorotkan celana dalam ana.
Jantung ana berdetak sangat kencang. Dia berpikir kalau hari ini om nya sangat bernafsu.
Nafsu Abian sudah di ubun - ubun. Di jilat nya bagian luar vagina ana. Ana mengerang pelan sambil menggigit bibir bawah nya. Abian mengangkat kaki kiri ana dan di letakkan di atas bahu nya untuk memberikan akses yang lebih leluasa bagi lidah nya untuk menyodok lubang ana. Ana meremas rambut Abian gemas. Dia menekan kepala Abian agar makin dekat ke vagina nya. Ana makin menggila dengan ulah Abian di lubang nya. Jari Abian juga menggusrak klitoris ana dengan kencang. Ana terenggah enggah. Ana makin berani, di pegang nya rambut Abian dengan kencang. Pinggul nya mulai bergerak ke depan dan ke belakang. Mulut ana terbuka menikmati servis lidah Abian di lubang nya. Saat ana tak tahan lagi, ana meraih kedua sisi kepala Abian dan di tekan kuat ke vagina nya sambil pinggul nya bergoyang  di atas kepala Abian untuk menuntaskan hasrat nya. Ana meledak sambil memekik kecil karena takut ada orang di luar bilik.

Saat merasakan ana memegang samping kepalanya dengan kencang, Abian tau ana akan meledak. Tapi dia begitu terpana saat merasakan pinggul ana bergoyang di atas wajah nya. Abian tak tahan lagi. Dia mengeluarkan penis nya yang sudah sedari tadi pagi sangat sakit ingin keluar dari sangkar nya. Abian masih menyedot dan mengocok vagina ana dengan jari dan lidah nya. Sedangkan tangan kanan nya mengocok penis nya dengan semangat. Dia merasakan akan segera keluar. Saat di rasakan nya cairan ana meledak, Abian juga merasakan pelepasan nya. Sambil terenggah - enggah, Abian masih dengan sabar menelan semua cairan ana dan mengusap lembut klitoris ana untuk menenangkan nya. Abian menyedot keras cairan ana untuk menuntaskan semua nya kemudian menjilat vagina ana sebentar sebelum membenahi penis nya sendiri yang mulai mengecil masuk ke dalam sarang nya kembali.

Abian menurunkan kaki ana dan berdiri di depan nya. Di Elus nya pipi kanan ana dengan sayang.
" Kamu cantik banget sih"
Ana cemberut, " om, ini jadi lembab lagi kan..."
" Gak usah pakai celana dalem nya. Langsung pakai dress aja. Kan kita langsung pulang".
" Iya. Mau gimana lagi?!"

my tutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang