13

54.5K 549 39
                                    

Ana memulai hari-hari nya sebagai istri Abian. Kebiasaan bangun paginya membuatnya tidak begitu terbebani dengan rutinitas pagi yang harus dia jalani sebagai istri baru.
Setelah mandi pagi ana turun ke dapur dengan tank top putih dan celana dalam. Dia suka dengan pakaian minim di rumah.
Ana hanya akan menyiapkan sarapan praktis untuk mereka berdua. Dia membuat susu dan roti selai coklat untuk suaminya dan dirinya sendiri.
Setelah menata sarapan di meja makan dia kembali ke dapur untuk membersihkan sisa kekacauan yang dia buat.
Ana begitu terlarut dalam kegiatannya sampai tak menyadari suaminya tengah memperhatikan tubuhnya dari belakang sambil menyandarkan dirinya di pintu dapur.
Saat ana menoleh dia terkejut mendapati suaminya memandangnya penuh nafsu. Wajahnya merona seketika melihat mata suaminya sangat tajam melihat aset bawahnya.
Abian berjalan menghampiri ana perlahan tanpa melepaskan pandangannya pada sosok menakjubkan Ana di depannya.
Ana merasakan pelukan hangat mengetat di perutnya.
"Pagi sayang.."
Abian menyandarkan dagunya di pundak sang istri. Tangannya sudah bergerilya memasuki tank top istrinya dan mengelus lembut perut rata Ana.
"Pagi, aku membuat sarapan yang cepat di lakukan. Apa ini tak masalah?"
Abian menoleh ke meja makan dan mendapati susu dan roti panggang yang sudah di oles selai.
"Hem..."
Abian mengangguk kecil sambil mengecup basah tengkuk Ana.
"Itu oke. Tapi aku butuh tambahan semangat untuk menjalani seluruh hariku."
Ana tidak mengerti maksud Abian sampai suaminya mengangkat dirinya ke meja makan.
Abian meletakkan ana di meja makan dan dia menyeret keluar kursi tepat di depan ana duduk. Abian melebarkan paha ana dan dia meletakkan kedua kaki ana di paha kanan dan kirinya. Ana melotot kesal menahan malu. Dia tau pasti apa yang akan terjadi sesudahnya.
Abian menatap mata Ana yang melotot padanya dengan senyum seksi.
"Aku butuh ini sekarang untuk menenangkan adik kecilku yang sudah berontak dari bangun tidur tadi."
Kata Abian dengan wajah lurus sambil mengusap vagina Ana dari luar celana dalamnya. Karena posisi Ana yang mengangkang di depan Abian, maka aset bawahnya terpampang jelas di depan mata Abian.
Abian mengelus perlahan vagina Ana dari luar celana dalamnya. Di usapnya keatas dan kebawah dengan perlahan namun sedikit menekan. Ana menyangga tubuhnya dengan kedua tangan yang di letakkan di atas meja di belakangnya. Posisi ana membuat payudaranya menjulang indah di mata Abian.
Abian melebarkan pahanya yang secara otomatis kaki ana di atas pahanya ikut melebar. Ana menggeliat geli dengan nafsu semakin memuncak.
"Aaahhhhh...."
Desahan ana pecah saat dirasakannya Abian menyingkap tepi celana dalamnya dan jarinya mulai menggilas klitoris yang sudah tegang menonjol dengan satu tangan sementara tangan satunya mulai memainkan payudaranya yang semakin hari kian bertambah padat menantang.
Ana tak tahan lagi. Dia melepas tank top nya dan membusungkan payudaranya di depan Abian meminta untuk di kulum. Abian tersenyum dan menjilat puting kanan payudara istrinya kemudian mengulum dan menyedot keras buah nikmat di depannya.
Kedua tangan Abian memelorotkan celana dalam Ana hingga sekarang Ana telanjang dengan kaki mengangkang memperlihatkan vagina merah rapat yang mengundang untuk segera di genjot dengan brutal.
Abian tak bisa menahan nafsunya lagi. Diposisikannya ana di tengah meja makan dan kakinya di naikkan mengangkang di pinggir meja dengan tangan menyangga di belakang punggungnya.
"Pertahankan posisi ini sampai kita selesai sayang. Aku ingin kamu melihat penis ku menusuk ke dalam vagina mu dengan keras."
Wajah Ana merah mendengar perkataan suaminya. Tanpa sadar hal itu juga membuat tubuhnya meneteskan cairan pelumas lebih banyak di vaginanya.
Abian sengaja mengatakan kata-kata vulgar agar ana lebih terangsang. Dia kemudian melucuti semua kain yang di pakainya.
Ana melihat urat nafsu di sekujur tubuh suaminya sudah menonjol meminta di puaskan. Dia menelan Saliva nya dengan susah payah. Ana berfikir kalau pagi ini akan sangat melelahkan nya.
Abian kembali duduk di kursi dan mendekatkan wajahnya ke vagina ana. Ditiupnya perlahan lubang kenikmatan istrinya. Ana meleguh geli merasakan angin dingin meniup lubangnya.
Karena posisi ana yang mengangkang sempurna, posisi lubangnya sangat terbuka memperlihatkan lekukan di dalamnya. Abian memegang kedua paha ana agar tetap berada di posisi semula.
Abian mulai dengan mengecup ringan bagian atas vagina istrinya. Lidahnya menjulur dan menjilati klitoris sang istri sampai basah. Ana sudah mendesah tak karuan.
"Aaahhhh.... Massss..."
"Hhheemmmmm..."
Abian memasukkan klitoris ana ke dalam mulutnya dan di sedot dengan rakus. Ana merasakan akan sampai pada klimaksnya. Tapi Abian segera melepaskannya. Ana mendesah kecewa.
Abian tertawa ,
"Sabar sayang, belum saatnya kamu datang."
Ana sebal dengan ulah suaminya. Padahal sebentar lagi sudah akan datang, tapi Abian menggagalkannya. Baru saja dia akan protes, dirasakannya Abian menyerangnya lagi. Sekarang bukan hanya menggoda klitorisnya tapi lidah panjang suaminya sudah masuk ke lubang untuk melakukan penetrasi.
Abian mengeluar masukkan lidahnya di lubang ana perlahan. Dia ingin ana merasakan stimulasi benda lunak memasuki vaginanya. Tusukan kisah lunak itu membuat ana merasakan sensasi berbeda di lubangnya. Perasaan itu bukan yang mengganjal dan penuh tapi perasaan geli nikmat yang lain karena ulah benda lunak basah yang keluar masuk lubangnya. Di tambah garukan hidung mancung suaminya di klitoris ana membuat ana terangsang ke dalam nafsu pagi yang membara.
Dia sudah merasakan akan sampai tapi dirasakannya Abian mulai menarik lidahnya. Dia bergerak cepat menangkap kepala Abian di selangkangannya dengan satu tangan dan menguburnya kembali ke dalam vaginanya.
"Tidak lagi mas... Ooouughhhh..."
Abian tersenyum sambil terus menjilati dan memakan pussy Ana dengan nikmat. Ana merasakan akan segera keluar, dia menjambak rambut Abian dan memaksa kepala Abian untuk mengocok vaginanya dengan lidah dengan lebih cepat.
"Please masssss..... Lebih ceeeppaaatttt..... Aaahhhhh...."
Ana berteriak panjang saat dirasakannya pelepasannya sudah di ujung vaginanya. Dia membekap wajah Abian ke vaginanya sambil menggoyangkan pinggulnya melawan wajah suaminya. Abian menerima vagina istrinya dengan senang hati. Dia merasakan Ana semakin liar saat berada di puncak nafsunya. Dan dia menyukai hal itu.
Abian merasakan tarikan tajam di rambutnya saat ana mengejang hebat. Teriakan kepuasan ana terdengar di seluruh penjuru apartemen.
"Aaaaaaahhhhhh....."
Untuk menambah kepuasan yang di rasakan ana, Abian tidak langsung melepaskan tusukannya di lubang ana, tapi semakin cepat mengocok lubang ana dengan dua jarinya. Sementara tangan yang lain menggusrak klitorisnya dan mulutnya mengulum keras payudaranya.
Rangsangan hebat dari segala arah membuat ana terus mengeluarkan cairannya tanpa henti.
"Aaahhhh.... Sudahhh.... Ku mohon... Sudah massss..... Aaaaaaahhhhhh...."
Teriakan ana bergema sekali lagi saat dirinya mengeluarkan cairan bening dalam jumlah banyak.
Abian tersenyum dan mengecup vagina ana penuh cinta.
"Sekarang giliran ku sayang...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my tutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang