4

122K 720 7
                                    

Hari-hari berlangsung seperti biasa. Setelah kejadian ciuman itu, sikap ana dan Abian lebih intim jika tak ada Tante Adinda.

Seperti pagi ini, Tante Adinda sedang ada meeting di luar kota. Jadi ana di rumah berdua dengan Abian saja. Ana sedang duduk di depan tv bersila di karpet lembut. Sambil menonton gosip yang sedang banyak di bicarakan.

Tiba tiba ana merasakan tangan hangat memeluk nya dari belakang. Di susul dengan hangat punggung nya bertemu dada Abian yang kuat.
" Om sudah bangun?"
" Eemmmm"
Abian hanya bergumam sambil mengecup basah pundak ana dan meletakkan kepala nya di sana sambil terpejam.
" Aduh om, berat... Kalau masih ngantuk kenapa bangun?"
" Eemmmm.... Kamu wangi banget sih an?!"
" Kan ana udah mandi. Om mandi sana. Biar wangi."
" Cium dulu.."
Kata Abian sambil memutar kepala ana menghadap nya dan mengecup bibir ana dengan kecupan ringan. Lama kelamaan lidah Abian memaksa masuk ke mulut ana dan mengabsen setiap sudut mulut ana. Seketika wajah ana memerah, nafas nya terenggah enggah. Jantung nya berdebar keras.
" Eeemmmmhhhh..."
Ana mendesah keras merasakan nikmat dari ciuman itu. Mendengar desahan ana, Abian semakin semangat mencium ana. Tangan nya menelusuri kulit ana dari leher terus turun ke payudara ana. Di remasnya payudara ana dari luar kaos yang ana pakai. Ana memang tidak suka pakai bh di rumah. Jadi Abian bisa merasakan puting mungil ana tegang di balik t-shirt tipis yang ana pakai.
" Eeemmmmhhhh.... Ommmm....."
Ana mendesah panjang saat Abian meremas payudara ana dan memainkan puting nya dari luar t-shirt.
" Enak???"
Abian sengaja bicara di telinga ana sambil mendesah. Ana hanya mengangguk pasrah. Dia belum pernah merasakan enak seperti itu. Rasanya saat payudara nya di remas lembut Abian tadi , ana merasakan jantung nya berdebar keras tapi juga sangat nyaman.
" Boleh om pegang langsung?"
Abian sangat penasaran. Tapi dia ingin ana juga menikmati apa yang akan dia lakukan juga.
"Apa enggak apa kalau om pegang?"
" Tentu saja. Kan aku om kamu. Aku juga keluarga kamu"
Abian terus mencari jalan supaya di ijinkan ana memegang payudara nya secara langsung. Nafsu nya sudah sampai di ubun ubun. Abian dari tadi sudah merasakan junior nya tegang maksimal. Apalagi baru bangun tidur dan melihat punggung ana yang hanya memakai t-shirt polos putih kekecilan.
" Baiklah. Tapi jangan keras mijit nya. Sakit."
" Enggak bakalan sakit kok. Ntar jadi enak. Percaya sama om."
Abian menarik t-shirt ana ke atas. Ana bingung.
" Kok t-shirt ana di copot? Ntar dingin"
" Enggak bakalan dingin kok. Lepas aja biar gampang. Enggak apa"
Abian kembali menaikkan t-shirt ana. Kali ini ana menurut dan mengulurkan tangan nya ke atas. Ketika tampak payudara ana yang masih kecil terpampang di depan mata Abian, jantung nya langsung berdebar kencang. Dan sial nya junior nya minta di keluarkan juga dari sarang nya. Tapi kan gak mungkin juga dia menunjukkan kejantanan nya di depan ana. Jadi Abian menemukan sebuah ide yang cukup sexi. " Tunggu di sini sebentar yah. Om ke kamar dulu"
Ana mengangguk sambil menutupi kedua payudaranya. Abian berlari secepat nya ke kamar mengambil dasi berwarna hitam yang cukup lebar.
Sesampai nya di depan ana , Abian mengulurkan dasi di depan nya sambil berkata 
" om akan menutup matamu. Ini akan meningkatkan tingkat sensitivitas kamu terhadap apa yang akan om lakukan nanti. Gimana? Kamu mau?"

Walaupun penasaran dan ragu, ana masih mengangguk setuju dengan saran om nya. Abian tersenyum dan mengikat dasi nya ke mata ana dengan kuat. Setelah selesai, Abian duduk di hadapan ana sambil mengagumi ana yang setengah telanjang di hadapan nya. Abian menurunkan kedua tangan yang menutupi payudara ana.
" Jangan di tutupi. Gimana om lihat nya kalau di tutup?"
Ana membiarkan Abian menurunkan tangan nya. Tinggal lah dua buah apel kecil yang menggantung menantang mata Abian. Di usap nya lembut payudara ana.
Ana bergetar saat tangan abian menyentuh payudara nya secara langsung. Rasanya sangat aneh. Seperti banyak kupu kupu terbang di perut nya. Dan kulit nya jadi sangat sensitif.
Abian menelusuri payudara kecil itu dengan sabar. Dia duduk di belakang ana lagi. Di keluar kan nya penis nya yang sudah sangat tegang. Penis nya menyodok pantat ana yang hanya memakai hot pant. Abian menghela nafas lega setelah penis nya keluar. Di rangkul nya ana dari belakang dan di tangkap nya kedua payudara an dengan tangan nya. Perlahan di remas nya lembut.
" Eemmmhhh... Enak om. Tolong ke tengah om. Di situ gatal."
Kata kata tak terduga dari ana langsung membuat junior Abian tegang sempurna. Abian mencubit puting ana dengan jari telunjuk dan jempol nya. Kemudian di pijat dengan lembut sambil di tarik tarik.
" Ohhh... Om enak banget. Terus om..."
" Seenak itukah?"
" Iyaahhhh...."
Ana masih terus saja mendesah desah tak karuan.
" An, om boleh minta tolong?"
" Apahhh.... Ommm?"
" Tolong pegang ini yah. Sambil di pijat juga."
Abian nekat meminta ana memijat penis nya. Dia sudah tak tahan lagi dengan nafsu nya yang sudah di ujung kepala. Di arah kan tangan ana menuju penis nya yang sudah tegang maksimal.
" Apa ini om? Kok panas, besar, keras gini om?"
" Kamu gak perlu tau. Tolong di pijat yah an, om sudah gak kuat lagi"
" Baiklah... Om.... Ahhh..."
Tiba tiba Abian meremas payudara ana sedikit kencang dan menarik puting nya. Ana spontan juga meremas penis Abian.
" Shit... Terus annn.... Enak banget..."
Abian ikut mendesah di samping telinga ana. Abian kini tidak cuma meremas dan memilin payudara dan puting ana, kini dia juga mengecup basah leher dan tengkuk ana yang berbau wangi. Sesekali di jilat dan di gigit kulit putih bersih ana hingga meninggalkan tanda merah keunguan di beberapa bagian leher ana.
" Om udah dulu.... Oohhh.... Anaaa.... Aaahhhh.... Mau pipis ommm...."
Abian yang mendengar itu malah semakin menguleni payudara ana dengan semangat. Dia sangat gemas hingga menyandarkan ana di sofa di belakang nya. Hingga kini ana setengah berbaring dengan payudara yang menantang. Ana masih memegang penis Abian yang di pijat nya pada ujung nya. Karena Abian juga sudah mau keluar maka Abian berniat untuk klimaks bareng ana. Di tiup nya puting ana. Ana semakin belingsatan. Saat lidah Abian menggoda puting nya, ana sedikit berteriak sambil mendesah panjang.
" Kok di jilat om? "
" Enggak apa, nanti tambah enak kok"
Tiba tiba saja Abian memasukkan puting kecil ana ke dalam mulut nya. Ana tersentak dan mendesah panjang. Satu tangan Abian meremas payudara ana yang satu nya. Yang satu lagi tangan nya memijat paha ana sampai pangkal paha. Ana yang di serang dari berbagai sisi sangat kebingungan oleh gairah yang baru pertama di rasakan nya. Tanpa sengaja, pijatan nya pada penis Abian semakin kencang dan cepat juga. Akhirnya ana tidak kuat lagi.
" Aaahhhhhhh...... Eeemmmmhhhh..... Ommm... Ana pipis di celana..."
Kata nya ambil terenggah kelelahan.
"Aaahhhhhh....."
Abian juga mencapai klimaks nya. Air mani nya mengenai tangan ana.
" Om kok ada air lengket yang panas di tangan ana? Apa ini om?"
" Itu air yang om kasih buat tangan kamu. Biar makin halus tangan nya. Sebentar om bersihkan yah"
Abian mengusap tangan ana sambil tersenyum dengan handuk basah.
Di masukkan nya lagi penis nya ke dalam celana training yang dia pakai. Junior nya sudah sedikit di hibur pagi ini. Tentu saja dia sangat puas.
Abian memakaikan lagi t-shirt ana.
" Bagaimana rasanya pijatan om? Enak?"
" Iya enak om. Tapi bikin ana ngompol. Ana gak suka ah..."
" Itu bukan ngompol ana, kan cuma dikit cairan yang keluar. Itu tanda nya tubuh ana menyukai pijatan om barusan."
" Iya om. Enak banget. Besok besok ana mau di pijat lagi ya om"
Ana bertanya dengan lugunya. Abian hanya tersenyum sambil merengkuh ana ke dalam pelukan nya. Dia merasakan jantungnya berdebar sangat kencang.

my tutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang