7

99.9K 617 8
                                    

Hari ini sangat spesial, karena Tante Adinda ada di rumah untuk membantu ana mengepak barang yang akan di bawanya ke asrama. Ana memutuskan akan tinggal di asrama. Tadi nya Abian menolak keras. Dia beralasan kalau ana akan tidak nyaman tinggal jauh dari keluarga nya. Tapi ana bersikeras tinggal di asrama. Ana berfikir kalau hubungan nya dengan Abian sudah di luar kendali. Dia menyadari kalau dirinya menyukai Abian sebagai seorang gadis menyukai laki- laki. Tapi lelaki itu adalah om nya. Ana tidak tega pada Tante nya kalau sampai rumah tangga mereka berantakan karena dia. Ana merasa sangat bersalah.

" Ana, kenapa melamun? Apa lagi yang mau kamu bawa?" Adinda memperhatikan kalau ana melamun sedari tadi.
" Enggak Tan, ini saja cukup. Kan ana pulang tiap hari Sabtu. Jadi gak usah bawa banyak baju."
" Kamu harus janji kalau kamu bakal pulang tiap Minggu ya?!"
" Iya Tante sayang"
Ana menjawab sambil memeluk Tante nya sayang.
' maaf Tante, ana udah jahat sama Tante. Ana janji, ana gak akan lagi Deket - Deket om Ian. '

Saat makan malam terakhirnya di rumah , ana membantu Tante Adinda memasak makanan kesukaan Abian. Sejak bertengkar dengan ana kemarin soal keputusan pindah ke asrama itu, Abian tidak lagi menyapa ana. Dia sangat kesal karena ana harus pergi meninggalkan rumah dan tinggal di tempat yang jauh dari pandangan nya. Dia menginginkan ana selalu ada di jangkauan mata nya. Walaupun ana akan sekolah di sekolah khusus wanita. Itu juga syarat dari Abian jika ana akan tinggal di asrama. Dia harus sekolah dan asrama di tempat khusus wanita.

Ana mengalah dan mengiyakan keinginan om nya. Dia tak mau bertengkar dengan orang yang sudah sangat baik padanya. Pada orang yang menjadi cinta pertama nya.

Ana selesai membantu Tante nya menyiapkan makanan.
" Tante, ana mandi dulu yah. "
" Oke. Mandi langsung makan yah. Jangan tidur dulu."
" Oke Tante."
Ana menaiki tangga ke lantai tiga. Ke dalam kamar nya. Saat ana membuka pintu kamar nya, dia di tangkap tangan kekar dan di masukkan ke dalam pelukan kokoh dada yang hangat. Abian menghirup aroma tubuh ana yang akan sangat di rindukan nya seminggu ke depan. Di cium nya tengkuk ana dan di hirup nya aroma ana dalam - dalam. Jantung Abian berdebar cepat. Tangan yang memeluk ana bergetar lembut.
" Kenapa harus pindah ana? Kan kamu bisa pulang pergi dari rumah ini. Aku akan sangat merindukan mu."
Abian menghela nafas lembut untuk menenangkan detak jantung nya.
" Om, ana enggak mau bikin Tante sedih. Perlakuan om ke ana sudah melebihi om ke keponakan. Ana juga semakin merasakan perasaan yang aneh sama om. Jantung ana berdebar lebih cepat jika dekat dengan om. Ana gek mau hubungan terlarang kita ini membuat Tante sedih. Ana mohon om, jangan cegah ana pergi."

Abian mengeratkan pelukan nya, menarik ana melon dekat ke dada nya. Dia sangat menyayangi ana. Lebih dari pada nafsunya.
" An, om juga sayang sama ana sebagai laki - laki ke perempuan. Jadi ana jangan merasa bersalah. Om yakin, Tante kamu juga akan mengerti hubungan kita. Kita hanya butuh waktu. Kamu harus sabar nunggu om yah..."
Abian mengingat percakapan nya dengan adinda beberapa Minggu yang lalu.
💦💦💦

Malam itu adinda mengajak Abian untuk bicara serius.
" Bian, aku punya kabar buruk."
" Apa?"
Abian memandang adinda dengan sabar.
" Aku sakit. Kanker otak stadium lanjut. Hidupku udah enggak lama lagi."
Abian kaget saat mendengar kabar itu. Dia tidak percaya. Adinda terlihat sangat sehat. Dia masih melompat di depan nya. Bagaimana mungkin dia sakit sangat parah.
" Kapan kamu tahu hal ini?"
Abian mencekal pundak adinda dengan kedua tangan nya kencang.
" Satu tahun yang lalu. Setelah aku jemput ana di kampung. Aku periksa ke dokter karena aku sering merasa pusing parah. Dan saat itu lah aku tahu penyakit ku."
" Selama itu. Dan kau tak mengatakan apa pun padaku?! Kau anggap apa aku ini?"
Abian marah dan kecewa. Meskipun pernikahan mereka semakin hambar dari hari ke hari. Tapi dia tetaplah suami nya.
" Saat aku periksa, itu sudah stadium 4. Aku gak mau kamu khawatir. Bagaimanapun penyakit ini udah gak bisa di sembuhkan. Aku pulang pergi ke Singapura tapi tetap tak ada perubahan. Jadi aku memutuskan untuk menunggu kematian ku di rumah saja. Aku harap kamu tak keberatan dengan keberadaan orang sakit ini."
Abian memeluk istri nya dengan rasa bersalah. Dia telah mengabaikan istrinya setahun ini. Hingga dia tak sadar kalau istrinya sedang sekarat.
" Maafkan aku sayang. Aku mengabaikan mu sampai saat ini. Mulai sekarang tetap lah di rumah. Aku dan ana akan menjagamu."
" Tidak. Jangan sampai ana tahu keadaan ku. Bian, ada satu lagi yang ingin ku minta dari mu."
Abian memandang dengan aneh pada adinda.
"Apa itu?"
" Ana adalah keluarga ku satu - satu nya. Sepeninggalku nanti, bisakah kau berjanji untuk merawat ana? Aku tak bisa membiarkan dia terlantar. Andai aku bisa meminta lebih, maukah kau menikahi ana jika dia sudah cukup umur. Dan tentu saja jika dia mau menikah dengan mu."
" Apa yang kau katakan?"
Jantung Abian berdegup kencang karena gugup. Dia menatap menyelidik pada mata istrinya. Tapi di sana tak ada kebencian. Hanya ketenangan. Seperti apa yang dia katakan barusan bukanlah hal yang besar bagi nya.
" Aku memahami arti tatapan mu pada ana. Sorot mata itu pernah kamu gunakan untuk menatapku dulu waktu kita pacaran. Dan aku sadar, jika aku harus pergi maka setidak nya dua orang yang paling aku sayang ini bisa saling menjaga dan mengasihi tanpa beban. Jadi aku merestui hubungan kalian apapun itu sekarang."
" Bagaimana kamu tahu?"
" Aku mengenalmu sebagai personal selama bertahun - tahun sayang."
" Terima kasih sudah mau memahami diriku. Aku tak tahu sejak kapan rasa sayangku ke ana berubah menjadi perasaan yang lebih dalam. Tapi aku bisa menjanjikan satu hal. Aku pasti akan menjaga ana dengan seluruh hidup ku."
Adinda menangis. Sudut kecil hati nya perih. Namun dengan keadaan sekarang, dia harus merelakan keadaan ini. Yang bisa dia lakukan adalah merelakan semua hal yang terjadi sekarang dan menerima keadaan nya.
" Tapi ingat, jangan coba - coba sebelum malam pernikahan mu. Awas kalau kamu berani menyentuh nya sebelum sah sebagai suami nya!!"
Adinda melotot dan berkacak pinggang untuk menegaskan maksud nya.
Abian tersenyum sambil mengacungkan dua jari membentuk huruf v pada adinda.
" Aku janji"

Adinda tersenyum pada Abian. Dia masih menyayangi laki - laki ini. Tapi perasaan nya kini bukanlah cinta penuh gairah seperti yang dulu dia rasakan pada nya. Dia menyayangi nya sebagai keluarga yang dekat dengan nya. " Terima kasih, lanjutkan pekerjaan mu. Aku akan istirahat dulu."
Adinda meninggalkan ruang belajar Abian.

💦💦💦
Ana tidak paham dengan apa yang Abian katakan. Tapi dia hanya mengangguk saja. Abian merangkum wajah ana dengan kedua tangan nya. Di cium nya bibir merah ana. Lidah Abian menjilat bibir ana dan menelusup ke celah bibir ana untuk menginvasi mulut ana.
Awalnya hanya ciuman manis tanpa nafsu. Lama kelamaan, Abian mendorong ana ke tempat tidur nya. Membaringkan tubuh ana sambil masih mencium ana dengan semangat. Tangan nya meraba menelusup ke balik bh ana dan menangkap payudara yang semakin montok karena ulah tangan nya tiap hari. Di remasnya dengan kasar. Di uleni sambil di cubit puting nya. Ana menggelinjang sambil mengerang karena kegelian. Libido nya mulai terpancing.
" Omm... Aaahhh....."
Tanpa sengaja ana mengangkang kan kaki nya di pinggir ranjang dengan kaki menjuntai ke bawah menapak lantai. Abian memposisikan kejantanan nya tepat di depan vagina ana. Kejantanan Abian sudah sangat tegang. Dan Abian sengaja tidak memakai boxer. Dia hanya memakai celana untuk tidur yang sangat tipis dan membiarkan penis nya berdiri tegak menyodok vagina ana. Abian makin menempelkan penis nya memepet vagina ana yang masih terbalut celana dalam. Ana kaget dan menyangga tubuh nya dengan tangan untuk duduk tegak dan melihat apa yang sedang menyodok vagina nya. Wajah nya merah padam.

Ana melihat tongkat panjang di balik celana Abian. Jantung nya berpacu sangat cepat.
" Om...."
Abian tersenyum, dia mengelus pipi ana dan mencium pelipis nya dengan sayang.
" Aku akan mengenalkan mu pada teman kecilku ini. Kamu harus mulai terbiasa melihat dia berdiri tegak seperti itu. Dia sudah sangat ingin masuk ke sini, tapi tidak sekarang"
Kata Abian sambil mengusap dan menekan vagina ana dari balaik celana dalam nya.

 Dia sudah sangat ingin masuk ke sini, tapi tidak sekarang"Kata Abian sambil mengusap dan menekan vagina ana dari balaik celana dalam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana memakai celana dalam dengan gambar kucing. Abian makin gemas dengan pussy ana yang sudah sangat becek. Di angkat nya tank top ana Samapi memperlihatkan payudara nya. Penis nya sudah sangat tegang. Tanpa aba - ana lagi, Abian menggiling dan menyodok penis nya ke vagina ana. Meskipun masih saling terhalang kain, tapi kenikmatan yang di rasakan kedua nya sudah sangat membuat mereka mabuk kepayang. Abian langsung mencaplok payudara ana dan mengunyah puting nya kasar. Di hisap nya keras dan tangan satu nya memainkan puting ana dengan menjawil kencang. Di uleni nya payudara ana dengan gemas. Ana hampir saja berteriak menerima perlakuan Ganas Abian. Semua saraf malu nya putus saat dirasa nya bagian bawah nya akan meledak. Pantat ana ikut bergoyang mengikuti goyangan penis Abian. Mereka hampir meledak saat tiba - tiba ada ketukan di pintu.
" Ana, udah selesai belum mandi nya?"
Ana kaget dan akan bangkit berdiri. Tapi Abian menahan nya. " Kita lanjutin ini dulu. Tanggung. Kamu jawab aja."
" Udah tanteee..... Lagi pakai baju.."
Ana makin tersengal - sengal karena Abian mulai menyedot puting nya lagi.
" Oke. Tante tunggu di bawah sambil menunggu om kamu juga."
" Iyaaa..."
Ana berteriak dengan gemetar. Abian membekap mulut ana dengan tangan nya. Dia tidak mau ana berteriak sambil mendesah.
Abian bergerak makin cepat. Dia sudah tak tahan lagi. Di angkat nya kedua kaki ana ke atas bahu nya. Dia makin cepat memacu vagina ana mengejar pelepasan nya. Pantat Ana sudah bergerak brutal mengimbangi penis Abian yang makin keras menghantam vagina nya.
Kedua nya bergerak gila sampai ranjang ana bergerak kasar. Akhirnya...
" Aaaahhhhhh......"
" Ooouuhhhhhh ....."
Ana mengeluarkan pelepasan nya, disusul Abian dengan gerakan kasar sambil membuat tanda ungu di payudara ana untuk meredam desahan nya.
Ana merasakan vagina nya sangat basah. Dia melihat celana Abian juga basah.
" Kamu memuaskan nya sayang. Trimakasih."
Kata Abian mengecup pipi ana. Di peluk nya ana sebentar untuk menenangkan diri nya dari badai orgasme yang baru di lalui nya. Ana membalas pelukan Abian. Menghirup aroma hormon pria nya. Sangat menenangkan, pikir nya. Dia akan memasrahkan semua nya pada laki - laki ini.

my tutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang