Budayakan Like sebelum membaca
Terimakasih
Chapter 15Sekali Kihyung mencoba menghubungi nomor telepon ayahnya. Awalnya, handphone ayahnya berdering tapi setelah 5 kali tidak ada jawaban, handphone ayahnya mati.
"Kihyung semakin khawatir saja. Ditambah lagi, dimana letak batunya dengan tempat penuh pengunjung seperti ini?"
Kyung dan teman-temannya yang lain sekarang berada di gunung Nam, dan sekarang tepat di atasnya sekitar 1 km lagi adalah Namsan Tower."Ayo kita cari batu itu!" Yoonji sudah tidak sabaran lagi Iya ingin semua ini segera selesai.
"Tapi dimana?" Tanya Wooseok.
"Ya dicarilah!" Kesal Yoonji.Kihyung tetap diam dengan telepon genggam tangannya. Apa yg tidak disampaikan ayahnya memgenai tempat ini? Kihyung berputar menatap sekitarnya. Ini masih terlalu pagi untuk datangnya para pengunjung. Jadi tempat ini sepi total.
Kalau batu itu sebelumnya berada di jantung bukit Moorim, itu artinya-Kihyung tersentak dengan memelototi teman2nya. "Aku tahu dimana." Ujarnya.
Teman2nya menatap penuh harap.
"Kita harus mencari lorong menuju jantung gunung ini. Batu itu pasti berada di inti gunung ini, sama seperti sebelumnya yang terletak di jantung bukit Moorim."
Yoonji tersenyum dan tanpa sadar memeluk Kihyung. "Kau pintar, Kihyung!" Senangnya.
Pemuda yang dipeluknya cengar-cengir dengan mempererat pelukannya agar Yoonji tidak bisa lepas darinya.
"Tentu saja aku pintar, beb." Bisik Kihyung.
"Lepaskan aku," balas bisik Yoonji dengan nada menggeram antara kesal dan malu.Jeni dan Wooseok cengo. "Kota menjadi obat nyamuk." Ucap Jeni.
"Benar, apa sebaiknya kita kembali saja dan meninggalkan mereka berdua." Setuju Wooseok.
"Tutup mulut kalian!" Teriak Yoonji dengan wajah merah padam. "Kita harus mencari jalan masuk lain sebelum makhluk2 aneh itu memuburu kita lagi!"Mereka menurut pada perintah Yoonji seperti biasa sebelum namja cantik itu murka.
-
Matahari sudah meninggi 45°, itu artinya sekarang sudah lewat jam 8 pagi dan mungkin tempat wisata ini akan di buka sebentar lagi. Mereka masih mencari letak pintunya.
Wooseok sudah kelelahan dengan duduk di samping pagar. Begitu pula Jeni.
Menyisakan Kihyung dan Yoonji. Yoonji mendekati Kihyung.
"Ini akan sia-sia saja." Ucapnya. "Orang-orang akan datang dan kita tidak bisa berada di luar pagar seperti ini, Kihyung."
"Aku tau," Kihyung mengerang frustasi. "Tapi kita harus menemukannya Yoonji, Appa mengirim kita kesini dan dia entah bagaimana keadaannya sekarang."Yoonji melihat mata Kihyung yang berkaca-kaca. Namja cantik itu merasa iba, dan ingin sekali memeluknya. Namun dia hanya bisa memegang lengan pemuda itu.
"Ayo, kita cari lagi sampai tempat ini dibuka." Yoonji tersenyum.
"Gomawo, Yoonji-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moorim School : The Truth Of Everything
FanficIni lanjutan dari cerita Sugar yg pertama 'Moorim School (Vkook)' - "Apa?!!! Kihyung pergi ke lereng bukit?!!" kaget jungkook. "Anak ini, apa yg dia lakukan?!" Kesal Taehyung. - "Yoonji ku sayang,, apa kau tidak penasaran dengan asal usul batu2 itu...