Chapter 3

809 82 3
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!!
Hargailah jerih payah author yg nulis cerita ini..
Begitu pula jika kalian membaca cerita2 lain..
Harus vote.. vote saja sudah menyenangkan hati para author..

Para author ini juga selalu baca cerita orang lain, tapi mereka tetep nyempetin vote or coment kok sesudah baca..
Karena sugar juga salah satu yg sering baca cerita orang lain..

Harap hargai usaha para author..
Terimakasih..

~Happy Reading~


Keadaan moorim school kini sedikit ketat terhadap penjagaan. Setelah daehyun dan chanyeol mendapat kabar dari taehyung bahwa seseorang menanyakan tentang moorim dan akan mencari sesuatu di sana dan di perintahkan untuk memperketat penjagaan, mereka langsung bergerak dan mulai membuat jadwal jaga bagi para murid.
"Aku masih tak mengerti dae, siapa dia? Mengapa ia tau tentang moorim dan akan mencari sesuatu? Apakah yg ia cari adalah batu itu? Lagi?" Tanya baekhyun pada suaminya.
"Aku tak tau, tapi lebih baik kita bertindak sebelum terjadi yg tak menyenangkan." Jawab daehyun sambil menatap hutan yg menutupi air terjun indah di sana. Pikirannya melayang pada kejadian 15 tahun yg lalu.

-

Kihyung kini sedang makan bersama keluarganya dengan tenang dan hening. Mereka sibuk dengan pikirannya masing2. Hingga jungkook merasa jengah karena baru kali ini ruang makannya hening hingga hampir 20 menit.
"Ada apa ini? Kenapa hening sekali?" Tanya jungkook menatap suami dan anak2nya.
Taehyung mengalihkan pandangannya dari makanannya kepada jungkook.
Jungkook tau tatapan taehyung. Taehyung sedang kalut dan banyak pikiran.
"Ada masalah apa tae?" Tanya jungkook.
Taehyung masih saja diam dan tetap menatap jungkook.

Jungkook mengalihkan tatapannya pada kihyung. Sudah kebiasaanya jika taehyung tak menjawab maka ia akan bertanya gambaran masa depan sang suami pada masalahnya.
"Aku tak tau eomma. Appa menutupinya." Jawab kihyung.
"Menutupinya?" Heran taehyung.
Kini jungkook beralih menatap suaminya yg baru saja membuka suara.
"Apa maksudnya ini?" Tanya jungkook menaikkan suaranya karena kesal.
"Aku tak menutupinya, bahkan aku dari tadi menunggu kilasan masa depan hyungki tentang charter." Jawab taehyung.

"Charter?" Beo jungkook.
"Ya, klien yg kubilang kemarin. Saat ku cek kembali proposalnya kemarin ternyata ada kata Moorim di sana. Dan saat pertemuan dia memintaku untuk berkunjung ke moorim school dan ia harus mencari sesuatu di sana." Jelas taehyung.
Kihyung dan jungkook kini bergerak gelisah.
"Apa yg dia cari?" Tanya kihyung.
Jungkook dan taehyung bertukar pandang gugup.
Kihyung jelas tau apa yg di rahasiakan kedua orantuanya itu.

Tiba2 sebuah kilasan datang pada pandangan kihyung. Sebuah batu berwarna merah bercampur jingga dengan api di sekitarnya. Batu itu melayang. Dan pandangannya kembali normal lagi.
Kihyung menatap kedua orangtuanya.
"Batu yg di sembunyikan appa dan eomma, apakah ada yg berwarna api?" Tanya kihyung.

Jungkook menatap taehyung. Hingga taehyung menghela nafas panjang dan mengangguk pelan.
"Baiklah kihyung, kurasa kita memang sudah saatnya memberi tau semuanya padamu tentang hari itu." Ucap jungkook.
"Ternyata benar, kalian menyembunyikan hal itu." Gumam kihyung dengan wajah datarnya.
"Kihyung, batu itu berbahaya. Kau tak bisa mencarinya. Dan salah satu batu itu terikat pada ayahmu." Ucap jungkook.
"Dan juho." Tambah taehyung mengingat sang adik kembar.
Jungkook menatap kihyung dengan perasaan bersalah. Ia bersalah telah membohongi anaknya sendiri.
"Sa-"

Dingggg Dongggg

Jungkook menatap jam dinding di ujung ruang ruang tamunya. Jam meunjukkan pukul 7 pas tanda suami dan anak2nya harus segera berangkat sekolah. Ada rasa lega di dalam dadanya tapi ada juga rasa gelisah tak karuan.
"Waktunya berangkat semuanya! Dan kihyung, eomma akan menjelaskan semuanya jadi bawalah serta jeni, wooseok, dan yoonji setelah pulang sekolah. Mereka juga harus tau kan?" Jelas jungkook.
"Baiklah eomma. Ayo appa, kita harus berangkat. Aku tak mau terlambat di pelajaran matematika. Gurunya benar2 menheramkan." Ucap kihyung sambil bergidik ngeri mengingat guru matematikanya yg selalu menghukum siapapun yg menentangnya.

Moorim School : The Truth Of EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang