Chapter 16

217 38 7
                                    

Sugar suka heran sama kalian..
Yg baca ini cerita melebihi 30 orang tapi yg likenya 10 aja enggak..

Ada apa dengan sifat menghargai kalian, heh??
Sugar tuh sempet2in update di tengah2 kesibukan Sugar yg harus ngapalin Anatomi-Fisiologi yg bisa2 buat kepala pecahh..
근데 왜??

왜??

Like lah dulu sebelum membaca..
Kalau banyak yang like Sugar bakal sering update..

Berhubung Sugar habis UAS, jadi banyak waktu luang, jadi beri dukungan agar Sugar update..
Entah cerita ini atau cerita The Gods..

Love You bagi kalian yg masih dukung Sugar..
😘😘😘

Chapter 16

Gunung Nam di bobol habis-habisan. Untungnya pembobolan itu tidak membuat Namsan Tower runtuh. Sungguh, Namsan ini pusat wisata kota Seoul! Kalau rusak, tamatlah riwayat Korea Selatan.

Ternyata pelaku pembobolan itu bukanlah musuh, melainkan Carter dan Sadie Kane. Mereka mengebor gunung dengan Singa bersayap perunggu dan berkepala elang, Griffin. Makhluk itu berputar cepat dengan sayap dilipat, seperti meteor jatuh. Aku tidak menyangka kedua bersaudara itu selamat di punggung sang Griffin.

Mereka mendarat di samping Kihyung dengan senjata mereka yang disiagakan.
"Syukurlah kami tidak terlambat!" Ujar Carter.
"Hampir." Ketus Yoonji.

"Ayo kita selesaikan dan keluar dari sini!" Ucap Kihyung.

Mereka mengeluarkan senjata masing-masing. Yoonji mengeluarkan tongkat sepanjang dua meter yang terbuat dari besi (senjata ini dapat di lipat-lipat hingga mudah di bawa-bawa). Kihyung membuat senjatanya sendiri dari es tebal dan membentuk sebuah pedang bermata ganda sepanjang satu meter. Jeni dan Wooseok bersiaga di belakang dengan pisau dapur di tangan mereka. Kelihatan sekali kalau mereka tidak bisa bertarung dengan menggunakan senjata. Selain itu, Jeni adalah medis mereka dan Wooseok seorang programmer.

Jeni mengumpat karena kebodohannya yang mengikuti Kihyung. Wanita itu benar-benar ketakutan, dia tidak penah berada langsung di medan tempur dengan makhluk-makhluk aneh seperti ini.
"Tetaplah dibelakangku Jeni, Wooseok, aku akan melindungi kalian." Ujar Kihyung kemudian dia membuat selubung es di hadapan Jeni dan Wooseok untuk mencegah mereka di serang dari belakang.

"Kalian sungguh berani!" Puji Carter sambil menebas satu makhluk berkepala bebek. "Batunya sudah di ambil?"
Kihyung menunjukkan batu di tasnya. "Tentu. Ayahku bagaimana?"
"Dia bersama Bast, menunggu kalian di sungai Han." Jawab Sadie.

"Naik ke kapal, kita pergi dari sini sebelum gunung ini runtuh!" Teriak Charter.
"Kapal?" Beo Jeni.
Carter menunjuk belakang Si Griffin dan benar, ada kapal kayu sebesar Yacht ukuran paling kecil. Kapal itu seperti kapal perompak yang ga ada bagus-bagusnya. Kihyung bahkan takut kalau kapal itu akan hancur lebur ketika di sambar angin kencang.

Karena tahu ada keraguan dari anak-anak remaja itu, Sadie mendatangi mereka membiarkan Carter sendiri yang menangani. Omong2 pemuda itu sudah mewujud menjadi ksatria berkepala ayam, ehhh elang.
"Kapal itu sudah dilindungi oleh selubungi magis. Jadi kalian akan baik-baik saja." Ucapnya.
"Aku bisa melihat selubung itu." Gumam Jeni.
"Melihat?" Tanya Sadie heran.
"Bodo amatlah! Ayo selamatkan diri dulu saja!" Ketus Yoonji sambil melangkah memasuki kapal.

Mereka sudah berada di dalam kapal.

"CHARTER KANE!! KAU TIDAK BISA PERGI KEMANAPUN!!"
Pria yang memimpin makhluk2 itu berteriak ketika Carter akan menghampiri si Griffin.
Carter dengan malas berbalik menatap lawannya.
"Maafkan aku, Menshikov. Anak-anak ini adalah prioritas kami, dan kami akan kembali melawanmu pada waktunya tiba."

Moorim School : The Truth Of EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang