Chapter 14

159 21 2
                                    

Hai Hai
Siapa yg masih nunggu??
Acungkan tangan kalian!!
✋✋✋

Like dulu sebelum baca

Catatan : Dewi Kalajengking bernama Serqet (nama di chapter sebelumnya itu salah.. monmaap 🙏🙏)

Happy Reading

Chapter 14

"Kurasa, kita harus jalan belakang." Ucap Kihyung dengan gugup.
"Halo, anak2."
Siluet itu menyapa, perlahan terbentuklah tubuh wanita berjubah cokelat dengan perhiasan emas berkilauan di leher dan lengannya. Rambut hitamnya yg panjang dipotong ala Mesir Kuno dengan sebuah mahkota aneh di atasnya. Tapi, setelah di lihat dengan seksama itu bukanlah mahkota melainkan seekor kalajengking hidup yg sangat besar. Sedangkan jutaan kalajengking kecil berpusar di sekelilingnya seakan dia adalah pusat mereka.

"Mau apa Dewi Serqet menemui kami?" Tanya Kihyung.
Wanita itu terkikik, yg terdengar seperti desisan kalajengking.
"Bukankah Carter dan Sadie sudah menemuimu?"
"

Lalu, bukankah kau berada di pihak Dewa Horus?" Tanya Kihyung lagi.
"Ahh, si bocah kurang ajar itu." Ujar Serqet. "Apa aku harus selalu berada di pihaknya? Aku mendapat tawaran yg menggiurkan untuk menambah kekuatanku hingga setara dengan si-tua-Ra."
"Tawaran? Dari siapa?" Kali ini Yoonji yg bertanya.
"Kalian akan tahu jika berhasil keluar dari sini. Tapi kalau tidak bisa," dewi itu menyeringai memperlihatkan taring berbisanya, "malang sekali kalian."

"Menurutmu begitu?" Jung Taehyung berjalan kedepan. Tubuh kekarnya tegak seolah menjadi tameng bagi anak2nya. "Kalau begitu, coba tembus ini."
Taehyung mengangkat tangannya dan memunculkan es tebal yg menutupi seluruh lorong sekolah tanpa celah. Tanpa berpikir lama mereka berlari menuju gerbang belakang.
Es itu pecah seketika akibat tubrukan dahsyat dari sang Dewi Kalajengking, bahkan seluruh bangunan ikut bergetar.
"Shitt," Kihyung mengumpat di sela2 larinya, "kita tidak bisa kabur darinya." Ujarnya.
"Apa?" Tanya Taehyung.
"Kita butuh bantuan Dewa lain untuk mengalahkannya, atau tongkat sihir. Itulah yg tertulis di bukunya." Jelas Kihyung.
"Lalu bagaimana kita kabur darinya?" Tanya Jeni panik.

Seketika Yoonji berhenti berlari dan mengumpat keras2. "Aku punya bola kristal, mama Kookie memberiku tahun lalu sebagai hadiah ulangtahun."
"Kenapa kau baru bilang?" Ucap Taehyung.
"Aku lupa, papa Taehyung."
"Kalau begitu, kemana tujuan kita?" Tanya Wooseok.

Mereka melihat bayangan Serqet semakin mendekat bahkan beberapa kalajengkingnya sudah terlihat.
"Berikan bolanya." Pinta Taehyung dan Yoonji memberikan bola itu.
Taehyung membisikan nama tempat di dekat bola lalu mengguncangnya.
"Ayah tidak akan mengirim kami kembali ke Moorim kan?" Tanya Kihyung curiga.
"Astaga, Kihyung, aku tidak akan berbuat seperti itu ketika melihat monster aneh itu." Jawab Taehyung.
"Papa Taehyung tidak berbohong," ujar Yoonji.

Lalu Taehyung melemparkan bola itu dan terbentuklah pusaran hitam menuju tempat terletak nya jantung Moorim.
"Cepat masuk!" Perintahnya.
Yoonji yang pertama masuk, disusul Wooseok dan Jeni.
"Masuk Kihyung, tidak ada waktu lagi." Ucap Taehyung.
"Ayah akan masuk juga 'kan?"
Taehyung menatap anaknya sebentar lalu ke belakang Kihyung. Dewi Serqet sudah kelihatan di ujung lorong dan hanya berjarak 5 meter dari portal.
"Masuk Kihyung." Perintahnya.
"Jawab aku dulu, ayah!"
"Tidak, Kihyung. Harus ada yg mengalihkan perhatiannya." Ucap Taehyung membuat Kihyung terkejut sekaligus panik.
"Apa maksud ayah?"
"Kalau yg kau katakan itu benar, kita harus mencegah dewi itu mencapaimu. Setidaknya, itu yg akan kulakukan untuk membantu kalian."
"Ayau, tapi dia itu berbahaya!"
"Aku sudah sering menghadapi bahaya, nak. Aku ayahmu."
"Ayah akan baik2 saja 'kan?" Kihyung benar2 khawatir dan panik setengah mati.

Taehyung melirik si Dewi. Ternyata dewi itu hanya melihat ke arah Taehyung. Langkahnya kini pebih pelan karena tahu mangsanya berada tepat di depannya.
"Pergilah," pinta Taehyung.
"Ayah harus kembali pada Ibu. Harus. Ini permintaanku."
"Tentu, sayang. Percaya pada ayah."
Terdapat nada keraguan dari suara Taehyung. Tapi tatapan dan postur tubuhnya menandakan dia sudah benar2 siap menghadapi ancaman.

Taehyung mendorong Kihyung ke portal lalu ia meronggoh sakunya mengeluarkan benda bersinar biru. Sang Dewi tertawa senang dengan menggumamkan 'batuku! Itu batuku!' hingga semuanya gelap.

-

Kihyung berputar di dalam portal. Ia pernah melakukan ini. Tapi tidak ketika dia melihat ayahnya sendiri berkorban demi misi gila ini. Ia melihat ayahnya memengang potongan batu berwarna biru yang ia keluarkan dari sakunya.
Hingga sesampainya di lokasi, Kihyung membiarkan tubuhnya terpelanting. Untungnya ia jatuh tepat di hadapan Yoonji, hingga namja cantik itu bisa menahan berat tubuh Kihyung.
"Kihyung dimana ayahmu?" Tanya Wooseok.
Kihyung melepaskan cengkraman Yoonji dari lengannya. Lalu ia duduk dengan lesu.
"Kihyung? Apa yg terjadi?" Tanya Yoonji khawatir.
Kihyung masih mengatur emosinya, matanya terpejam rapat2 hingga ia merasakan tangan Yoonji di atas tangannya. mengelusnya pelan berusaha untuk menenangkannya. Lalu Kihyung membuka isi kepalanya. Membiarkan Yoonji membaca semua yg sedang ia pikirkan.
"Astaga, jadi seperti itu." Ujar Yoonji.

Jeni menggeram kesal. "Bisakah kalian ceritakan? Apa yg terjadi pada paman Taehyung?"
"Papa Taehyung mengalihkan perhatian Serqet dengan membawa satu potongan batu berwarna biru." Jelas Yoonji.
Wooseok dan Jeni terkejut lalu ikut duduk di samping Kihyung.
"Kihyung, paman akan baik2 saja." Ujar Wooseok.
"Dia juga bilang begitu," balas Kihyung. "Tapi kalian tidak mendengar nada ragu di suaranya. Aku juga tidak punya kilasan untuk masa depannya." Sedih Kihyung.
"Kihyung percaylah, percayalah pada ayahmu." Mohon Jeni.
"Aku percaya, Jeni. Tapi hatiku menolaknya."

Mereka membiarkan keheningan menimpa mereka. Membiarkan Kihyung menenangkan hatinya. Tiba2 pemuda itu terkesiap.
"Jeni," panggilnya, "berikan aku satu papirus lagi."
Dengan terheran2 wanita itu memberikan papirus dan penanya.
Kihyung mulai menulis.

Carter, Sadie, tolong bantu aku,
Temukan ayahku dan bantulah dia,
Aku sudah berada di jantung moorim untuk membaca batu2 yg kami miliki,
Jadi tolong bantulah dia,
Ada potongan batu biru yg ayahku bawa,

Aku mohon,

Kihyung mengirimkan pesan itu dengan harapan Carter dan Sadie menerimanya dan dengan senang hati pergi menolong ayahnya.
"Kihyung apa kau yakin?" Tanya Yoonji.
"Kalaupun tidak, ayah sudah berkorban untuk kita. Kita harus selesaikan misi ini dan kembali ke kehidupan normal kita." Jawabnya.

Mereka semua mengangguk lalu berdiri dan bersiap untuk menghadapi masalah selanjutnya.
Tempat yg mereka tuju adalah sebuah pegunungan. Sangat asri dan sejuk seolah gunung ini tidak pernah dijarah siapapun.
Tapi mereka salah, mereka kini berada di tempat umum yg sangat penuh akan pengunjung.

Apa mereka salah tempat?
Apa ayahnya sengaja mengirim mereka kesini agar jauh dari bahaya? Dengan mengirim mereka ketempat penuh pengunjung?

Mustahil

Tbc.

Horee.. bisa update lagii..

Like n comment yaa.. jangan lupaa..

Yang pasang apk nya, jangan lupa mampir yaa.. sudah di tebitkan 2 chapter..

Moorim School : The Truth Of EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang