Chapter 2

891 73 0
                                    

3 bulan telah terlewatkan. Di sinilah mereka semua, berkumpul di ruang yayasan sskolah SOPA. Mereka tak lain adalah Kihyung, Yoonji, Jeni, dan Wooseok. Berhubung pemilik sekolah sedang berada di kantor pusat, mereka memanfaatkan pertemuan mereka di sana.
Tak ada hal yg penting sebenarnya, hanya saja mereka sudah sering menghabiskan waktu bersama hingga seringkali mereka merasakan rindu akan momen2 bersama mereka. Padahalkan masih ada musim panas depan untuk di habiskan waktu bersama.

Mereka menyantap 2 box pizza yg baru saja datang. Sambil makan, mereka melontarkan lelucon satu sama lain.
Kihyung berdiri dan berjalan menelusuri rak2 buku di ruangan itu.
"Sedang mencari apa?" Tanya jeni.
"Aku heran, kenapa kakek dan ayah menutup gerbang menuju lereng bukit moorim dari tempat ini?" Jawab kihyung sambil menatap buku yg berjejer. Ia tau cerita saat ayahnya di tawan untuk memasuki lereng bukit moorim. Tapi ayahnya tak menceritakan tujuannya di tawan di sana. Ayahnya hanya bilang bahwa itu karena teman ibunya yg ingin ibunya kembali padanya. Tapi kihyung yakin ada yg di sembunyikan dari semua cerita ayahnya.
"Kau sudah tau ceritanya kihyung. Ayahmu di tawan di tempat itu." Ucap wooseok.
"Ya aku tau. Tapi apa tujuan mereka membawa ayahku ke lereng itu tanpa ada maksud tertentu. Bisa saja mereka menyimpan ayahku di tengah rel kereta api agar ekstrem kan?" Jawab kihyung.
"Sadis sekali kau pada ayahmu sendiri!!" Ucap jeni sambil meringis ngeri.
"Dia mulai seperti ini lagi." Keluh yoonji membuang muka muak.

"Ohh ayolah aku serius,," ucap kihyung.
"Keseriusanmu selalu tak membuahkan hasil kihyung! Terakhir kali kau bertanya tentang asal usul bir. Siapa yg menciptakannya? Dan tujuan di ciptakan bir? Ternyata semua pertanyaan itu sudah ada kisahnya bahkan di bukukan." Jawab yoonji malas.
"Benar dan itu adalah kisah dari dewa yunani Dionysus." Tambah wooseok sambil tertawa geli.

Kihyung menghela nafasnya pelan.
"Aku benar2 serius kali ini. Ku yakin belum ada yg mengetahui tentang ini! Kita harus mencari taunya!" Ucap kihyung dengan semangat.
"Aku sudah bosan mendengar ini." Gumam yoonji.
"Itu karena kau sudah tau rencanaku yoonji ku sayang." Jawab kihyung.
"Menjijikkan." Umpat yoonji.
"Benar juga, ayahku pernah bilang bahwa tempat itu berbahaya. Tapi seberbahaya apa tempat itu hingga di segel?" Heran jeni.
"Nahh kan, itu membuatku sangat penasaran." Bela kihyung.
"Dan aku yakin ada hubungannya dengan batu2 yg di simpan ayah." Lanjut kihyung.
"Batu?" Beo wooseok.
"Benar, dimana batu2 itu sekarang?" Tanya jeni.
"Kita akan mencarinya." Jawab kihyung santai sambil duduk lagi di sofa dan mengambil sepotong pizza.
"Apa maksudmu kita akan berpetualang?" Tanya wooseok dengan binar antusias di matanya.
Kihyung tersenyum tampan lalu menatap yoonji.
"Yoonji kau sudah berjanji untuk membantuku kan? Dan kita akan mencari batu2 itu serta mencari rahasia dari lereng bukit moorim saat kita liburan sekolah semester ganjil bulan depan." Kelas kihyung.

Yoonji menatap malas namja yg selalu mengganggunya dari orok ini.
"Kau membawa2 namaku?" Tanya yoonji datar.
"Ya, kau sudah berjanji saat orientasi." Jawab kihyung.
"Kurasa aku belum pernah menyetujui ajakanmu." Ketus yoonji.
"Sudah!! Walau kau menolak, kita juga harus tetap bersama2 dan menyelesaikannya dengan bersama2 juga." Ucap jeni menengahi pertengkaran antara kihyung dan yoonji.

"Aku tau apa yg kau pikirkan wooseok!! Aku tak memiliki hubungan apapun dengan si bodoh ini!!" Ketus yoonji sambil menunjuk kihyung.

-

"Depyonim?" (Aduh, apa bener ya tulisannya?)

Lelaki bermarga Jung itu mendongakkan kepalanya dan menatap sekretarisnya.
"Hoseok, sudah berapa kali aku bilang untuk memanggil namaku saja jika kita sedang berdua." Keluh taehyung pada sekretarisnya.

Yup, kalian ingat kejadian saat jungkook sang istri melabrak Hyorin ke apartemennya?? Setelah kejadian itu taehyung segera memecat wanita itu dan mencari sekretaris baru. Dengan ajaibnya hoseok sang sahabat semasa sma nya itu mendaftarkan diri dengan ijazah D3 menejemen bisnis. Lalu yg lebih mengejutkannya lagi lelaki itu menikah dengan Pichy. Sahabat jungkook dulu. Bukankan pichy menyukai yoongi? Tapi semua ini telah berubah. Hoseok berhasil membuat pichy berada di bawahnya entah bagaimana caranya.

Kembali pada masa kini.
"Baiklah taehyung. Sekarang kau harus pergi menemui klien dari brooklyn." Ucap hoseok.
Taehyung menghela nafas berat.
"Kenapa?" Tanya hoseok.
"Aku heran dengan isi proposal perusahaannya. Kenapa pada visi dan misi ia membawa2 kata Moorim? Dari mana dia tau?" Heran taehyung sambil membawa jas kerjanya lalu berjalan keluar perusahaannya.
"Tanya saja saat sudah bertemu." Jawab hoseok santai.

Di sinilah taehyung sekarang, di restoran tertutup. Ia berjalan masuk di temani hoseok.
"Ruangan dengan nama Kane." Ucap hksoek pada resepsionis restoran.
Mereka di antar ke ruangan yg di tuju dan masuk ke dalam. Sebuah pemandangan pertama yg membuat taehyung heran. Kliennya ini sendirian dengan pakaian yg menurutnya aneh. Bajunya terbuat dari bahan linen dan sangat sederhana seperti baju tidur yg sering jungkook pakai setiap hari.
"Charter Kane?" Tanya taehyung.
Pria itu tersenyum ramah lalu berdiri.
"Senang bertemu denganmu CEO Jung Taehyung." Pria bernama Charter itu mengulurkan tangannya.

Taehyung menatap tangan charter lalu detik berikutnya ia menjabat tangan itu.
"Anda datang sendiri?" Tanya taehyung.
"Ya, sekretaris saya sedang sibuk. Dan tolong panggil charter saja." Jawab charter.
"Baiklah charter. Bisa kita mulai rapatnya? Sejujurnya saya kurang paham dengan proposal yg anda buat." Tanya taehyung.
Charter tersenyum simpul.
"Kurasa sekretarismu juga mengetahuinya." Ucap charter sambil menatap hoseok.

Taehyung menaikkan sebelah alisnya. Firasatnya bilang bahwa pertemuan ini tak akan bisa berjalan lancar.
"Maaf?" Heran taehyung.
"Kurasa aku sudah menulis kata kunci di proposal." Ucap charter.
Taehyung menatap charter serius.
"Moorim? Apa tujuanmu dengan moorim?" Tanya taehyung dengan suara yg meninggi.
"Aku hanya ingin melihatnya. Dan aku harus mencari sesuatu di sana." Jawab charter santai sambil meraba2 tas kotaknya seakan takut tas itu hilang begitu saja.
"Bagaimana bisa kau tau tentang moorim?" Tanya hoseok.
"Aku akan memberitaunya, tapi tidak di sini. Dan kita juga harus mendiskusikan sesuatu yg penting." Jawab charter.
"Sesuatu yg penting?" Ulang taehyung dengan ekspresi bertanya.
"Bagaimana kalau kita ke Moorim? Aku tak tau tempatnya dimana yg tempat itu tersegel kan?" Tanya charter.

Ekspresi bertanya taehyung berubah menjadi datar dan dingin.
"Jujur saja, aku sangat penasaran akan tujuanmu, tapi jika kau ingin memasuki kawasan kami tanpa adanya hubungan kekerabatan dengan murid2 di sana, aku tak bisa mengizinkanmu memasuki kawasan kami." Ucap taehyung.
"Kurasa kita sudah selesai." Lanjut taehyung sambil berdiri dari duduknya dan keluar dari restoran itu.

-

"Ada yg aneh tae," ucap hoseok setelah mereka sampai di kantor.
"Memang begitu kelihatannya, aku harus memberitahu ayah untuk menambahkan tingkat penyegelan."
Taehyung menatap jauh dari kaca ruangannya. Hal yg sering ia lakukan untuk berkomunikasi dengan keluarganya di moorim. Berbicara pada harimau putih kesayangannya.

Tbc.

Hollaaaaa..
Mianhae, sugar baru update lagi.. sugar kemarin2 pusing mikirin ujian Utbk sugar di cimahi.. mana sugar ga di kasih ongkos lagi sama orang tua sugar.. untung masih ada bibi sugar yg eling.. 😁😁

See you next chapter guys..
Don't forget to like and coment this story..
Atau kalian bakal di sumpahin biar jomblo seumur hidup!!!😈😈😈

Atau kalian bakal di sumpahin biar jomblo seumur hidup!!!😈😈😈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Moorim School : The Truth Of EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang