ketemu keluarga Haechan

35 15 26
                                    

Pagi itu Anggika dan Yerin baru saja keluar dari kelasnya setelah selesai kuliah, kebetulan saat itu mata kuliah hanya satu dan setelahnya kosong. Yerin mengajak Anggika jalan ke mall untuk jalan-jalan refresing tapi Anggika ingat kalau hari ini ia sudah punya Janji dengan Haechan jadi ia menolaknya.

" Jadi Lo mau jalan sama Haechan? " Tanya Yerin pada Anggika saat keduanya menuruni tangga.

" Katanya sih tadi mau ngajak ke toko kue, adeknya ulang tahun gitu " jawab Anggika.

Kedua nya masih asyik ngobrol sampai dari belakang mereka Evelyn muncul menyamai keduanya berjalan dipinggir Anggika.

" Hai " sapa nya pada keduanya.

" Hai " jawab Anggika, sementara Yerin diam saja.

" Habis ini Lo mau kemana? " Tanya Evelyn pada Anggika.

" Gue? Mau ada urusan " jawab Anggika kikuk

" Padahal gue pengen ngajak Lo cari buku statistika, Lo kan jago di statistika. Gue pengen sekalian minta ajarin gitu, soalnya kan bentar lagi PTS gue takutnya bingung" jelas Evelyn disampingnya. Anggika mendengarnya dengan kikuk sementara Yerin diam.

" Kalo besok gimana? Gue hari ini ada acara " jawab Anggika lagi.

" Oh.. boleh deh. " Balas Evelyn.

Ketiganya menuruni tangga kampus dalam hening, biasanya sih kalau tak ada Evelyn, Anggika dan Yerin sudah sibuk menggibah seluruh penjuru kampus, tapi kali ini keduanya memilih diam.

Sesampainya di parkiran kampus Anggika menemukan Haechan disana, duduk diatas motornya dengan teman-temannya masih mengobrol. Ada Udin juga disana, ia melihat kearah sana ragu, Haechan belum melihatnya dan tak mungkin ia menghampiri laki-laki itu duluan Anggika masih punya malu, Yerin dan Evelyn ikut mengarahkan pandangannya ke gerombolan itu.

" Udah samperin aja kali " cibir Yerin sembari mengikut pinggang Anggika.

" Ih nggak ah, nunggu dia nengok aja " jawab Anggika masih melihat ke arah mereka.

" Biar aku panggilin " kata Evelyn tiba-tiba.

Anggika dan Yerin kaget serempak. Maka di panggillah Haechan disana, gerombolan teman-temannya lalu menengok ke arah mereka bertiga, teman-temannya menatap Evelyn dengan takjub, bagaimana tidak seorang ratu angkatan yang terkenal di kampus menyapa mereka, oh bukan mereka hanya satu.

" Wehh gila oy, pacar lu? " Tanya salah satu teman Haechan pada Haechan.

" Gila Lo dekil gini dapatnya bidadari kampus " jawab teman yang lainnya.

Anggika menahan nafasnya, apakah mereka belum tau kalau ia pacarnya Haechan? Apakah laki-laki itu tak memberitahu mereka? Sementara Yerin diam disampingnya sembari menatapnya takut, entah kenapa. Sementara Evelyn memasang wajah kagetnya.

" Eh, enggak kok. Cuma temen " jawab Evelyn kemudian sembari tersenyum malu pada mereka.

Kalau boleh jujur saat itu Anggika merasa kalau Evelyn terlihat sangat palsu, ia seperti senang dengan respon teman-teman Haechan saat itu, sementara Haechan hanya mengelak sambil sesekali memukul mereka. Anggika menahan nafasnya sendiri yang mulai sesak, laki-laki itu, apa susahnya mengatakan tidak.

" Sia nu gelo, bukan pacar gue. Pacar gue yang dibelakang " jawab Haechan kemudian, teman-temannya lanjut manatap Yerin dan Anggika bergantian seperti menerka-nerka.

" Yang mana dah? " Tanya temannya.

" Yang rambut pendek " lanjut Haechan.

Teman-temannya ber oh ria, sementara Anggika hampir saja melempar laki-laki itu dengan sepatu untunglah dia ingat tempat, sementara Yerin disampingnya menahan tawanya. Anggika melirik ke arah Evelyn yang saat itu masih tetap tersenyum manis, manis sekali seperti gula Jawa.

About Us | Ahn Yujin•Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang