someone who always makes a laugh

28 4 2
                                    

💚

Anggika duduk bersilah di depan aquarium nya, sembari memperhatikan setiap gerak gerik ikan di dalamnya. Sesekali ia mengetuk-ngetuk kaca aquarium saat ikan-ikan kecil warna warni itu mendekati kaca.

Fikirannya masih kalut sejak kemarin, hal itu bukan tanpa alasan. Sebab sejak pertengkaran kemarin itu Haechan belum juga mengubungi nya, ia pun enggan menghubungi laki-laki itu lebih dulu, gengsinya terlalu besar.

Ia sedikit gelisah, sebab selama dua tahun menjalin hubungan bersama, Haechan tidak pernah melakukan ini, laki-laki itu selalu saja lebih dahulu menghubungi nya kalau mereka bertengkar. Tapi sejak beberapa saat ini, ia merasa laki-laki itu banyak berubah.

"Panggil duluan aja kali ya?" Katanya pada diri sendiri.

"Gak deh, siapa yang salah siapa yang minta maaf dong," jawabjya sendiri, Anggika mandiri.

'aiyaiya i'm your little butterfly'

Dering telfon gadis itu mengagetkan lamunannya. Segera ia mengangkat telfon itu dengan malas, bahkan sebelum membuka panggilan masuk itu, ia sudah tau pasti suara menyebalkan yang akan ia dengar, tetapi itu jauh lebih baik daripada harus bertemu dengan si empunya nama 'hiro gangster '.

Gadis itu memutar bola matanya malas, sembari mengatakan "hmmm" .

"Jalan kuy" kata orang di seberang sana dengan girang, terdengar jelas dari suaranya.

"Gak, makasih." Jawab Anggika judes.

"Oke, mau jemput jam berapa?" Tanya Hiro seperti tak perduli pada penolakan Anggika.

"Capek gue," jawab Anggika masih judes.

"Oke, jam 8. Dadahhh"

Telfon dimatikan tanpa aba-aba, gadis itu melihat ponselnya bingung. 'stress' pikirnya.

***

Benar saja, pukul 8 pagi itu suara motor berisik itu telah mendarat di halaman rumahnya. Anggika mengabaikan suara ketukan pintu berulangkali yang ia tahu benar dari siapakah pengetuknya.

Suara pintu itu terus diketuk bahkan semakin keras, dan yang membuat Anggika makin kesal adalah bahkan Hiro di luar tengah menyanyi sembari membuat ketukan nada dari pintunya. Anggika meremas kepalanya kasar, ia sudah cukup lelah, sangat lelah dengan kelakuan Hiro.

Ingin rasanya gadis itu melemparkan bom nuklir ke arah Hiro agar dia bisa tenang dan pergi dari kehidupannya, pikirnya. Maka dengan langkah kasar dan wajah musamnya, ia raih sapu yang ada di ruang tamunya itu sembari berjalan ke arah suara.

"WOY SETAN! Gausah kerumah gue lagi Lo, kalo orang gak bukain pintu ya pergi, ganggu banget sih Lo!" gerak Anggika sembari memukulkan sapu itu ke arah Hiro

Hiro hanya mengaduh sembari terus mencoba menghindari pukulan sapu pagi itu.

"Wehh apenih, gak sopan banget, tamu terhormat di pukul sapu." Bela Hiro sembari menghindari sapu.

Anggika berhenti memukulkan sapu dan melemparkan sapu itu ke arah Hiro yang pas sekali gagang sapu itu mengenai dahiny, Hiro meringis sebentar sembari mengelus dahinya

"Lo kalo mau gangguin orang ngabarin dulu dong," jawab Anggika mencoba menahan amarahnya

"Lah kan udah gue kabarin" bela Hiro

"YA LO ANEH BEGO! LO NELFON GUE MENDADAK, LO BARU NELFON GUE DUA MENIT YANG LALU, GILA LO!!" amarah Anggika pagi itu, ia mengabaikan tetangganya yang berbisik-bisik melihatnya.

"Ya kan udah gue kabarin,"

"Lo ngabarinjya mendadak bego,"

"Lo nya yang lambat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Us | Ahn Yujin•Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang