Anggika menerobos kumpulan orang-orang di lapangan saat itu, suasana panas dan ribut itu benar-benar membuat nya tak dapat berfikir jernih, beberapa orang tampak terdorong olehnya dan beberapa mendorongnya, ia merutuki mereka semua yang malah menjadikan hal negatif itu sebagai tontonan alih-alih melerai.
Setelah susah payah menerobos kerumunan orang-orang Anggika sampai pada apa yang di carinya, di depannya Haechan dan Hiro tengah berkelahi, dengan beberapa orang yang mencoba melerainya. Tapi Hiro tak melepaskan cengkraman tangannya pada kerah Haechan yang sekarang terduduk di bawah sedangkan Hiro berdiri.
Keduanya tampak sangat lusuh, baju yang mereka kenakan pun tak tampak seperti baju lagi. Maka dengan cepat Anggika masuk ke dalam perkelahian ke dua orang itu, menarik lengan Hiro dengan susah payah sambil berteriak keras.
Namun saat hendak menarik lengan laki-laki itu tanpa sengaja atau memang sengaja Hiro melempar nya yang tengah menarik tangannya membuatnya terlonjak ke belakang, gadis itu meringis kesakitan.
"Anjir, berenti bego Lo berdua kenapa sih," seru Anggika setelah kembali berdiri untuk melerai keduanya, seperti nya keduanya belum menyadari.kedatangan Anggika.
"HIRO!!!" bentak Anggika saat laki-laki itu berhasil mendaratkan tinjunya ke wajah Haechan, hati Anggika sakit sekali melihat kekasihnya itu di perlakukan begitu.
Hiro yang sadar akan panggilan itu menoleh ke arahnya tampak bingung, Haechan menggunakan kesempatan itu untuk membalas tinjuan di wajah Hiro. Membuat si empunya wajah terdorong ke belakang, tersungkur ke bawah.
"BERENTI, BEGO!!!" teriak Anggika saat keduanya sedikit berjauhan.
Anggika berdiri di antara keduanya, merenggangkan tangannya sembari melerai keduanya. Ia menatap Hiro dan Haechan bergantian.
Anggika kemudian menarik tangan Haechan menjauh, menerobos kerumunan orang yang mulai menatap mereka heran, meninggalkan Hiro dengan tatapan sengitnya di sana.
Anggika membawa laki-laki itu menjauh dari lapangan, membawanya ke belakang fakultas, tempat biasanya mahasiswa merokok, di bawah rimbunnya dedaunan pohon beringin yang sejuk, yang saat itu entah kenapa sepi.
Keduanya duduk di salah satu kursi yang ada di sana, Anggika masih menggandeng tangan laki-laki itu, wajahnya telah lebam akibat pukulan Hiro tadi, Anggika tak tau berapa banyak Hiro memukul laki-laki itu, tapi yang jelas, Anggika tau Haechan memang bukan lawan Hiro, sebab di wajah Hiro tak begitu nampak lebam, hal yang berbeda ada pada wajah kekasihnya itu.
Anggika mengatur nafas beratnya berulang kali, lantas melempar tangan laki-laki yang tadi di genggamnya itu kasar.
"Bego Lo ya?" Tanya Anggika sengit.
"Dia duluan yang mulai," adu Haechan padanya.
"Lo berdua kenapa sih hah?" Kata Anggika marah, Haechan menundukkan kepalanya.
"Dia Dateng ke kelas tiba-tiba mukul," jawab Haechan masih dengan menundukkan kepalanya.
"Kenapa gak ngehindar aja?" Tanya Anggika lagi.
"Udah, tapi dia ngejar kayak orang kesetanan." Jawab Haechan merengut, sembari memegangi pipinya yang lebam.
"Lo berdua kali kerasukan setan," ketus Anggika.
"Gue juga gak tau kenapa dia mukul," jawab Haechan menjelaskan.
Anggika juga bingung akan apa yang dilakukan Hiro, apa masalah mereka. Anggika beberapa kali memijat pelipisnya sembari menghembuskan nafas nya kasar.
"Coba liat," kata Anggika sembari memegangi dagu Haechan melihat lebam di pipinya.
Gadis itu mendorong nya kasar setelah melihat lebam di pipinya, ada perasaan kasihan di dalam dirinya meski perasaan khawatir nya lebih mendominasi. Maka diambilnya tissue dari tas nya dan mengusap wajah kotor itu berulang kali.
![](https://img.wattpad.com/cover/253093260-288-k606992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Ahn Yujin•Lee Haechan
Fanfiction( Cuma tulisan gajelas dari seorang gadis pemuja Haechan kekasih Hendery, nulis kalo mood)🌻