Sunflower

16 5 0
                                    

Setelah kepergian Hiro tadi Anggika masih terduduk diam di sofa ruang tamunya, tak berapa lama kakak nya datang. Melihat nya heran.

" Haechan dari sini? " Tanya kakak nya itu sembari ikut duduk di samping nya.

" Gak tuh, " jawab nya.

" Ini bekas siapa dong? " Tanya kakak nya lagi.

" Temen, " jawab nya singkat seraya berdiri dan naik ke kamarnya.

Di dalam kamar nya ia merebahkan diri di kasur nan empuk bak roti awan itu. Ia menatap langit-langit kamar nya, berfikir sejenak tentang laki-laki yang barusan keluar dari rumahnya, berfikir bagaimana Hiro selalu mengganggunya, dan selalu hadir di sekeliling nya. Membuatnya bergidik ngeri, mungkin kah laki-laki itu menyukai nya pikir nya.

Anggika kemudian menggelengkan kepalanya berulang, sembari membuang jauh-jauh pikiran aneh itu. Lalu tanpa sadar terlelap.

                                    •••

" Angii...., " Panggil kakak nya dari luar.

Gadis itu membuka mata nya cepat sebab kaget mendengar suara itu, meski itu bukan hal yang baru sebab kakak nya melakukannya tiap pagi, ia tetap saja sering kaget dengan suara kakaknya itu.

Dengan langkah malas nya ia buka pintu dan menampakan kakak nya berpakaian rapi di depan kamarnya.

" Gada kuliah  gue, " jawab nya malas.

" Ada temen mu nyariin, " kata nya.

Anggika berfikir sejenak, siapa teman nya yang datang ke rumah nya sepagi ini. Yerin tentu saja, gadis itu pasti masih bergumul dengan selimut nya di rumah. Mark? Tidak mungkin, laki-laki itu mendatangi rumahnya. Haechan kah? Tapi kalau haechan pasti kakak nya akan bilang itu Haechan alih-alih bilang itu temannya.

"Hiro?" Tanya nya pada diri sendiri.

"Gatau deh," jawab kakaknya sembari meninggalkan nya sendieian.

Maka dengan perasaan was-was ia lari ke bawah, dan benar saja. Laki-laki yang tadi malam baru pulang dari rumah nya itu kini sudah berada di sofa nya lagi, duduk manis di sana. Anggika melongo melihatnya.

"Ngapain sih Lo?" Tanya nya, Hiro yang mendengar itu lalu mengarahkan pandangannya ke arahnya.

Hiro terkekeh geli melihatnya, tapi Anggika tak perduli sebab yang gadis itu pikirkan adalah kenapa laki-laki itu di rumah nya lagi sekarang, di jam sepagi ini.

" Lucu banget deh Lo kalo bangun tidur gini, " katanya sembari tersenyum ke arahnya.

"Mau ngapain? Gue gak Nerima tamu pagi-pagi," ketus nya masih berdiri di depan Hiro.

"Lah, kakak Lo bilang gak papa," eyel Hiro.

Anggika diam sembari ikut mendudukkan badannya di sofa yang agak jauh dari posisi Hiro duduk. Ia terlalu malas meladeni Hiro, sebab ia tau betul laki-laki itu tak akan kalah dengan nya. Lagi pula ini masih pagi buta.

"Gue mau ngajakin Lo jalan," kata Hiro santai.

"Ogah, mau kuliah." Jawab nya ketus.

"Bohong banget, Mark bilang kalian gak ada kuliah." Lanjut Hiro.

Anggika terus merutuki perbuatan Mark saat ini.

" Tetep aja male," jawab nya.

"Yaudah kalo gitu, gue di sini aja, nemenin Lo liburan," kata Hiro.

"Gausah," jawab Anggika malas-malasan sembari menggaruk kepalanya kasar, ia sudah tak sanggup meladeni tingkah laki-laki itu.

"Yaudah jalan kalo gitu," ajak Hiro maksa.

About Us | Ahn Yujin•Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang