Step.4

38 9 8
                                    

Pukul 7 malam lewat, Kirana baru sampai dirumah miliknya. Ia sungguh tidak ingin kembali kerumah ini tapi bagaimanapun ia tidak bisa kabur dari kenyataan.

Baru saja membuka pintu rumahnya, ayah Kirana berjalan kearah dirinya "APA KAU JALANG? JAM SEGINI BARU PULANG, HUH!? "

Plak~

Beserta tamparan yang kuat itu Kirana mengalirkan air mata nya kembali, ini sangat sakit bagi Kirana ia sudah berusaha untuk menjadi kuat agar bisa menahan sakit ini tapi dia tidak bisa.

Tidak ada yang bisa datang menolong dirinya, bahkan ibu nya hanya bisa duduk terdiam di sofa single itu karena takut kepada ayahnya.

"Maaf appa, aku pergi ke pemakaman jaehyun oppa tadi bersama Emma dan Angie" Jawab Kirana takut takut, "kau lebih memilih kuburan itu daripada nilai mu huh!?".

Kirana menatap ayahnya tajam, "tolong jangan mengatakan jaehyun oppa seperti itu, dia adalah abang sahabatku berarti dia merupakan abang ku juga. Jangan sembarangan mengatakannya" .

Amarah kirana meningkat, dia sangat membenci orang yang berkata seperti itu. Walaupun mereka sudah pergi alias meninggal, setidaknya hormati mereka.

Ayah Kirana setiba tiba menjambak rambutnya kuat membuat Kirana menahan sakit itu "yeobo" Ibu Kirana mendirikan tubuhnya , ia hanya bisa menahan air matanya melihat putri satu satu nya itu.

"KAU HARUS BELAJAR MENGHORMATI ORANG TUA" Bentak ayahnya sambil mendorong tubuh Kirana menjadi tergeletak di lantai dingin itu, Kirana tidak menyesal dengan perkataan nya, ayahnya yang harus menyesal.

Lalu ayah Kirana pergi dengan keadaan yang marah menaiki tangga menuju ruang kerjanya. Ibu Kirana mendatangi dirinya "Anna, kamu gakpapa? " Kirana mengeluarkan tangisannya "hikss... Aku tidak apa apa, aku akan masuk kamar hiks".

°
°
°
°
°

Renjun yang sedang belajar dengan wajah yang penuh memar itu, dirinya meletakkan pulpen nya dan beralih menatap plester yang masih tertempel di siku lengannya. Renjun tersenyum mengingat perkataan gadis itu .

Seumur hidupnya renjun belum pernah merasa sedekat itu kepada wanita, karena dirinya hanya kurang nyaman. "Jung emma" Gumam nya sambil tersenyum tipis menatap plester itu.

Ting~

0********567
Hi! Renjun
Ini emma, jung emma.
Aku mendapat nomor mu dari
Buku kelas.

Renjun menegakkan tubuhnya terkejut, dia bingung ingin menjawab apa, bisa dibilang gugup.

Jung Emma.
Kamu sudah tidur?
                                             Oh, Hi! Belum
Sedang apa?
                                                      Belajar
Astaga, maaf aku
menganggu waktu belajar mu
Kembali lah belajar,
Sampai jumpa besok renjun!
                                          Sampai jumpa!

Renjun berpikir untuk tidak bersekolah besok, dengan keadaan wajah yang seperti ini, dia akan dituduh berkelahi dengan siswa lain. Jadi, dia mungkin bisa bertemu emma lagi lusa.

°

Hari ini sekolah berjalan seperti biasa walaupun bagi emma hari ini cukup membosankan karena teman sebangku nya aka renjun tidak datang dengan alasan sakit.

"Pelajaran hari ini cukup sampai sini, silakan pulang dengan hati hati anak anak" Semua siswa berdiri dan membungkukkan tubuhnya hormat. "Ya! Apa menurut mu renjun dipukuli ayahnya lagi? " Tanya salah satu siswa kepada temannya yang membuat emma menguping mereka.

My Everything | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang