Shu-ryeon mengerutkan dahinya bingung, memar? Bagaimana bisa ada memar di tubuh putrinya?
"Memar? Emma?" shu-ryeon menegakkan tubuhnya , sedangkan emma dirinya hanya menatap kebawah ,tatapan nya kosong, dirinya sangat takut untuk memberi tahu ibunya bahwa dirinya sakit.
"ap-appa melakukannya pada...pada ku" mata emma bergetar menandakan bahwa dirinya benar-benar takut menghadapi ini. Kepala emma sedikit pening membuat dirinya menutup matanya sejenak lalu berkata "aku sakit eomma".
Shu-ryeon terdiam, pikirannya terus berkata kalau dirinya tidak berhasil menjadi seorang ibu, dirinya gagal melindungi dan membuat putrinya bahagia. Hati nya berkata kalau dirinya tidak pantas menjadi seorang ibu.
"aku mengidap leukemia, m-maaf " pipi emma basah akibat air matanya yang terus menerus jatuh tanpa isakan yang keluar dari mulutnya. Begitu juga dengan shu-ryeon, dirinya menangis air mata itu terasa sangat hangat di pipinya, ia memegang dadanya yang terasa sakit , "aku tidak pantas lagi dipanggil ibu".
Emma menggeleng "jangan ngomong begitu eomma" ,isakan itu terdengar berasal dari shu-ryeon, untung saja cafe itu sedang kosong jadi tidak ada mata yang menatap mereka selain renjun yang sedang mengenggam tangan emma yang terasa sangat dingin.
"Kenapa ia tega seperti itu? aku harus melakukan sesuatu, aku tidak bisa membiarkan memar itu sembuh sedangkan pelakunya bersenang diri. Aku harus melindungimu apapun yang terjadi, karena aku seorang ibu"
Emma dan renjun menatap shu-ryeong bersamaan, air mata renjun tertahan diujung matanya, ia mengingat kata kata itu, kata kata terakhir yang diucapkan ibunya kepada dirinya .
'karena aku seorang ibu'
Shu-ryeon mendirikan tubuhnya lalu menyeka air matanya, renjun ikut berdiri "ayo emma" emma bingung ,apa yang akan terjadi selanjutnya.
"renjun, nak terima kasih" shu-ryeon mengenggam kedua tangan renjun erat lalu menatapnya dengan sangat dalam, dari situ lah renjun bisa merasakan kembali kasih sayang ibunya dulu.
"kamu tidak datang terlambat, aku yang datang terlambat. Kalian hanya anak remaja yang akan beranjak dewasa tapi kalian terlalu cepat merasakan kerasnya dunia ini"
Shu-ryeon kembali menatap putrinya "ayo,aku akan melawannya untuk mu" sama seperti emma ,shu-ryeon juga pernah menadapat kekerasan dari suaminya aka ayah emma.
Shu-ryeon tersenyum menatap renjun "aku harus menyelesaikannya" lalu beranjak pergi sambil mengenggam tangan emma . Renjun terdiam kembali dirinya tidak bisa berkata apapun.
>
Di dalam mobil,tidak ada percakapan diantara ibu dan putri ini. Shu-ryeon membawa mobil dengan sangat kencang sesekali emma menahan tubuhnya dengan gagang pintu disampingnya.
Akhirnya mereka sampai di rumah suaminya, shu-ryeon keluar dengan keadaan hati nya yang tidak menentu, marah,sedih,kesal,takut semuanya bercampur aduk. Lalu berkata pada emma "ayo keluar, Jangan takut , ada eomma. Genggam terus tangan eomma, jika emma takut" Mereka memasuki rumah dengan tangan mereka yang saling mengenggam .
Selangkah demi selangkah berjalan menuju ruang tamu, jantung emma berdetak lebih kencang dari biasanya.
Terlihat ayahnya sedang menonton televisi dengan anak tirinya dan istri keduanya. "betapa tenangnya hidupmu !!!" teriak shu-ryeon membuat mantan suaminya terkejut dengan kedua wanita disebelahnya itu , emma hanya bisa menunduk dan mengeraskan genggaman ibunya .
"melihat emma terluka begini, dirimu tidak khawatir? atau tidak merasa bersalah? karena kau yang membuat luka ini. Aku pikir kepergian ku sudah membuat mu senang, dan...kepergian putraku jaehyun"
Emma menangis ,ia menutup mulutnya agar isakan kecil itu tidak terdengar.Jujur saja shu-ryeon tidak kuat lagi berbicara, ia sudah berpikir, kalau ia tidak berhasil menjadi seorang ibu, ia tidak bisa melindungi kedua anaknya.
ia tidak ingin kehilangan lagi, hidupnya akan hancur , benar benar hancur jika kehilangan keduanya.
"Untuk apa kau mengambilnya dari ku hanya untuk menyakiti putriku!?. Kau sudah punya contoh untuk menginteropeksi diri . Apa itu belum cukup? APA KEMATIAN JAEHYUN BELUM CUKUP? jawab dasar brengsek!"
"eom-eomma"
Panggilan kecil emma tidak ditanggapi oleh shu-ryeon , dirinya menatap tajam mantan suaminya dengan mata yang basah karena air matanya yang turun sedari tadi.
"apa yang kau lakukan disini? ingin merusak rumah tangga ku lagi?"
"jangan salah paham, seumur hidupku aku tidak ingin lagi melihat wajah bodoh mu, dan keluarga menjijikan mu ini. Tapi kau melukai putriku,dan itu tanggung jawabku untuk melindunginya"
"bukankah ini salah mu semua?" shu-ryeon berjalan mendekat kearah mantan suaminya itu "kau gila ya? dulu, aku selalu menyuruh jaehyun untuk istirahat, tapi kau memaksanya belajar sampai lewat tengah malam. apa itu salah ku juga?" shu-ryeon memukul mukul dadanya .
"aku akan membawa emma bersama ku. Jangan lagi kau menyentuh emma sedikit pun. DAN KAU! aku yakin kau pernah menyakiti putriku, sadarlah kau juga seorang ibu, bagaimana jika putrimu ada diposisi emma. Mungkin itu tidak terjadi sekarang, tapi siapa yang tau apa yang akan terjadi besok atau selanjutnya?".
Wanita yang sedang berdiri disamping ayah emma itu tidak berkata apapun, dirinya hanya terdiam menatap shu-ryeon .
Lalu mereka berdua beranjak pergi meninggalkan keluarga kecil itu.
>
>
>
Di lain sisi , kirana yang sedang duduk di kursi meja belajarnya hanya menatap keluar jendela yang ada dihadapannya kosong.
ia memikirkan perkataan angie kemarin . Hari ini disekolah,dirinya tidak melihat angie maupun emma, dirinya mendapat kabar mereka berdua absen tanpa keterangan.
Hal itu membuat dirinya semakin khawatir.
Ia juga berpikir untuk melawan ayahnya ,sekarang sebelum telat.
tok~ tok~tok~
Ketukan pintu itu membuat kirana membalikkan tubuhnya menampakkan ibu nya yang membawa nampan berisi sandwich dan jus jeruk.
"jika sudah selesai belajar, makan ini dan istirahatlah. Jangan terlalu lelah" ibu nya mengatakan itu sambil tersenyum, kirana menyadari kalau ibunya pasti kurang tidur karena kantung mata ibunya sangat hitam.
dan tidak lupa bibir ibunya yang kering .
"eomma"
ibu kirana menatap putrinya dengan sangat tulus, berpikir kalau mungkin putrinya ini butuh teman cerita .
"aku akan mengeluarkan kita dari neraka ini" kirana berdiri lalu mengecup pipi ibunya pelan tapi penuh cinta.
Kirana membuka pintu ruang kerja ayahnya tanpa ketukan, "ada apa kesini?" ayahnya menatap kirana dingin begitu juga kirana yang membalas tatapan tajam ayahnya.
"berhenti memukuli ku. Itu sangat sakit, mungkin kau tidak merasa iba atau ikut merasakannya , karena kau harus mengalaminya baru merasakannya"
"aku akan menduduki tempat pertama, dan aku akan belajar tanpa arahan mu, aku tidak membutuhkannya lagi. oleh karena itu berhenti menyakiti ku dan eomma, berikan eomma istirahat . Menikah itu untuk membangun rumah tangga bukan untuk membangun cabang neraka"
"satu lagi tentang jaemin, aku akan mengurusnya sendiri. Kau tidak tau apa-apa."
Lalu kirana keluar dengan aura yang sangat dingin dan kejam , membuatnya ayahnya hanya terdiam memegang tablet itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything | Huang Renjun
Fanfic'Aku akan beristirahat untuk selamanya' 'Aku akan mencintaimu selamanya'